Daftar Isi
Artikel ini membahas teks doa untuk janin yang meninggal dunia dalam kandungan (keguguran) atau bayi yang meninggal sebelum balig menurut syariat Islam, dan beberapa hal yang berkait dengan masalah tersebut.
Setiap pasangan suami istri pasti sangat mendambakan lahirnya buah hati. Ada orang tua yang ingin anak pertama laki-laki, ada pula yang ingin anak pertama perempuan.
Bayi yang meninggal dalam kandungan merupakan pukulan berat bagi orang tuanya. Seorang ibu yang kehilangan bayi sejak dalam kandungan tentu akan sangat bersedih hati. Apalagi janin yang meninggal dalam kandungannya adalah anak pertama.
Dalam Islam, Allah subhanahu wata’ala menetapkan empat tahap penciptaan manusia di dalam rahim.
Tahap pertama: 40 hari pertama berbentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan indung telur/ovum).
Tahap kedua: 40 hari kedua berbentuk ‘alaqah (segumpal darah).
Tahap ketiga: 40 hari ketiga berbentuk mudhghah (segumpal daging).
Tahap keempat: 40 hari keempat berbentuk daging bertulang. Pada fase ini Allah subhanahu wata’ala memerintahkan malaikat untuk meniupkan ruh dan menetapkan empat catatan: rezeki, ajal, amal, dan kebahagiaan atau kesengsaraan.
Hal ini sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala dalam surat al-Mukminun ayat 12–14,
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ ۚ
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.”
ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ ۖ
“Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).”
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَ
“Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain.”
Materi Khutbah Jumat: Renungan Mengingat Kematian
Juga sebagaimana keterangan dalam kitab Hadits al-Arba’in an-Nawawiyah berikut ini.
إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ
“Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rezeki, ajal, amal, dan kesengsaraan atau kebahagiaan.” (HR. Al-Bukhari no. 3036; HR. Muslim no.2643)
Apakah Janin yang Meninggal Dunia dalam Kandungan Dimandikan?
Jumhur ulama fikih menyatakan bahwa jika janin dalam kandungan umurnya mencapai empat bulan (120 hari), maka janin yang meninggal dunia dalam kandungan tersebut dimandikan dan dishalatkan.
Baca juga: Warisan untuk Istri, 1 Putra, 1 Putri, Ayah dan Ibu
Namun, jika umurnya kurang dari empat bulan (120 hari), maka janin tersebut tidak perlu dimandikan dan dishalatkan. Cukup dililitkan kain, lalu dimakamkan.
Sebab, malaikat meniupkan ruh pada janin yang telah berusia empat bulan. Dengan demikian, sebelum mencapai umur empat bulan, belum ada ruh pada janin tersebut. Ia seperti benda mati dan darah. (Hasyiyah Ibnu Abidin, Ibnu Abidin: 1/595; Raudhah ath-Thalibin, An-Nawawi: 2/117; Al-Mughni, Ibnu Qudamah al-Maqdisi: 2225)
Apakah Bayi yang Meninggal Dunia dalam Kandungan Memiliki Dosa?
Allah subhanahu wata’ala menciptakan manusia dalam keadaan suci. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda sebagaimana dalam riwayat al-Bukhari hadits nomor 1292,
مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Tidak ada seorang anak pun yang dilahirkan, kecuali dalam keadaan fitrah. Orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
Setiap bayi terlahir dalam keadaan suci tanpa dosa. Dengan demikian, jika ada bayi yang meninggal dunia dalam kandungan, ia dihukumi sebagai bayi yang masih suci, meskipun telah ditiupkan ruh dalam dirinya.
Jika Bayi yang Meninggal dalam Kandungan itu Tidak Berdosa, Kenapa Didoakan?
Doa untuk bayi yang meninggal dunia dalam kandungan sejatinya ditujukan untuk kedua orang tuanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَالسِّقْطُ يُصَلَّى عَلَيْهِ وَيُدْعَى لِوَالِدَيْهِ بِالْمَغْفِرَةِ وَالرَّحْمَةِ
“Janin yang keguguran dishalatkan dan didoakan untuk kedua orang tuanya agar diberi ampunan serta rahmat Allah.” (HR. Abu Daud no. 3180)
Doa untuk Bayi yang Meninggal Dunia Lengkap Teks Arab, Latin, dan Terjemah
Berikut ini teks doa untuk bayi yang meninggal dunia dalam kandungan.
Doa ini terdapat dalam kitab Shahih al-Bukhari. Doa untuk janin keguguran ini bukan dari sabda Nabi, melainkan atsar dari al-Hasan al-Bashri rahimahullah.
Imam al-Hasan al-Bashri berkata,
يَقْرَأُ عَلَى الطِّفْلِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ، وَيَقُولُ: اَللّٰهُمَّ اجْعَلْهُ لَنَا فَرَطًا وَسَلَفًا وَأَجْرًا
“Pada anak yang meninggal dunia, dibacakan surat al-Fatihah dan didoakan, ‘Ya Allah, jadikanlah anak ini sebagai simpanan, pendahulu, dan pahala bagi kami.’” (Shahih al-Bukhari, Imam al-Bukhari, 1/448)
Teks doa ini bisa diamalkan oleh orang tua untuk anaknya yang telah meninggal, baik ketika masih dalam kandungan maupun yang pernah terlahir dalam kondisi hidup, lalu meninggal sebelum usia balig.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْهُ لَنَا فَرَطًا وَسَلَفًا وَأَجْرًا
Teks Latin:
Allâhummaj-’alhu lanâ farathan wa salafan wa ajran
Teks Terjemah:
Ya Allah, jadikanlah anak ini sebagai simpanan, pendahulu, dan pahala bagi kami.
Dalam kitab al-Mughni, karya Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi jilid 3 halaman 416, disebutkan sebuah doa untuk bayi yang meninggal dunia dengan teks yang lebih panjang sebagai berikut.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطًا لِوَالِدَيْهِ، وَذُخْرًا وَسَلَفًا وَأَجْرًا، اَللَّهُمَّ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِيْنَهُمَا، وَأَعْظِمْ بِهِ أُجُوْرَهُمَا، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فِي كَفَالَةِ إبْرَاهِيمَ، وَأَلْحِقْهُ بِصَالِحِ سَلَفِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَأَجِرْهُ بِرَحْمَتِكَ مِنْ عَذَابِ الْجَحِيْمِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَسْلَافِنَا وَأَفْرَاطِنَا وَمَنْ سَبَقَنَا بِالْإِيْمَانِ
Teks latin:
Allâhummaj-’alhu farathan li wâlidaihi, wa dzukhran wa salafan wa ajran,
Allâhumma tsaqqil bihi mawâzînahumâ, wa a’dzim bihi ujûrahumâ,
Allâhummaj-’alhu fî kafâlati ibrâhîma, wa alḥiqhu bi shâliḥi salafil mu’minnîna, wa ajirhu bi raḥmatika min ‘adzâbil jaḥîmi, wa abdilhu dâran khairan min dârihi, wa ahlan khairan min ahlihi,
Allâhummagh-fir li aslâfinâ wa afrâthinâ wa man sabaqanâ bil îmâni.
Teks terjemah:
Ya Allah, jadikanlah kematian anak ini sebagai berkah, simpanan, bagi kedua orang tuanya, juga sebagai simpanan, dan pahala pendahulu bagi kedua orang tuanya.
Ya Allah, beratkanlah timbangan amal kedua orang tuanya, lipatgandakanlah pahala mereka.
Ya Allah, jadikanlah anak ini dalam pemeliharaan Nabi Ibrahim, kumpulkanlah ia dengan para pendahulu yang shalih dan beriman, dan peliharalah dia dengan rahmat-Mu dari siksaan Neraka Jahim.
Berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya di dunia, berilah keluarga di surga yang lebih baik daripada keluarganya di dunia. Ya Allah, ampunilah pendahulu-pendahulu kami, anak-anak kami, dan orang-orang yang mendahului kami dalam keimanan.
Demikian penjelasan tentang doa untuk janin yang meninggal dalam kandungan atau bayi yang meninggal sebelum balig. Semoga bermanfaat. Jika ada pertanyaan terkait dengan pembahasan ini, silakan tuliskan di kolom komentar. (Sodiq Fajar/dakwah.id)
Artikel Doa dan Zikir terbaru: