materi khutbah jumat persatuan syarat kejayaan islam dakwah.id

Materi Khutbah Jumat: Persatuan Syarat Kejayaan Islam

Terakhir diperbarui pada · 1,759 views

Materi Khutbah Jumat
Persatuan Syarat Kejayaan Islam

Pemateri: Hafizh Nizham

الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَكْرَمَنَا بِالْإِسْلَامِ، وَأَعَزَّنَا بِهِ قُوَّةً وَإِيْمَانًا، وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِنَا فَجَعَلَنَا أَحِبَّةً وَإِخْوَانًا، وَأَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، أَنْزَلَ كِتَابَهُ هُدًى وَرَحْمَةً وَتِبْيَانًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، هَدَى اللهُ بِهِ مِنَ الضَّلَالَةِ، وَعَلَّمَ بِهِ مِنَ الْجَهَالَةِ، وَأَعَزَّ بِهِ بَعْدَ الذِّلَّةِ، وَكَثَّرَ بِهِ بَعْدَ القِلَّةِ، صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِينَ كَانُوا لَهُ عَلَى الْحَقِّ إِخْوَانًا وَأَعْوَانًا؛ أَمَّا بَعْدُ.

  • Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
  • Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Segala puji bagi Allah yang telah menyatukan hati orang-orang yang beriman dengan agama-Nya. Kalam-Nya yang suci menitahkan kita untuk bersatu dan melarang perpecahan, karena persatuan itu mahal harganya.

Allah berfirman,al-Quran Surat al-Anfal ayat 63,

لَوْاَنْفَقْتَ مَا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا مَّآ اَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ اَلَّفَ بَيْنَهُمْۗ اِنَّهٗ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana.”

Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah shallahu alaihi wa sallam, sang pemilik hati yang bersih, serta kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya, juga umatnya yang berpegang teguh di atas jalannya.

Kami wasiatkan kepada diri kami khususnya dan jamaah umumnya, untuk meningkatkan takwa, karena nilai kualitas kehidupan seorang mukmin tidak dilihat dari rupanya, tetapi dinilai dari ketakwaannya kepada Allah.

Pertikaian Umat Hal Paling Disenangi Musuh

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Sudah berlalu setahun lebih, penduduk Gaza masih berada dalam bayang-bayang genosida. Lebih dari 70.000 ton bom telah dijatuhkan Zionis kepada saudara seiman kita di bumi Gaza. Bangunan-bangunan hancur, sekolah porak-poranda, masjid-masjid runtuh, rumah-rumah rata, kamp-kamp pengungsian hangus terbakar oleh misil, rumah sakit dihujani ribuan peluru, dan langit yang biru tertutup oleh asap yang mengepul.

Hanya dalam waktu satu tahun saja, serdadu Zionis telah membombardir Gaza bukan hanya dengan 100 bom atau 200 bom, namun sampai lebih dari 18.000 bom.

Akan tetapi, di tengah kemelut agresi Zionis yang semakin memanas, penduduk Gaza tidak mengangkat bendera putih untuk menyerah. Para pembebas Baitul Maqdis senantiasa berjuang habis-habisan mempertahankan tanah al-Quds dari tangan penjajah, dan menjadi benteng terakhir umat ini.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Langkah-langkah yang tepat untuk mengembalikan hak-hak kaum muslimin terhadap kiblat pertama, Masjidil Aqsha, itu bukan hanya soal memberikan bantuan secara finansial, bukan hanya soal memberikan doa terbaik kita. Memberikan bantuan finansial dan doa adalah sesuatu yang agung di sisi Allah. Tetapi, yang tak kalah penting adalah membangun persatuan di antara umat Islam, dan itu dimulai dari diri kita sendiri.

Karena sejatinya membangun persatuan umat adalah instrumen utama dan kewajiban syar’i yang harus dipenuhi. Dalam kondisi apa pun, persatuan harus direalisasi. Bersatu adalah jalan untuk membentengi umat dan menjaga keselamatannya, serta merupakan tameng pelindung untuk menghadapi bahaya dari musuh-musuhnya. 

Sementara berpecah-belah di antara kaum muslimin hanya akan membuat musuh untung dan kita sendiri yang merugi. Tidak ada sesuatu yang paling disenangi musuh, kecuali kita sebagai sesama orang yang hatinya beriman pada Allah saling bertikai dan saling menyikut.

Ibnu Qutaibah dalam Uyunul Akhbar mengabadikan sekeping sejarah.

Ketika Khalifah Abdul Malik bin Marwan sibuk memerangi Abdullah bin Zubair, para pemuka Romawi dan jajaran menteri berkumpul di hadapan Kaisar Justianus II dan berkata, “Bangsa Arab sedang sibuk bertarung satu sama lain, ini kesempatan emas untuk menyerang mereka.”

Namun, sang kaisar menjawab, “Jangan sekali-kali kalian melakukan itu!”

Para pembesar terkejut dengan jawaban kaisar, mereka bertanya tentang alasannya.

Kaisar lalu meminta dihadirkan dua ekor anjing dan keduanya diadu untuk bertarung. Saat keduanya berkelahi dengan sangat sengit, saling menggigit, saling menerkam, saling mencakar, kaisar kemudian meminta untuk dilemparkan seekor rubah di tengah pertarungan kedua anjing tersebut.

Ketika dilemparkan dan kedua anjing melihat kedatangan rubah, kedua anjing tiba-tiba menghentikan perkelahian dan bersatu untuk menyerang rubah hingga membunuhnya!

Kaisar kemudian berkata, “Ini adalah perumpamaan kita dan bangsa Arab. Jika kita menyerang, mereka akan bersatu melawan kita. Tetapi jika kita membiarkan mereka, mereka akan saling memusnahkan satu sama lain!”

Kisah ini memberikan kepada kita sebuah pelajaran yang sangat berharga, bahwa tidak ada yang sangat diinginkan dan disenangi musuh selain melihat kita berkonflik satu sama lain. Karena perpecahan itu melemahkan kekuatan kita yang pada akhirnya bisa menuntun kita pada jurang kehancuran. 

Allah subhanahu wataala, dalam Surat al-Anfal ayat 46, memberikan warning kepada setiap orang beriman di belahan timur hingga barat bumi,

 وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ

Dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang.”

Urgensi Persatuan Umat

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Persatuan adalah instrumen terpenting dan fondasi fundamental dalam membangun sebuah kekuatan. Persatuan merupakan syarat utama meraih sebuah kejayaan.

Oleh karenanya, di antara langkah pertama yang Rasulullah ambil setelah berhijrah ke Kota Madinah adalah menyatukan hati kaum muslimin dengan mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar.

Nabi mempersaudarakan Abu Bakar dengan Kharijah bin Zaid,

Nabi mempersaudarakan Abu Ubaidah bin al-Jarrah dengan Abu Thalhah,

Nabi mempersaudarakan Mush’ab bin Umair dengan Abu Ayyub al-Anshari,

Nabi mempersaudarakan Abu Dzar al-Ghifari dengan al-Mundzir bin Amru,

Nabi mempersaudarakan Thalhah bin Ubaidillah dengan Ka’b bin Malik,

Nabi mempersaudarakan Ja’far bin Abi Thalib dengan Mu’adz bin Jabal,

Nabi mempersaudarakan sahabat Salman al-Farisi dengan Abu Darda`,

Nabi mempersaudarakan Bilal dengan Abu Ruwaihah,

dan pada akhirnya kita adalah umat yang telah dipersatukan langsung oleh Allah dari langit ketujuh,

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ 

Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.”(QS. Al-Hujurat: 10)

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Sungguh terkadang yang membuat umat terpuruk bukan karena musuh kuat, tetapi karena kita lemah disebabkan kita suka berpecah-belah.

Itulah mengapa strategi orang-orang yang tidak suka dengan Islam adalah menyebarkan propaganda dan menciptakan narasi yang memicu perpecahan dan perselisihan.

Ibarat seorang pemahat yang dengan teliti memecah batu besar menjadi kerikil-kerikil kecil, musuh kita itu sangat mengetahui bahwa dengan memisahkan kekuatan, batu yang tadinya kokoh akan menjadi lemah dan mudah hancur.

Diriwayatkan oleh ath-Thabrani bahwa ketika Syas bin Qais, seorang dedengkot tua yang terkenal dengan kekufurannya dan kedengkian yang mendalam terhadap umat Islam, melihat sekelompok sahabat sedang berkumpul dan bercengkerama.

Syas bin Qais merasa marah melihat persatuan mereka dalam Islam setelah sebelumnya mereka saling bermusuhan pada masa Jahiliah antara suku Aus dan Khazraj.

Syas bin Qais lalu membuat propaganda dan memerintahkan seorang pemuda dari golongannya untuk mendekati para sahabat, bergabung dengan mereka, dan memprovokasi mereka tentang Hari Batha’—pertempuran di antara suku-suku, serta menyanyikan beberapa puisi yang pernah mereka lantunkan untuk menabuh perang. Pemuda itu pun melaksanakannya dengan hebat.

Beberapa lama kemudian, api perselisihan mulai menyala. Orang-orang mulai berdebat, saling membanggakan diri, hingga puncaknya dua orang dari suku Aus dan Khazraj bangkit dan terlibat pertikaian.

Seorang dari mereka menantang, “Jika kalian mau, kita bisa mengembalikan keadaan seperti dulu.”

Pihak yang lain pun marah dan berkata, “Siapkan senjata! Peperangan kita di al-Hurra!”

Mereka pun pergi untuk saling menyerang, kembali pada klaim mereka yang ada pada zaman Jahiliah.

Ketika berita ini sampai kepada Nabi Muhammad, beliau pergi menemui mereka bersama beberapa sahabatnya. Sesampainya di sana, beliau berseru, “Wahai kaum Muslimin! Allah, Allah. Apakah kalian akan kembali kepada tuntutan zaman Jahiliah sementara aku berada di tengah-tengah kalian setelah Allah memberikan petunjuk kepada kalian, memuliakan kalian dengan Islam, dan menghapuskan perkara Jahiliah dari diri kalian, serta menyatukan hati kalian?”

Mendengar itu, sekelompok sahabat itu pun menyadari bahwa semua itu adalah dari bisikan dari setan juga tipu daya musuh mereka. Akhirnya, mereka melemparkan senjata, menangis, dan saling berpelukan. Kemudian, mereka kembali bersama Nabi Muhammad dalam keadaan mendengar dan patuh.

Membangun Persatuan Umat

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Allah subhanahu wataala memerintahkan kita bukan hanya sekali, tetapi berkali-kali, agar kita membangun persatuan sesama saudara seiman dengan interaksi penuh dengan rasa kasih sayang. Dan tidaklah Allah memerintahkan sesuatu dari langit ketujuh, kecuali sesuatu itu benar-benar hal yang sangat penting.

Allah berfirman, dalam Surat Ali Imran ayat 103,

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.”

Dan dalam Surat Ali Imran ayat 105,

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ

Dan janganlah kalian menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka.”

Kalau kita melihat spiritnya para salaf shalih, sesungguhnya spiritnya mereka adalah spirit persatuan. Mereka mengambil seribu langkah untuk merekatkan ikatan persaudaraan, mereka berinteraksi dengan interaksi kasih sayang, mereka tidak mudah berselisih hanya karena perbedaan pendapat yang berada dalam ranah khilafiyah yang sifatnya pun furuiyyah atau cabang.

Sebagaimana Imam Ahmad bin Hanbal yang berpendapat bahwa qunut dalam shalat Subuh termasuk perkara bid’ah. Tetapi, jika Imam Ahmad shalat di belakang imam yang berqunut, beliau tidak mengatakan bahwa si imam adalah ahli bid’ah.

Imam Ahmad juga tidak mengeluarkan fatwa bahwa masjid itu keluar dari ahlusunah, akan tetapi justru beliau mengikuti qunutnya, bahkan ikut mengaminkan doa qunut Subuh.

Imam Ahmad berkata,

ذَٰلِكَ مِنْ أَجْلِ اتِّحَادِ الْكَلِمَةِ، وَاتِّفَاقِ الْقُلُوبِ، وَعَدَمِ كَرَاهَةِ بَعْضِنَا لِبَعْضٍ

Semua itu demi menyatukan umat di bawah satu kalimat, mempersatukan hati, dan menghilangkan kebencian di tengah umat.”

Sifat para salaf shalih itu selayak jarum yang merajut apa yang terurai, bukan sebagaimana gunting yang merobek-robek persaudaraan. Tepikanlah segala macam persoalan-persoalan fikih yang memang menjadi ranahnya para ulama berbeda pendapat dalam berijtihad.

Kultur sunah bukanlah kultur yang gampang menghujat karena berbeda pendapat. Kultur sunah bukanlah kultur yang hobi bertengkar menjadi seseorang yang tipenya seperti pembawa minyak dan api yang membakar tali persaudaraan. Kultur sunah itu memprioritaskan persaudaraan dan persatuan yang berasaskan mahabbah dan mawaddah.

Sesungguhnya hubungan cinta dan persatuan kokoh tak sekadar tentang kekuatan umat, melainkan juga berhubung erat dengan negeri keabadian. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, hadits riwayat Abu Daud nomor 3527,

إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ لَأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِمَكَانِهِمْ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ تُخْبِرُنَا مَنْ هُمْ قَالَ هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوا بِرُوحِ اللَّهِ عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ وَلَا أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا فَوَاللَّهِ إِنَّ وُجُوهَهُمْ لَنُورٌ وَإِنَّهُمْ عَلَى نُورٍ لَا يَخَافُونَ إِذَا خَافَ النَّاسُ وَلَا يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ

Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat sekelompok manusia yang mereka bukan para nabi, bukan pula para syuhada. Tetapi para nabi dan syuhada merasa iri kepada mereka pada hari kiamat karena kedudukan mereka begitu tinggi di sisi Allah Taala.”

Para sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah, beri tahukanlah kepada kami siapakah mereka itu?” 

Nabi menjawab, ”Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, padahal di antara mereka tidak ada pertalian darah dan tidak ada harta yang saling diberikan. Sungguh demi Allah, wajah mereka laksana cahaya. Dan sesungguhnya mereka berada di atas cahaya. Mereka tidak merasa ketakutan saat manusia dalam keadaan takut, mereka tidak bersedih saat manusia bersedih.”

Jamaah Jumat rahimakumullah

Palestina adalah salah satu PR terbesar kita hari ini. Jangan sampai perhatian kita teralihkan dengan isu atau energi kita terforsir dengan perbedaan yang sifatnya remeh-temeh dan recehan.

Demikian materi khutbah Jumat dengan tema persatuan syarat kejayaan Islam yang dapat khatib sampaikan.

Semoga Allah satukan hati-hati kita dalam kebaikan dan kebersamaan. Menjadikan kita sebagai umat yang saling mendukung, bersatu dalam tujuan mulia, saling mencintai, dan semoga Allah melindungi kita dari buruknya perpecahan dan permusuhan, serta menguatkan kita dengan ikatan persaudaraan.

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الْجَلِيلَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوهُ يُغْفَرْ لَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيمًا.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مَوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ، وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَلَّا تَدَعَ لَنَا ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضَا إِلَّا قَضَيْتَهَا.

اللَّهُمَّ وَحِّدْ كَلِمَةَ الْمُسْلِمِينَ، وَوَحِّدْ صَفَّهُمْ، وَاجْمَعْ شَمْلَهُمْ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ، وَاجْمَعْهُمْ تَحْتَ رَايَةٍ وَغَايَةٍ وَاحِدَةٍ.

اللَّهُمَّ انصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، وَاجْبُرْ كَسْرَهُمْ، وَاشْفِ مَرْضَاهُمْ، وَارْحَمْ مَوْتَاهُمْ.

عِبَادَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يُعَظِّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.


Download PDF Materi Khutbah Jumat
Persatuan Syarat Kejayaan Islam
di sini

Semoga bermanfaat!

Anda ingin mendapat kiriman update materi khutbah
& artikel dakwah.id melalui WhatsApp?

Topik Terkait

Discover more from Dakwah.ID

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading