Daftar Isi
Allah ‘azza wajalla telah hamparkan seluruh pintu rezeki bagi makhluk-Nya di bumi ini. Allah ‘azza wajalla telah jamin rezeki tiap-tiap makhluk-Nya.
وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
“Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberinya rezeki, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud: 6)
Tugas manusia—sebagai hamba-Nya yang dibekali akal dan hati—adalah mencari dan memastikan bahwa pintu rezeki yang ia upayakan benar-benar penuh berkah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ
“Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, karena tidaklah suatu jiwa akan mati hingga terpenuhi rezekinya, walau lambat (menurut pandangan manusia) rezeki tersebut sampai kepadanya, maka bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, ambillah rezeki yang halal dan tinggalkanlah rezeki yang haram.” (HR. Ibnu Majah no. 1756. Hadits shahih)
Baca juga: Materi Khutbah Jumat: Saatnya Menggalang Persatuan Umat
Namun, karena dorongan berbagai macam faktor, manusia ternyata semakin lupa akan kewajibannya ketika menjemput rezeki dari Allah ‘azza wajalla.
Manusia tak peduli lagi dengan identitas rezekinya. Tak peduli harta haram atau halal. Tak peduli dengan harta curian atau hasil perdagangan. Tak peduli harta hasil penipuan atau perniagaan.
Persis seperti informasi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kondisi akhir zaman.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
يَأْتِي عَلىَ النَّاسِ زَمَانٌ لاَ يُبَالِي الْمَرْءُ مَا أَخَذَ أَمِنَ الْحَلَالِ أَمْ مِنَ الْحَرَامِ
“Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak peduli apa yang dia ambil, apakah dari hasil yang halal atau hasil yang haram.” (HR. Al-Bukhari dan An-Nasa’i, Shahih At-Targhib no. 1722)
8 Cara Agar Pintu Rezeki Penuh Berkah
Masalah berikutnya adalah, bagaimana cara menjadikan pintu rezeki penuh berkah?
Adakah petunjuk dari al-Quran atau pun as-Sunnah yang mampu membimbing manusia akhir zaman ini dalam mencari keberkahan dalam setiap rezeki yang diusahakannya?
Jawabannya: ada.
Para ulama sudah banyak yang mendiskusikan persoalan ini. Berikut ini ulasan ringkasnya.
Cara Pertama, Perkuat Iman Takwa kepada Allah
Agar pintu rezeki tetap penuh berkah, perkuat iman dan takwa kepada Allah ‘azza wajalla.
Allah ‘azza wajalla berfirman,
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96)
Baca juga: Keutamaan Membaca Al-Quran di Bulan Ramadhan — Hadits Puasa #6
Dalam ayat yang lain juga ditegaskan,
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجاً
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. Ath-Thalaq: 2)
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً
“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 3)
Ayat-ayat di atas secara tegas menjelaskan bahwa iman dan takwa menjadi sebab keberkahan rezeki, baik untuk individu maupun masyarakat.
Cara Kedua, Perbanyak Sedekah dan Infak
Cara kedua agar pintu rezeki penuh berkah adalah dengan memperbanyak sedekah dan infak.
Allah ‘azza wajalla berfirman:
قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗوَمَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚوَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ
“Katakanlah, ‘Sungguh, Rabbku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.’ Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik.” (QS. Saba’: 39)
Di dalam ayat yang lain, Allah juga berfirman:
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)
Baca juga: Semangat Sedekah di Bulan Ramadhan — Hadits Puasa #8
Hal ditegaskan juga dengan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu:
مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ فَإِنَّ اللهَ يَقْبَلُهَا بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّيْ أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ، حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ الْجَبَلِ.
“Barang siapa yang bersedekah dengan sesuatu yang senilai dengan sebutir kurma dari usaha yang halal, sedangkan Allah tidaklah menerima kecuali yang baik, maka Allah akan menerima sedekahnya dengan tangan kanan-Nya kemudian mengembangkannya untuk pemiliknya seperti seorang di antara kalian membesarkan kuda kecilnya hingga sedekah tersebut menjadi besar seperti gunung.” (HR. Al-Bukhari, no. 1410 dan Muslim, no. 1014)
Cara Ketiga, Jalin Silaturahmi
Menjalin silaturahmi memang tampak seperti hal yang ringan dan biasa saja. Namun, amal ibadah ini menjadi salah satu cara agar pintu rezeki selalu mendatangkan berkah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa yang ingin Allah lapangkan rezekinya dan Allah panjangkan umurnya, hendaklah dia menjalin silaturahmi.” (HR. Al-Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)
Baca juga: Materi Khutbah Jumat: Membaca al-Quran saja Belum Cukup, Pahami Juga Artinya!
Hadits ini secara tegas memerintahkan seseorang untuk menjalin silaturahmi yang memiliki keutamaan berupa kelapangan rezeki, juga larangan memutus silaturahmi yang hukumannya adalah disempitkan rezekinya.
Cara Keempat, Bergegas dalam Menjemput Rezeki, Jangan Malas
Malas adalah berbuatan buruk. Bersemangatlah dalam menjemput rezeki. Jangan malas. Karena malas akan menghalangi seseorang dari rezekinya.
Dari seorang sahabat bernama Shakhr al-Ghamidy, ia meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Daud No. 2606, hadits shahih)
Perlu diketahui, Shakhr adalah salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang berprofesi sebagai pedagang. Ia memiliki kebiasaan membawa barang dagangannya di waktu pagi. Dengan kebiasaan itulah ia akhirnya menjadi kaya dan banyak harta.
Imam Abu Daud menjelaskan, perawi hadits di atas adalah Shakhr bin Wada’ah.
Baca juga: Hukum Menggambar Manusia Tanpa Menampakkan Wajah
Hadits ini juga secara tersirat melarang untuk bermalas-malasan. Karena orang yang tidak menggunakan waktu paginya untuk mencari keberkahan dari Allah merupakan ciri-ciri orang yang malas.
Ibnul Qayyim di dalam kitabnya Zaadul Ma’ad (4/378) menyebutkan bahwa salah satu dari empat hal yang bisa menghambat rezeki seseorang adalah bermalas-malasan.
Cara Kelima, Rajin Shalat
Banyak orang mengira bahwa ibadah shalat hanya berbuah pahala hanya dapat dipetik ketika di akhirat saja.
Itu adalah anggapan yang keliru.
Shalat, baik shalat wajib atau pun shalat sunnah, juga menjadi sebab pintu rezeki penuh berkah. Allah ‘azza wajalla bukakan selebar-lebarnya pintu rezeki bagi hamba-Nya yang rajin melaksanakan shalat wajib, rajin melaksanakan shalat sunnah.
Bahkan, mengajak dan amar makruf memerintahkan orang lain untuk shalat pun juga menjadi sebab dimudahkannya pintu rezeki bagi seseorang.
Allah ‘azza wajalla berfirman,
وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى
“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha: 132)
Baca juga: Materi Khutbah Jumat: Waspada Penyakit Ujub
Dalam kitab Tafsir ath-Thabari dijelaskan bahwa dengan memerintahkan shalat kemudian memperbanyak shalat (shalat sunnah), dapat mengundang keberkahan pada rezeki.
Ketika nabi Ibrahim ‘alaihissalam meninggalkan istri dan anaknya di tengah padang tandus, beliau berdoa kepada Allah ‘azza wajalla,
رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ
“Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37)
Cara Keenam, Selalu Tawakal Kepada Allah
Tawakal merupakan cara menjadikan pintu rizki penuh berkah. Jerih payah seseorang dalam menemukan pintu rezeki harus dibangun di atas dasar pemikiran yang benar.
Apa itu rezeki? Siapa yang memberi rezeki? Untuk apa rezeki yang telah didapat? Kenapa harus mencari rezeki? Dan sebagainya—seluruhnya harus dibangun di atas pemikiran yang benar.
Sementara tawakal adalah salah satu prinsip mencari rezeki yang menjadikannya penuh berkah.
Baca juga: Negeri Syam: Negeri Diberkahi Hingga Akhir Zaman yang Pernah Dikabarkan Oleh Rasulullah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Seandainya kalian benar-benar tawakal kepada Allah, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali pada sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. At-Tirmidzi, no. 2344; HR. Ibnu Majah, no. 4164)
Cara Ketujuh, Perbanyak Istighfar
Dosa besar atau pun dosa kecil, sama-sama menjadi penyebab rezeki seret. Seseorang kan terhalan dari rezeki jika melakukan dosa dan kemaksiatan. Alih-alih berbuah berkah, pemberian Allah ‘azza wajalla yang ada pada dirinya bisa jadi justru akan mengantarkannya pada jurang Neraka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ
“Sungguh, seseorang akan terhalang dari rezeki tersebab dosa yang ia lakukan.” (HR. Ibnu Majah No. 4022)
Baca juga: Bertobatlah Kepada Allah — Hadits Puasa #27
Dalam hadits yang lain disebutkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ
“Sesungguhnya harta itu hijau lagi manis. Barang siapa yang mencarinya untuk kedermawanan dirinya maka harta itu akan memberkahinya. Namun barang siapa yang mencarinya untuk keserakahan, maka harta itu tidak akan memberkahinya, seperti orang yang makan namun tidak kenyang.” (HR. Al-Bukhari No. 1472)
Cara Kedelapan, Menjauhi Dosa Besar dan Dosa Kecil
Memperbanyak istighfar adalah cara yang sangat ampuh untuk menjadikan pintu rezeki penuh berkah. Istighfar adalah langkah untuk memohon ampun dari segala dosa. Sementara dosa dan maksiat adalah penghalang rezeki.
Dengan banyak istighfar, harapannya dosa-dosa diampuni oleh Allah. Jika Allah telah mengampuni, maka pintu rezeki penuh berkah terbuka lebar.
Allah berfirman,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ
“Maka aku berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampunan kepada Rabbmu, sungguh, Dia Maha Pengampun.” (QS. Nuh: 10)
يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ
“Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu.” (QS. Nuh: 11)
وَّيُمْدِدْكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ جَنّٰتٍ وَّيَجْعَلْ لَّكُمْ اَنْهٰرًاۗ
“Dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” (QS. Nuh: 12)
Baca juga: Hujan, Karunia dan Rahmat Allah yang Tak Tergantikan
Selain cara-cara yang disebutkan di atas, tentu masih ada banyak sekali cara untuk menjadikan pintu rezeki penuh berkah. Semuanya dapat ditemukan dengan menggali nilai-nilai yang terkandung dalam al-Quran dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Wallahu a’lam. [Hamid/dakwah.id]
Bagus…Trima kasih usyadz