khutbah jumat singkat kekuatan dalam kelembutan dakwah.id

Khutbah Jumat Singkat: Kekuatan dalam Kelembutan

Terakhir diperbarui pada · 4,138 views

Materi Khutbah Jumat
Kekuatan dalam Kelembutan

Pemateri: Marzuki Ibnu Syarqi
(Redaksi Penerbit Zaduna)

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ جَعَلَ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا، وَأَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ خُبْرًا، وَأَسْبَلَ عَلَى خَلْقِهِ بِلُطْفِهِ رَحْمَةً وَسِتْرًا، وَبَعَثَ رَسُوْلَهُ وَكَمَّلَ وَصْفَهُ لَيِّنًا وَرِفْقًا وَبِرًّا.

  • Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
  • Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright

أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ، وَأَسْتَعِيْنُ بِهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ أَنْزَلَ كِتَابَهُ بِالْحَقِّ وَالْهُدَى، وَالنُّوْرِ وَالضِّيَاءِ؛ رَحْمَةً وَشِفَاءً لِمَا فِي الصُّدُوْرِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ بَعَثَهُ بِالرِّفْقِ وَاللَّيِّنِ وَالتَّيْسِيْرِ فِيْ جَمِيْعِ الْأُمُوْرِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. أَمَّا بَعْد:

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Sifat lembut adalah nikmat yang agung. Orang yang pada dirinya terdapat sifat kelembutan maka dia telah mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.

Oleh itulah Nabi shalallahu alaihi wasallam disifati dengan sifat santun dan lembut kepada umatnya sebagaimana firman Allah, dalam al-Quran Surat Ali Imran: 159,

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”

Imam Ibnu Katsir menyatakan, “Maksudnya bahwa seandainya kamu (Muhammad) berkata kasar dan berhati keras kepada mereka niscaya mereka akan menjauhi dan meninggalkanmu, tetapi Allah melembutkan hati dan sikapmu untuk mendekatkan hati mereka kepadamu.”

Ayat ini memberikan penegasan bahwa kelembutan adalah pemersatu hati. Bahwa jika kita melihat sekelompok orang terlihat menyatu dan dekat kepada seseorang, maka daya tariknya adalah kelembutan dan sikap santun.

Sebaliknya pun demikian, jika kita melihat perpecahan dan hubungan yang renggang, persatuan yang terkoyak, maka penyebab utamanya adalah perkataan yang kasar dan sikap yang keras, yang tidak proporsional.

Sikap lemah lembut dan santun adalah buah dari akhlak yang mulia dalam jiwa. Karenanya kelembutan tidaklah membuahkan, kecuali kebaikan.

Jika kelembutan melekat pada pribadi yang baik, maka ia akan semakin menampakkan pesonanya. Jika kelembutan itu melekat pada pribadi yang sebelumnya keras dan kasar, maka ia akan mengubahnya.

Sikap santun dan lembut tidak mendatangkan kecuali kebaikan.” Demikian Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menegaskan.

Bahkan kelembutan bisa menaklukkan musuh yang kuat, mendekatkan hati, merekatkan persaudaraan dan menyambung hubungan yang terputus.

Lembut kepada Diri Sendiri

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Marilah kita bersikap lembut pada diri kita sendiri. Seorang mukmin adalah yang menyayangi dirinya sendiri. Karenanya, mari bersikap lembut kepada diri kita. Tidak membebani diri dengan sesuatu yang tidak dimampui, karena “Allah tidak membebani seseorang di luar kemampuan dirinya.”

Demikian pula lembut kepada diri sendiri berarti tidak mengucapkan atau melakukan tindakan yang membahayakan diri, atau berdampak buruk bagi diri sendiri.

Allah subhanahu wataala berfirman, al-Quran Surat al-Baqarah: 195,

 وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ

Dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri.”

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Termasuk sikap lembut kepada diri sendiri juga termasuk dalam mengamalkan agama; tidak memberat-beratkan diri dan bersikap berlebihan melampaui batasan yang telah ditentukan oleh pembuat syariat.

Dalam sebuah hadits, Shahih al-Bukhari no. 1848; Shahih Muslim no. 1970, disebutkan bahwa Abdullah bin Amr adalah sahabat yang memiliki semangat ibadah yang sangat kuat.

Maka Rasulullah bersabda kepadanya, “Wahai Abdullah, ada yang mengabarkan kepadaku bahwa kamu selalu puasa setiap hari, dan shalat sepanjang malam. Dan kamu mengatakan pula,‘Aku akan shalat malam dan puasa pada siang hari sepanjang hayatku.’

Benar wahai Nabi Allah. Dan saya tidak bermaksud apa-apa, kecuali untuk kebaikan.” jawab Abdullah.

Jangan lakukan yang demikian, karena jika kamu terus seperti itu, matamu akan mengantuk dan badanmu akan melemah. Aku pun shalat malam dan tidur. Aku juga puasa, dan berbuka. Oleh itu, shalat dan tidurlah. Berpuasa dan berbukalah. Karena badanmu memiliki hak atas dirimu, matamu memiliki hak atas dirimu, dan keluargamu memiliki hak atas dirimu. Berpuasa dan berbukalah. Puasalah tiga hari setiap bulan. Itu sudah sebanding dengan puasa setiap hari.”

Tapi aku sanggup lebih daripada itu, wahai Rasulullah.” ujar Abdullah.

Jika demikian, puasalah tiga hari setiap bulan. Itu sebanding dengan puasa setiap hari sepanjang tahun.”

Ya Rasulullah, aku sanggup lebih dari itu.” kata Abdullah lagi.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Jika demikian, berpuasalah dua hari setiap Jumat, yaitu Senin dan Kamis.”

Ya Rasulullah, aku masih bisa lebih dari itu.”kata Abdullah. 

Jika begitu, lakukanlah puasa Nabi Dawud, dia adalah manusia yang paling kuat ibadahnya, tidak menyelisihi jika berjanji dan jika bertemu musuh tidak melarikan diri. Dan jangan lebih dari itu.”

Abdullah bertanya, “Bagaimanakah puasa Dawud itu?”

Rasulullah bersabda,  Yaitu puasa sehari, lalu berbuka sehari.”

Kekuatan dalam Kelembutan

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Ada kekuatan dalam kelembutan, sebagaimana kisah yang Allah abadikan dalam al-Quran.

Firaun adalah manusia paling zalim yang direkam jejaknya dalam al-Quran. Sebab kezaliman terbesar adalah menyekutukan Allah dengan selain-Nya.

Firaun tidak hanya musyrik, tetapi mendaku dirinya sebagai tuhan. Dia mengatakan dengan kesombongannya, sebagaimana yang Allah abadikan dalam al-Quran Surat an-Nazi’at: 24, “Akulah Rabbmu yang paling tinggi.”

Tidak hanya zalim dalam keyakinan, Firaun juga zalim dalam tindakan, bahkan menjadi raja yang kejam. Bagaimana tidak? Bani Israel dijadikan obyek kezaliman yang luar biasa; Firaun menjadikan bani Israel sebagai budak, bahkan mengeluarkan kebijakan hukuman sembelih terhadap anak laki-laki mereka termasuk bayi-bayi yang baru lahir.

Jamaah sekalian, namun demikian, Allah mengajarkan kepada kita bahwa kekerasan tidak harus dihadapi dengan kekerasan.

Nabi Musa yang menyaksikan keadaan bangsanya yang tertindas sedemikian rupa berada dalam situasi yang sulit. Ia justru dibesarkan di istana orang yang kelak menjadi musuhnya. Lalu secara tidak terencana terlibat dalam kasus pembunuhan seorang dari bangsa Qibthi yang merupakan bangsa asli Mesir. Hingga akhirnya menjadi buronan kerajaan.

Beberapa tahun lamanya berlindung di negeri Madyan. Musa kembali ke Mesir dengan membawa misi yang baru; dakwah untuk membebaskan kaumnya dari kezaliman Firaun.

Allah memerintahkan Nabi Musa mendakwahi Firaun. Dalam kalkulasi perbandingan Firaun memiliki segalanya untuk menimpakan keburukan kepada Nabi Musa, apalagi Nabi Musa memiliki jejak kesalahan yang bisa dijadikan alasan pembenaran untuk menangkap atau bahkan membunuhnya. Walaupun sebenarnya pelaku kezaliman tidak perlu alasan untuk melakukan kezalimannya.

Allah memerintahkan kepada Musa, al-Quran Surat Thaha: 43—44,

Pergilah kamu berdua kepada Firaun karena dia telah benar-benar melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”

Dalam situasi demikian Nabi Musa mengadu dan berdoa kepada Allah, “Ya Rabb kami, sungguh kami khawatir dia (Firaun) akan menyiksa kami atau bertambah melampaui batas.”

Yang menarik bahwa Nabi Musa dan Nabi Harun ‘alaihimassalam diperintahkan untuk mendatangi dan menyampaikan seruan dakwah kepada Firaun dengan lemah lembut. Sikap zalim dan aniaya dihadapi dengan kelembutan.

Inilah rahasia kekuatan, bahwa adakalanya sikap keras dan kasar tidak harus dihadapi dengan perlakukan yang sama. Sebab kelembutan memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh kekerasan. Layaknya Nabi Musa yang diperintahkan untuk menyampaikan dakwahnya dengan kalimat yang lembut.

Jika demikian yang Allah perintahkan kepada Musa ketika ia menghadapi Firaun, maka selayaknya kita menjaga lisan dan sikap dakwah kita kepada orang kafir, lalu bagaimana jika yang kita dakwahi adalah saudara seiman?!

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Kelembutan sama sekali bukanlah sikap menyetujui kemungkaran, bukan pula pertanda lemahnya iman. Demikian sebaliknya, sikap keras dan kasar bukan pula pertanda tingginya keimanan. Bahkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyatakan,

Sesungguhnya Allah menyukai sikap lemah lembut dalam segala urusan. Dan Allah memberikan pada kelembutan apa yang tidak Allah berikan kepada sikap kasar.” (HR. Muslim) 

Bahkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyifati Allah dengan sifat lembut dalam sabdanya, Shahih Muslim no. 2593, “Sesungguhnya Allah Mahalembut dan menyukai kelembutan.”

Dalam menunaikan perintah Allah diperlukan kejelasan tujuan, dibutuhkan bekal berupa ilmu dan keterhubungan yang kuat kepada Allah, strategi yang tepat, kewaspadaan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan, keyakinan yang kuat terhadap pertolongan Allah, bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat.

Jamaah sekalian, inilah yang semestinya kita pegang. Layaknya Nabi Musa dan Harun yang mendatangi dengan sebuah misi yang jelas: mendakwahkan keadilan dan menghapuskan kezaliman, berbekal dengan ilmu dan zikir kepada Allah yang merupakan sumber keteguhan, menempuh strategi yang tepat dengan menyampaikan misi secara lemah lembut, melangkah sepenuh keyakinan bahwa Allah senantiasa bersama hamba yang berada di jalan ketaatan dan teguh memegang kebenaran.

Demikian materi Khutbah Jumat tentang kekuatan dalam kelembutan yang dapat khatib sampaikan. Semoga Allah mengaruniai kita kelembutan pada akhlak, perkataan, dan perbuatan kita. Âmîn.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَكْمَلَ لَنَا الدِّيْنَ، وَأَتَمَّ عَلَيْنَا النِّعْمَةَ، وَرَضِيَ لَنَا الْإِسْلَامَ دِيْنًا، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ، وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرَيْ الدُّنْيَا وَالْآخِرَة، وَنَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ وَالْمُعَافَاةَ الدَّائِمَةَ، وَنَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَنَا أَحَبَّ عِبَادِكَ إِلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَاْلإِكْرَامِ.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَان.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ.

اللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ أَنْ تَهْدِيَنَا لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ وَالْأَقْوَال وَالْأَفْعَالِ، وَأَنْ تَصْرِفَ عَنَّا سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Download PDF Materi Khutbah Jumat
Kekuatan dalam Kelembutan
di sini:

Semoga bermanfaat!

Topik Terkait

Marzuki Ibnu Syarqi

Concern terhadap ilmu fikih. Seorang penulis, penerjemah buku, aktif di dunia dakwah dan keilmuan. Pernah mengikuti majelis-majelis ilmu seperti daurah Kitab Tauhid, daurah Mujmal Ashul Aqidah Ahlu Sunnah wal Jamaah, daurah Fiqh Ihtisab, daurah kitab al-Yaqut an-Nafis, kitab Umdatul Ahkam, kitab Mudzakkirat fie Ushul Fiqh, dan lain-lain.

Discover more from Dakwah.ID

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading