Doa Rasulullah ketika Hujan Deras – Teks Arab Latin dan Terjemah
Apa doa Rasulullah ketika hujan deras?
Ketika hujan deras Rasulullah berdoa dengan doa berikut ini.
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا
Allahumma hawalaina la ‘alaina
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk membinasakan kami.”
Dalam riwayat lain disebutkan lafal doa Rasulullah ketika hujan deras yang lebih panjang seperti ini,
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا، وَلاَ عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالجِبَالِ وَالآجَامِ وَالظِّرَابِ وَالأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
Allahumma hawalaina la ‘alaina, Allahumma ‘alal akami waljibali wal ajami wadz dzarabi wal audiyyati
“Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami saja dan jangan membahayakan kami. Ya Allah turunkanlah di atas bukit-bukit, gunung-gunung, bendungan air (danau), dataran tinggi, jurang-jurang yang dalam serta pada tempat-tempat tumbuhnya pepohonan.”
Doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika hujan sangat deras ini beliau ucapkan atas permintaan seorang laki-laki yang datang ke masjid saat khutbah Jumat sedang berlangsung.
Begini kronologinya.
Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan, suatu ketika ada seorang laki-laki masuk ke dalam Masjid.
Saat itu adalah hari Jumat.
Laki-laki itu memasuki masjid dari pintu yang berhadapan dengan mimbar. Sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang menyampaikan materi khutbah Jumat.
Laki-laki itu kemudian menghadap ke arah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan menceritakan kondisi musim kemarau yang melanda kampungnya.
Ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْمَوَاشِي وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُغِيثُنَا
“Wahai Rasulullah, harta benda telah habis dan jalan-jalan terputus. Maka mintalah kepada Allah agar menurunkan hujan buat kami!”
Materi Khutbah Jumat: Sedekah Air di Musim Kemarau
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya seraya berdoa,
اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا
“Ya Allah berilah kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan.”
Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu melanjutkan kisahnya,
“Demi Allah, sebelum itu kami tidak melihat sedikit pun awan baik yang tebal maupun yang tipis. Juga tidak ada antara tempat kami dan bukit itu rumah atau bangunan satu pun. Tiba-tiba dari bukit itu tampaklah awan bagaikan perisai. Ketika sudah membumbung sampai ke tengah langit, awan itu pun menyebar dan hujan pun turun.”
Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu melanjutkan penuturannya,
“Demi Allah, sungguh kami tidak melihat matahari selama enam hari.”
Kemudian pada hari Jumat berikutnya, laki-laki itu masuk kembali dari pintu yang sama. Waktu itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang berdiri menyampaikan materi khutbah Jumat.
Kemudian laki-laki itu menghadap beliau seraya berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْأَمْوَالُ وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُمْسِكْهَا
“Wahai Rasulullah, harta benda telah binasa dan jalan-jalan pun terputus. Maka mintalah kepada Allah agar menahan hujan!”
Baca juga: Memuliakan Bulan Rajab Sesuai Tuntunan Al-Quran dan As-Sunnah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lantas mengangkat kedua tangannya seraya berdoa,
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا، وَلاَ عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالجِبَالِ وَالآجَامِ وَالظِّرَابِ وَالأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami saja dan jangan membahayakan kami. Ya Allah turunkanlah di atas bukit-bukit, gunung-gunung, bendungan air (danau), dataran tinggi, jurang-jurang yang dalam serta pada tempat-tempat tumbuhnya pepohonan.”
Seketika itu pula hujan berhenti.
Para sahabat yang saat itu berada di masjid langsung keluar berjalan-jalan di bawah sinar matahari.
Kisah ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan beliau cantumkan dalam kitab Shahih al-Bukhari nomor 1013. Wallahu a’lam (Sodiq Fajar/dakwah.id)