dakwahid Doa Menyembelih Kurban (Udhiyyah) yang Sesuai Sunnah itu Seperti Apa?

Doa Menyembelih Kurban (Udhiyyah) yang Sesuai Sunnah itu Seperti Apa?

Terakhir diperbarui pada · 16,970 views

Setiap kali mendekati musim hari raya Idul Adha, sebagian besar masyarakat Muslim Indonesia bergegas menyiapkan binatang Kurban (Udhiyyah) untuk disembelih di hari raya tersebut. Semangat kebersamaan dan gotong royong memotivasi warga Muslim untuk berkreasi dalam masalah ini. Bagi warga muslim yang hanya mampu berkurban (Udhiyyah) dengan satu kambing, bekerjasama dengan warga lain agar hewan Kurban (Udhiyyah) mereka bisa berwujud sapi. Dalam proses penyembelihan pun, sebagian warga Muslim yang memiliki keahlian dalam hal jagal hewan menawarkan diri ambil peran sebagai penyembelih hewan Kurban (Udhiyyah). Yang jadi permasalahan, apakah semua para jagal hewan Kurban (Udhiyyah) tersebut tahu doa menyembelih Kurban (Udhiyyah)? Doa menyembelih Kurban (Udhiyyah) yang sesuai sunnah itu seperti apa?

Baca Juga: Kurban (Udhiyyah) di Hari Raya Idul Adha dengan Selain Hewan Ternak

Syaikh Masyhur Hasan Salman menyatakan bahwa, doa menyembelih Udhiyyah yang wajib adalah ucapan basmalah.

بِسْمِ اللهِ

Dengan menyebut nama Allah.”

Itu saja yang wajib diucapkan sebagai doa menyembelih Kurban (Udhiyyah). Sedangkan ucapan

اَللهُ أَكْبَرُ، هَذَا مِنْكَ وَإِلَيْكَ

Allah Maha Besar, (Udhiyyah) ini dari-Mu dan kembali kepada-Mu.”

Ucapan tersebut hanya anjuran untuk diucapkan ketika membaca basmalah dalam doa menyembelih Kurban (Udhiyyah). (ar.islamway.net)

Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid juga menyatakan bahwa bacaan yang wajib dalam doa menyembelih Kurban (Udhiyyah) adalah at-Tasmiyah atau Basmalah saja. Sedangkan doa tambahan lainnya itu hanya anjuran atau mustahab. (islamqa.info)

Baca Juga: Kriteria Binatang untuk Kurban (Udhiyyah)

Kesimpulan ini didasarkan pada beberapa hadits Rasulullah yang derajatnya shahih. Dari Anas radhiyallahu anhu ia berkata,

ضَحَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ وَسَمَّى وَكَبَّرَ وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkurban dengan dua ekor kambing kibas yang bertanduk, beliau menyembelihnya dengan tangannya, mengucapkan bismillah dan bertakbir serta meletakkan kakinya pada samping leher.” (HR. Al-Bukhari, no. 5565, Muslim, no. 1966)

Kemudian hadits dari Aisyah radhiyallahu anha,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ يَطَأُ فِي سَوَادٍ وَيَبْرُكُ فِي سَوَادٍ وَيَنْظُرُ فِي سَوَادٍ فَأُتِيَ بِهِ لِيُضَحِّيَ بِهِ فَقَالَ لَهَا يَا عَائِشَةُ هَلُمِّي الْمُدْيَةَ ثُمَّ قَالَ اشْحَذِيهَا بِحَجَرٍ فَفَعَلَتْ ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ ثُمَّ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ثُمَّ ضَحَّى بِهِ

“Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menyuruh untuk diambilkan dua ekor domba bertanduk yang kakinya berwarna hitam, perutnya terdapat belang hitam, dan di kedua matanya terdapat belang hitam. Kemudian domba tersebut diserahkan kepada beliau untuk dikurbankan, lalu beliau bersabda kepada Aisyah, ‘Wahai Aisyah, bawalah pisau kemari.’ Kemudian beliau bersabda: ‘Asahlah pisau ini dengan batu.’ Lantas ‘Aisyah melakukan apa yang beliau perintahkan. Setelah diasah, beliau mengambilnya dan mengambil domba tersebut dan membaringkannya, lalu beliau menyembelihnya. Kemudian beliau mengucapkan: ‘Dengan nama Allah, ya Allah, terimalah ini dari Muhammad, keluarga Muhammad, dan ummat Muhammad.’ Beliau berkurban dengannya.” (HR. Muslim, no. 1967)

Kemudian hadits dari Jabir radhiyallahu anhu ia berkata,

شَهِدْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَضْحَى بِالْمُصَلَّى فَلَمَّا قَضَى خُطْبَتَهُ نَزَلَ مِنْ مِنْبَرِهِ وَأُتِيَ بِكَبْشٍ فَذَبَحَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ وَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ هَذَا عَنِّي وَعَمَّنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِي

“Aku ikut bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Idul Adha di Mushalla (lapangan tempat shalat). Setelah selesai khutbah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam turun dari mimbar, lalu dibawakan kepadanya seekor kambing kibas, lalu Rasulullah menyembelihnya dengan kedua tangannya seraya berkata, ‘Dengan menyebut nama Allah, Allahu akbar, ini adalah Kurbanku dan Kurban siapa saja dari umatku yang belum berkurban.’” (HR. At-Tirmidzi, no. 1521)

Dalam riwayat lain terdapat tambahan lafal,

اَللَّهُمَّ إِنَّ هَذَا مِنْكَ وَلَكَ

Ya Allah, ini dari-Mu dan untuk-Mu.” (Irwa-ul Ghalil, 1138)

Tambahan lafal doa di atas dimaksudkan sebagai tanda syukur atas rizki hewan Kurban atau Udhiyyah yang telah diberikan kepada dirinya hal mana itu adalah murni pemberian Allah dan dikembalikan kepada Allah dengan penuh keikhlasan. (Syarh al-Mumthi’, 7/492)

Baca Juga: Ada Apa di Hari Arafah?

Jadi kesimpulannya, doa menyembelih Kurban atau udhiyyah yang sesuai dengan sunnah adalah dengan lafal,

Pertama, Jika hewan Kurban atau Udhiyyah disembelih sendiri, maka doa menyembelih Kurban (Udhiyyah) yang diucapkan seperti ini,

بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُمَّ إِنَّ هَذَا مِنْكَ وَلَكَ

Bismillahi wallahu Akbar, Allahumma inna hadza minka wa laka.

“Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar, Ya Allah, sesungguhnya (sembelihan) ini dari-Mu dan untuk-Mu.”

Atau dengan lafal ini,

بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُمَّ هَذَا عَنِّي وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِي

Bismillahi wallahu Akbar, Allahumma hadza ‘Anni wa ‘an Ahli Baiti.

“Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar, Ya Allah, ini dari hamba dan dari keluarga hamba.”

Kedua, Jika hewan Kurban atau Udhiyyah yang disembelih bukan milik sendiri, artinya si penyembelih statusnya hanya sebagai wakil, maka lafal doa menyembelih Kurban (Udhiyyah) seperti ini,

بِسْمِ اللهِ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُمَّ هَذَا عَنْ فُلَانٍ

Bismillahi wallahu Akbar, Allahumma hadza ‘an fulan (sebutkan nama pemiliknya)

Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar, Ya Allah ini dari si fulan (sebutkan nama pemiliknya)”

Atau dengan lafal ini,

بِسْمِ اللهِ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ فُلاَنٍ وَآلِ فُلَانٍ

Bismillahi wallahu Akbar, Allahumma taqabbal min fulan (sebutkan nama pemiliknya) wa aali fulan (sebutkan nama pemiliknya)

Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar, Ya Allah terimalah (Kurban ini) dari fulan (sebutkan nama pemiliknya) dan keluarga fulan (sebutkan nama miliknya).” Wallahu a’lam [Sodiq Fajar/dakwah.id]

Tema Terkait: Hari raya Idul Adha, Kurban, Dzulhijjah

Topik Terkait

Sodiq Fajar

Bibliofil. Pemred dakwah.id

0 Tanggapan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *