Daftar Isi
Sekiranya setiap muslim sadar betul tentang keutamaan sedekah, barangkali saudara kita yang berada di bawah garis kemiskinan akan berkurang drastis.
Sebab, sedekah itu, baik yang hukumnya wajib atau pun sunnah, adalah solusi syariat Islam dalam mengentaskan kemiskinan. Dengan bersedekah, harta yang berputar di masyarakat akan tersebar secara merata. Tidak dominan tertimbun pada orang-orang tertentu saja.
Tapi memang faktanya demikian. Ketika seseorang dimotivasi untuk sedekah dan infaq, kekhawatiran pertama yang muncul adalah berkurangnya harta dalam genggaman. Takut kalau justru jadi miskin.
Apakah benar demikian? Tentu tidak.
Pemahaman bahwa sedekah itu akan menjadikan harta berkurang adalah pemahaman yang keliru. Kekeliruan pemahaman seperti ini telah dibantah langsung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melalui sabdanya,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Sedekah itu tidak akan mengurangi harta.” (HR. Muslim No. 2588)
Ini adalah salah satu contoh pemahaman yang keliru tentang sedekah.
Berangkat dari fenomena tersebut, tulisan ini mencoba untuk menata kembali pemahaman yang benar terkait dengan sedekah; mulai dari definisi sedekah, hukum sedekah, macam-macam sedekah, dalil tentang sedekah, hingga keutamaan sedekah yang begitu luar biasa.
Definisi Sedekah
Sedekah secara bahasa artinya sesuatu yang diberikan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala (taqarub), bukan dalam rangka mencari kehormatan. (Al-Mu’jam al-Wasith pada kata shadaqa)
Sedekah secara istilah artinya pemberian dengan tujuan mengharap pahala dari Allah subhanahu wata’ala.
Imam al-Asfahani menjelaskan,
اَلصَّدَقَةُ مَا يُخْرِجُهُ الْإِنْسَانُ مِنْ مَالِهِ عَلَى وَجْهِ الْقُرْبَةِ، كَالزَّكَاةِ، لَكِنْ الصَّدَقَةُ فِي الْأَصْلِ تُقَالُ لِلْمُتَطَوَّعِ بِهِ، وَالزَّكَاةَ لِلْوَاجِبِ، وَقَدْ يُسَمَّى الْوَاجِبُ صَدَقَةً إِذَا تَحَرَّى صَاحِبُهَا الصَّدَقَ فِي فِعْلِهِ
“Sedekah adalah harta yang dikeluarkan seseorang demi mendekatkan diri kepada Allah semisal zakat. Namun istilah sedekah pada asalnya digunakan untuk pemberian yang sifatnya tambahan (tathawwu’), sedangkan istilah zakat digunakan untuk pemberian yang sifatnya wajib. Tapi terkadang pemberian yang wajib itu disebut juga dengan sedekah jika pelakunya berusaha keras dalam melakukannya.” (Mufradat Alfazh al-Quran, Imam Al-Asfahani, 480)
Hukum Sedekah
Secara umum, hukum sedekah adalah sunnah. Banyak sekali ayat al-Quran dan hadits Nabi yang menyatakan anjuran kepada setiap hamba Allah subhanahu wata’ala untuk bersedekah.
Imam an-Nawawi menjelaskan, sedekah itu hukumnya mustahab (dianjurkan). Pada bulan Ramadhan lebih ditekankan lagi anjurannya. Begitu juga pada hal-hal yang penting, ketika terjadi gerhana, ketika sedang sakit, ketika sedang safar, ketika sedang berada di Mekah atau Madinah, ketika sedang berperang, ketika sedang Haji, ketika berada di waktu-waktu yang utama seperti sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah, hari raya Id, dan semisalnya. Itulah yang disebutkan oleh al-Bahuti dan ulama fikih lainnya. (Raudhah ath-Thalibin, Imam an-Nawawi, 2/341; Al-Mughni, Ibnu Qudamah, 3/82; Kasyaful Qina’, 2/295)
Macam-macam Sedekah
Dalam kitab Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah disebutkan macam-macam sedekah.
Pertama, sedekah yang diwajibkan pada harta seseorang. Contoh sedekah pada harta adalah zakat Mal.
Kedua, sedekah badan, yakni sedekah untuk mensucikan badan dari kotoran (dosa) dan syubhat. Contoh sedekah badan adalah zakat Fitri.
Ketiga, sedekah yang diwajibkan pada diri sendiri tersebab keinginannya sendiri. Contoh sedekah ini adalah sedekah yang wajib dalam rangka nazar.
Keempat, sedekah yang diwajibkan sebagai pemenuhan terhadap hak Allah subhanahu wata’ala. contoh sedekah ini adalah fidyah dan kafarat.
Kelima, sedekah tathawwu’. Yakni sedekah tambahan. Hukumnya sunnah karena hanya amalan tambahan. Dan sedekah jenis inilah yang menjadi tujuan pembahasan global dalam tulisan ini.
Dalil Tentang Sedekah
Ada banyak sekali ayat dan hadits yang menyebutkan dalil tentang sedekah. Berikut ini penulis sebutkan sebagiannya.
Ayat Sedekah
Ayat sedekah yang pertama, firman Allah subhanahu wata’ala,
مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗٓ اَضْعَافًا كَثِيْرَةً ۗوَاللّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۣطُۖ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
“Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah: 245)
Ayat sedekah kedua, firman Allah subhanahu wata’ala,
وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاَقْرِضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًاۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِ ۙهُوَ خَيْرًا وَّاَعْظَمَ اَجْرًاۗ
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.” (QS. Al-Muzzammil: 20)
Hadits Sedekah
Hadits sedekah pertama, Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan, Suatu ketika Abu Dahdah mengunjungi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan ia berkata,
يَا نَبِيَّ اللَّهِ، أَلَا أَرَى رَبَّنَا يَسْتَقْرِضُ مِمَّا أَعْطَانَا لأَنْفُسِنَا، وَلِي أَرْضَانِ: أَرْضٌ بِالْعَالِيَةِ وَأَرْضٌ بِالسَّافِلَةِ، وَقَدْ جَعَلْتُ خَيْرَهُمَا صَدَقَةً.
“Wahai Nabiyullah, tidakkah Rabb kita menampakkan pinjaman yang kami berikan untuk diri kami sendiri. Saya memiliki dua kebun; kebun di atas dan kebun di bawah. Dan yang terbaik dari kebun itu telah aku sedekahkan.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كَمْ عِذْقٍ مُذَلَّلٍ لأَبِي الدَّحْدَاحِ فِي الْجَنَّةِ
“Berapa banyak batang pohon yang tergantung di Jannah yang akan diberikan untuk Abu Dahdah?” (Ahkam al-Quran, Ibnu al-‘Arabi, 1/308)
Hadits sedekah kedua, dari Abu Said al-Khudhri radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَيُّمَا مُؤْمِنٍ أَطْعَمَ مُؤْمِنًا عَلَى جُوعٍ أَطْعَمَهُ اللَّهُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ ثِمَارِ الجَنَّةِ، وَأَيُّمَا مُؤْمِنٍ سَقَى مُؤْمِنًا عَلَى ظَمَإٍ سَقَاهُ اللَّهُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنَ الرَّحِيقِ المَخْتُومِ، وَأَيُّمَا مُؤْمِنٍ كَسَا مُؤْمِنًا عَلَى عُرْيٍ كَسَاهُ اللَّهُ مِنْ خُضْرِ الجَنَّةِ
“Siapa pun orang mukmin yang memberi makan mukmin lain saat lapar, Allah akan memberinya makan dari buah surga, siapa pun mukmin yang memberi minum mukmin lain saat dahaga, Allah akan memberinya minum pada hari kiamat dengan minuman yang penghabisannya adalah beraroma wangi kesturi, siapa pun mukmin yang memberi pakaian mukmin lain saat telanjang, Allah akan memberi pakaian dari sutera surga.” (HR. At-Tirmizi No. 2449)
21 Keutamaan Sedekah
Banyak sekali keutamaan sedekah. Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahthani dalam kitab Shadaqah ath-Thathawwu’ fil al-Islam menyebutkan 21 keutamaan sedekah.
-
Sedekah sangat bermanfaat untuk menyempurnakan dan menggenapi kekurangan pada zakat wajib.
Keutamaan sedekah yang pertama, sedekah berfungsi untuk menyempurnakan dan menggenapi kekurangan pada zakat fardhu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ كَانَ أَتَمَّهَا كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ أَتَمَّهَا قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَتُكْمِلُونَ بِهَا فَرِيضَتَهُ، ثُمَّ الزَّكَاةُ كَذَلِكَ، ثُمَّ تُؤْخَذُ الْأَعْمَالُ عَلَى حِسَابِ ذَلِكَ
“Amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada Hari Kiamat adalah shalatnya. Jika dia mendirikannya secara sempurna, maka ditulis secara sempurna. Jika tidak, Allah azza wajalla berfirman: ‘Lihatlah kalian, apakah kalian mendapatkan amalan sunnah pada hamba-Ku sehingga bisa menyempurnakan shalat wajibnya?” (HR. Ahmad No. 16949. Sanad hadits ini shahih)
-
Sedekah memadamkan kesalahan dan menghapusnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersaabda,
وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ المَاءُ النَّارَ
“Dan sedekah akan memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api.” (HR. At-Tirmizi No. 613; HR. Ahmad No. 15284)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يَذْهَبُ الْجَلِيدُ عَلَى الصَّفَا
“Sedekah itu dapat memadamkan kesalahan, sebagaimana sebongkah es yang meleleh di atas batu karang.” (HR. Ibnu Hibban No. 5567. Hadits shahih)
Dalam hadits Hudzaifah disebutkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ، تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ، وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ، وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ
“Fitnah seseorang di keluarganya, hartanya, dan anaknya serta tetangganya bisa terhapus oleh shalat, sedekah, dan amar makruf nahi mungkar.” (HR. Al-Bukhari No. 1435; HR. Ibnu Majah No. 3955)
-
Sedekah menjadi sebab masuk jannah dan terbebas dari neraka.
Keutamaan sedekah berikutnya, sedekah dapat menjadi sebab masuk Jannah dan terbeebas dari neraka.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
جَاءَتْنِي مِسْكِينَةٌ تَحْمِلُ ابْنَتَيْنِ لَهَا، فَأَطْعَمْتُهَا ثَلَاثَ تَمَرَاتٍ، فَأَعْطَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا تَمْرَةً، وَرَفَعَتْ إِلَى فِيهَا تَمْرَةً لِتَأْكُلَهَا، فَاسْتَطْعَمَتْهَا ابْنَتَاهَا، فَشَقَّتِ التَّمْرَةَ، الَّتِي كَانَتْ تُرِيدُ أَنْ تَأْكُلَهَا بَيْنَهُمَا، فَأَعْجَبَنِي شَأْنُهَا، فَذَكَرْتُ الَّذِي صَنَعَتْ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ، أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ
“Telah datang kepadaku seorang wanita miskin yang membawa dua anak perempuan, lalu saya memberinya makan dengan tiga buah kurma, wanita tersebut memberikan kurmanya satu persatu kepada kedua anaknya, kemudian wanita tersebut mengangkat satu kurma ke mulutnya untuk dia makan. Tapi, kedua anaknya meminta kurma tersebut, akhirnya dia pun memberikan (kurma) yang ingin ia makan kepada anaknya dengan membelahnya menjadi dua. Saya sangat kagum dengan kepribadiannya. Lalu saya menceritakan apa yang diperbuat oleh wanita tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka beliau bersabda: ‘Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepadanya untuk masuk surga atau membebaskannya dari neraka.’” (HR. Muslim No. 2630)
-
Sedekah dapat memasukkan seseorang ke Jannah meski hanya dengan sebutir kurma.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
دَخَلَتِ امْرَأَةٌ مَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا تَسْأَلُ، فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِي شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ، فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا، فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا، وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا، ثُمَّ قَامَتْ، فَخَرَجَتْ، فَدَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا، فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ: مَنِ ابْتُلِيَ مِنْ هَذِهِ البَنَاتِ بِشَيْءٍ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ
“Telah datang seorang wanita bersama dua putrinya menemuiku untuk meminta sesuatu namun aku tidak mempunyai apa-apa selain sebutir kurma lalu aku berikan kepadanya. Lalu wanita itu membagi kurma itu menjadi dua bagian yang diberikannya untuk kedua putrinya sedangkan dia tidak memakan sedikit pun. Lalu wanita itu berdiri untuk segera pergi. Saat itulah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam datang kepada kami, lalu aku kabarkan masalah itu, maka Beliau bersabda: ‘Siapa yang memberikan sesuatu kepada anak-anak ini, maka mereka akan menjadi pelindung dari api neraka baginya’.” (HR. Al-Bukhari No. 1418)
Artikel Sejarah: Abu Umamah, Ahli Sedekah yang Penuh Berkah
-
Sedekah menjadi sebab selamat dari panasnya hari kiamat.
Keutamaan sedekah kelima, pelakunya akan mendapat naungan di hari Kiamat kelak.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menyebutkan sebuah hadits tentang tujuh golongan yang mendapatkan naungan di hari kiamat. Salah satu golongan yang beliau sebutkan adalah,
وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ
“Serta seseorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi, sehingga tangan kirinya tidak tahu menahu terhadap amalan tangan kanannya.” (HR. Al-Bukhari No. 1423)
Dari Martsad bin Abdullah al-Mazayani, sebagian sahabat pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ ظِلَّ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَدَقَتُهُ
“Sesungguhnya naungan seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya.” (HR. Ahmad No. 18043. Hadits shahih)
-
Sedekah menjadi sebab datangnya pertolongan dan rezeki.
Dari Mush’ab bin Saad, ia berkata, Sa’ad menganggap bahwa dirinya memiliki kelebihan dibanding orang lain. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إِلَّا بِضُعَفَائِكُمْ
“Tidaklah kalian ditolong dan diberi rezeki melainkan karena adanya (do’a) orang-orang yang lemah (di antara) kalian.” (HR. Al-Bukhari No. 2896)
Ibnu Baththal rahimahullah menjelaskan tentang takwil hadits di atas,
أَنَّ الضُّعَفَاءَ أَشَدُّ إِخْلَاصاً فِي الدُّعَاءِ، وَأَكْثَرُ خُشُوْعاً فِي الْعِبَادَةِ؛ لِخَلَاءِ قُلُوْبِهِمْ عَنِ التَّعَلُّقِ بِزُخْرُفِ الدُّنْيَا
“Sesungguhnya orang-orang miskin itu lebih ikhlas dalam berdoa, lebih khusyuk dalam ibadah tersebab kosongnya hati mereka dari ketergantungan dengan urusan duniawi.” (Fathul Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari, Ibnu Hajar al-Asqalani, 6/89)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ia berkata,
كَانَ أَخَوَانِ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ أَحَدُهُمَا يَأْتِي النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْآخَرُ يَحْتَرِفُ، فَشَكَا المُحْتَرِفُ أَخَاهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ
“Ada dua orang lelaki bersaudara pada masa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, salah satunya datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (maksudnya untuk memburu ilmu) dan yang satunya lagi bekerja, maka saudaranya yang bekerja mengadukan perihal saudaranya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau menjawab: ‘Bisa jadi kamu diberi rezeki karena dia.’” (HR. At-Tirmizi No. 2345. Hadits shahih)
-
Sedekah mencetak seorang muslim menjadi sosok dermawan, baik hati, peduli terhadap saudara yang membutuhkan, dan kasih sayang kepada orang fakir.
Sedekah akan melatih seseorang untuk gemar memberi. Buka sekedar memberi. Ia memberi orang yang membutuhkan. Ia bersedekah kepada fakir miskin.
Kegiatan memberi dalam sedekah ini akan terus berulang hingga membentuk sebuah karakter pada seseorang. Hingga terciptalah pribadi yang dermawan, memiliki solidaritas yang tinggi, dan kasih sayang terhadap fakir miskin.
-
Sedekah mampu menjaga seseorang dari sifat kikir.
Keutamaan sedekah yang kedelapan, sedekah mampu menjaga pelakunya dari sifat kikir. Sebab, sedekah identik dengan aktivitas suka memberi, sedengkan kikir adalah sifat orang yang pelit untuk memberi.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ
“Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9)
-
Sedekah mendatangkan berkah dan lipat ganda dari Allah subhanahu wata’ala.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
وَمَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚوَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik.” (QS. Saba’: 39)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
يَدُ اللَّهِ مَلْأَى لَا يَغِيضُهَا نَفَقَةٌ، سَحَّاءُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
“Tangan Allah selalu penuh, tidak kurang karena memberi nafkah, dan selalu dermawan baik siang maupun malam.”
Beliau bersabda lagi,
أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْفَقَ مُنْذُ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، فَإِنَّهُ لَمْ يَغِضْ مَا فِي يَدِهِ
“Bukankah kalian telah melihat apa yang dibelanjakan-Nya semenjak Dia mencipta langit dan bumi, dan tidak berkurang sedikit pun apa yang di tangan-Nya?”
Beliau bersabda lagi,
عَرْشُهُ عَلَى المَاءِ، وَبِيَدِهِ الأُخْرَى المِيزَانُ، يَخْفِضُ وَيَرْفَعُ
“Arsy-Nya di atas air, dan tangan-Nya yang lain memegang timbangan, yang terkadang Ia rendahkan atau Ia tinggikan.” (HR. Al-Bukhari No. 7411)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ، إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ
“Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim No. 2588)
-
Sedekah dapat melapangkan dada dan menumbuhkan kebahagiaan pada diri pelakunya.
Jika orang yang bersedekah berperilaku baik kepada sesama makhluk, memberi kemanfaatan kepada orang lain dengan hartanya, dan berbagai bentuk kebaikan lainnya, maka dadanya akan menjadi lapang.
Orang yang gemar memuliakan dan menebar kebaikan adalah orang yang lebih lapang dadanya, lebih baik jiwanya, lebih berkah hatinya.
Sebaliknya, orang pelit adalah orang yang miskin amal kebajikan. Ia adalah orang yang paling sempit dadanya, payah penghasilannya, paling sering gundah gulana.
Dengan catatan, pemberian tersebut didasari dengan jiwa yang baik, mengeluarkan harta dari hatinya terlebih dahulu sebelum mengeluarkan harta dari tangannya. (Zadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 2/25; Asy-Syarh al-Mumti’, Ibnu Utsaimin, 6/10)
-
Sedekah menaikkan level seorang muslim menuju iman yang sempurna.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ – أَوْ قَالَ: لِجَارِهِ – مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidaklah beriman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya, atau sabda beliau, mencintai tetangganya, sebagaimana ia mencintai diri sendiri.” (HR. Muslim No. 45)
Seorang muslim yang cinta untuk mencari harta guna memenuhi kebutuhannya, dan ia juga cinta untuk mengupayakan hal itu untuk saudaranya yang membutuhkan—agar kebutuhannya juga terpenuhi, dengan demikian sempurnalah imannya. (Shadaqah Tathawwu’ fi al-Islam, Said bin Ali bin Wahf al-Qahthani, 12)
Materi Khutbah Jumat: Sedekah Air di Musim Kemarau
-
Sedekah menjadi solusi krisis kebutuhan dan solusi kemiskinan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى (1) مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
“Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim.” (HR. Muslim No. 2699)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً، فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ القِيَامَةِ
“Siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari No. 2442)
-
Sedekah menjadi sebab rahmat Allah subhanahu wata’ala bagi seorang hamba.
Keutamaan sedekah yang ketiga belas, sedekah menjadi sebab dilimpahkannya rahmat Allah kepada pelakunya.
Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَا يَرْحَمُ اللَّهُ مَنْ لَا يَرْحَمُ النَّاسَ
“Allah tidak akan mengasihi orang yang tidak mengasihi manusia.” (HR. Al-Bukhari No. 7376)
-
Sedekah bagian dari perbuatan ihsan.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
اِنَّ اللّٰهَ يَجْزِى الْمُتَصَدِّقِيْنَ
“Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang yang bersedekah.” (QS. Yusuf: 88)
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ
“Sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” (QS. At-Taubah: 120)
-
Sedekah mendatangkan pahala besar dan balasan berlipat.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
يَمْحَقُ اللّٰهُ الرِّبٰوا وَيُرْبِى الصَّدَقٰتِ
“Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.” (QS. Al-Baqarah: 276)
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
وَمَآ اٰتَيْتُمْ مِّنْ رِّبًا لِّيَرْبُوَا۠ فِيْٓ اَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُوْا عِنْدَ اللّٰهِ ۚوَمَآ اٰتَيْتُمْ مِّنْ زَكٰوةٍ تُرِيْدُوْنَ وَجْهَ اللّٰهِ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُضْعِفُوْنَ
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridhaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya).” (QS. Ar-Rum: 39)
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
يَمْحَقُ اللّٰهُ الرِّبٰوا وَيُرْبِى الصَّدَقٰتِ ۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ اَثِيْمٍ
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.” (QS. Al-Baqarah: 276)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ، وَلَا يَقْبَلُ اللَّهُ إِلَّا الطَّيِّبَ، وَإِنَّ اللَّهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِينِهِ، ثُمَّ يُرَبِّيهَا لِصَاحِبِهِ، كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ، حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الجَبَلِ
“Barang siapa yang bersedekah dengan sebutir kurma hasil dari usahanya sendiri yang baik (halal), sedangkan Allah tidak menerima kecuali yang baik saja, maka sungguh Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya lalu mengasuhnya untuk pemiliknya sebagaimana jika seorang dari kalian mengasuh anak kudanya hingga membesar seperti gunung.” (HR. Al-Bukhari No. 1410)
-
Orang yang sedekah semata mengharap ridha Allah subhanahu wata’ala akan mendapat pujian dari Allah subhanahu wata’ala
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
“Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Rabbnya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 274)
-
Sedekah menjadi sebab dilipatgandakannya pahala, sesuai dengan kadar niat.
Keutamaan sedekah yang sangat luar biasa adalah dilipatgandakannya pahala. Sesuai kadar niat pelaku tentunya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)
Abu Mas’ud al-Anshari berkata, telah datang seorang laki-laki dengan menuntun seekor unta yang telah diikat dengan tali kekangnya seraya berkata,
هَذِهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
“Ini saya berikan untuk berjuang di jalan Allah.”
Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَكَ بِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَبْعُ مِائَةِ نَاقَةٍ كُلُّهَا مَخْطُومَةٌ
“Mudah-mudahan pada hari kiamat kamu akan mendapatkan tujuh ratus unta beserta tali kekangnya.” (HR. Muslim No. 1892)
-
Sedekah dapat menyatukan umat.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ
“Dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi.” (QS. Al-Qashshash: 77)
Ketika sikap saling berbuat baik kepada sesama telah mentradisi dan menjadi iklim yang kokoh dalam sebuah masyarakat, maka terciptalah persatuan dan kesatuan atas dasar iman dan kasih sayang. Inilah keutamaan sedekah.
-
Berusaha mengumpulkan harta sehingga tersisa dari kebutuhannya untuk disedekahkan adalah sangat baik bagi ahli sedekah, jika ia memiliki kemampuan dalam hal itu.
Dari Syadad, ia berkata, aku telah mendengar Abu Umamah berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ أَنْ تَبْذُلَ الْفَضْلَ خَيْرٌ لَكَ، وَأَنْ تُمْسِكَهُ شَرٌّ لَكَ، وَلَا تُلَامُ عَلَى كَفَافٍ، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ، وَالْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى
“Wahai anak Adam! Sesungguhnya jika kamu menyedekahkan kelebihan hartamu, itu lebih baik bagimu daripada kamu simpan, karena hal itu akan lebih berbahaya bagimu. Dan kamu tidak akan dicela jika menyimpan sekedar untuk keperluan. Dahulukanlah memberi nafkah kepada orang yang menjadi tanggunganmu. Tangan yang di atas adalah lebih baik, daripada tangan yang di bawah.” (HR. Muslim No. 1036)
-
Sedekah yang tersembunyi dapat memadamkan amarah Allah subhanahu wata’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ صَدَقَةَ السِّرِّ تُطْفِيءُ غَضَبَ الرَّبِّ
“Sungguh, sedekah yang dirahasiakan itu dapat meredam amarah Allah.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam al-Kabir No. 1018, jilid 19/421)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
صَنَائِعُ الْمَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ السُّوءِ، وَصَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ تَزِيدُ فِي الْعُمُرِ
“Perbuatan kebaikan menahan kejadian buruk dan sedekah yang tersembunyi memadamkan kemurkaan Rabb serta menyambung hubungan rahim menambah umur.”(HR. Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam al-Kabir No. 8014, jilid 8/26)
-
Sedekah dapat menjadi obat bagi orang sakit.
Keutamaan sedekah yang terakhir, sedekah dapat menjadi obat bagi orang sakit.
Dalam sebuah hadits mursal disebutkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَدَاوُوا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةَ
“Obatilah orang sakit kalian dengan sedekah.” (HR. Abu Daud dalam kitab Marasil Abi Daud No. 105. Hadits ini dihukumi hasan oleh al-Albani dalam kitab Shahih at-Taghib wa at-Tarhib, 1/458 No. 744)
Sedemikian banyak ayat dan hadits yang menginformasikan tentang keutamaan sedekah. Semoga penjelasan tersebut menjadi kabar gembira yang memotivasi kita untuk istiqamah dalam sedekah dan infaq. Demi meraih pahala dan ridha Allah subhanahu wata’ala semata. Sekaligus sebagai upaya dalam memngetaskan saudara muslim yang lain dari kemiskinan. Wallahu a’lam. (Sodiq Fajar/dakwah.id)