Khutbah Idul Fitri 2022
Keluarga di Dunia Keluarga di Surga
Pemateri: Ustadz Naufal Masunika
Ketua yayasan Griya Keluarga Sakinah
*) Link download file PDF materi khutbah untuk print ada di akhir tulisan.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ فَكُلُّ النُّفُوْسِ لَهُ ذَلِيْلَةُ عَانِيَةٌ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اْلقَائِمُ بِأَمْرِ رَبِّهِ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَعَلَى الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَا قَرَعَتِ اْلأَقْدَامُ السَّالِكَةُ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ: اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ
اَلله ُاَكْبَرُ اَلله ُاَكْبْرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَااِلَهَ اِلَّا اللهَ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Saudaraku, jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Segala puji bagi Allah yang memiliki nama yang mulia ar-Rahman ar-Rahim yang dengan rahmat-Nya menciptakan rahim dan mengambilnya dari nama-Nya. Siapa yang menyambungnya, niscaya Dia akan menjaga haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Dia akan memutus dirinya.
Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan kita, baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang senantiasa mengikuti petunjuk beliau hingga akhir zaman. Amin.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam teladan terdepan dalam menjalin tali kekerabatan dan silaturahmi. Bahkan istri tersayang beliau, Sayyidah Khadijah al-Kubra, menyebut suaminya sebagai sosok luhur yang gemar menyambung kekeluargaan dan berkata benar. Begitu sempurnanya sampai-sampai beliau mendapatkan gelar al-Amīn dari umat, bahkan sebelum diangkat menjadi Nabi.
اَلله ُاَكْبَرُ اَلله ُاَكْبْرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَااِلَهَ اِلَّا اللهَ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Saudaraku, jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Di pagi yang berlimpah keberkahan ini, hari raya Idul Fitri 2022 Masehi 1443 Hijriyah, umat Islam seluruh penjuru dunia berduyun-duyun menuju tanah lapang dan masjid seraya mengagungkan asma Allah, untuk menjalankan salah satu sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yakni melaksanakan shalat Idul Fitri secara berjamaah dan mendengarkan khutbah.
Semoga amal ibadah kita sepanjang Ramadhan ini, shiyam, qiyam, tilawah, sedekah, dan amal ibadah kita lainnya, seluruhnya diterima Allah Ta’ala. Semoga ibadah kita selama ini mampu memompa spirit untuk meningkatkan level ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala, mendapatkan rahmat dan ridha-Nya serta dihapuskan dosa-dosanya. Amin.
Saudaraku, jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Momen berkumpul bersama segenap keluarga adalah saat paling ditunggu dan dinantikan. Terlebih pada momen lebaran Idul Fitri.
Di Indonesia dikenal tradisi ‘mudik’ yang seolah menjadi ritual wajib. Perjalanan dengan jarak tempuh yang jauh dan melelahkan, belum lagi kemacetan dan harga tiket yang mahal seolah tidak menjadi kendala dan penghalang demi bisa berkumpul bersama keluarga.
Di Indonesia acara kumpul bareng dan forum silaturrahmi keluarga ini lazim dikenal dengan tradisi halal bi halal.
Dalam lingkup yang lebih kecil, sebenarnya acara kumpul bareng sudah dimulai sejak Ramadhan. Dari mulai acara ifthar (berbuka) dan makan sahur bersama keluarga. Hal yang tampak sepele, tapi di era modern saat ini rutinitas makan bersama keluarga mulai jarang dilakukan. Padahal dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa makan bersama akan mendatangkan keberkahan.
Sebagaimana diterangkan oleh Imam Abu Daud, hadits nomor 3764, bahwa sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengatakan, “Ya Rasulullah sesungguhnya kami selalu makan namun tidak pernah kenyang.”
“Mungkin kalian makan berpisah-pisah?” Tanya Nabi.
Mereka menjawab “Ya.”
Kemudian beliau bersabda, “Berjamaahlah kalian di waktu makan, sebutlah asma Allah, niscaya kalian akan diberi keberkahan.”
Momen kumpul bareng lainnya adalah shalat tarawih berjamaah, sehingga terjadilah silaturrahmi dan hubungan sesama muslim di suatu kawasan.
Dalam konteks ibadah yang lain, ada zakat dan sedekah yang menghubungkan si kaya dan si miskin.
Begitu pun momen umrah yang mempertemukan sesama muslim dari berbagai bangsa, banyak dilakukan di bulan Ramadhan. Maka alangkah eloknya jika tradisi silaturrahmi dan saling mengunjungi ini tidak hanya terjadi saat momen lebaran.
Reuni Keluarga Surga
اَلله ُاَكْبَرُ اَلله ُاَكْبْرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَااِلَهَ اِلَّا اللهَ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Saudaraku, jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Konon, momen serupa mudik, yakni saling mengunjungi dan kumpul bareng keluarga seperti itu kelak sangat didambakan di akhirat, jauh melampaui kerinduan mereka saat terpisah jarak dan waktu kala di dunia. Yakni reuni di Surga Adn.
Allah berfirman,
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ ۖ وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ
“(yaitu) Surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu.” (QS. Ar-Ra‘du: 23)
Pertemuan akbar keluarga Surga ini, dihadiri dzurriyah (keturunan) mereka yang mukmin dan layak menghuni Surga.
Wallahu a’lam, bahkan uniknya, pertemuan itu menjadi ajang pertemuan di antara mereka yang di dunia bahkan belum pernah berjumpa atau bertemu hanya saat masih belia, lalu di akhirat dipertemukan dalam usia sebaya.
Sebagaimana dalam hadits dari Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ جُرْدًا مُرْدًا مُكَحَّلِينَ، بني ثَلاَثٍ وَثَلاَثِينَ
“Penduduk Surga akan masuk Surga dalam keadaan jurdan, murdan, bercelak, di usia 30 atau 33 tahun.” (HR. At-Tirmizi No. 2545)
Imam Ibnu Katsir menjelaskan, “Allah mengumpulkan mereka dengan orang-orang yang mereka cintai di dalam Surga yaitu orang tua, istri-istri, dan anak keturunan mereka yang mukmin dan layak masuk Surga. Sampai-sampai, Allah mengangkat derajat yang rendah menjadi tinggi tanpa mengurangi derajat keluarga yang tinggi.”
Anak bisa mengangkat derajat orang tua mereka. Orang tua pun bisa menarik anaknya ke tingkatan Surga yang lebih tinggi. Pertemuan lintas generasi dengan usia sebaya ini terjadi mengingat Allah Ta’ala dengan sifat rahman dan rahim-Nya menghubungkan dan mempertemukan mereka.Allah mengangkat derajat yang rendah menjadi tinggi agar bisa berkumpul di dalam Surga yang sama derajatnya.
Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath-Thur: 21)
Dalam Tafsir Jalalain dijelaskan, bahwa maksud dari ‘Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka’ yaitu, anak cucu mereka kelak di Surga, sehingga jadilah anak cucu mereka sama derajatnya dengan mereka walaupun anak cucu mereka tidak beramal seperti mereka. Ini semua tiada lain sebagai penghormatan terhadap bapak-bapak mereka agar bisa berkumpul dengan anak cucu mereka (di Surga kelak).
Kenikmatan Memandang Wajah Allah
اَلله ُاَكْبَرُ اَلله ُاَكْبْرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَااِلَهَ اِلَّا اللهَ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Saudaraku, jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Allah menetapkan pada penduduk Surga kekal selama-lamanya. Dan sebaik-baik yang kita dengar di antaranya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ، وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ
“Ada dua kebahagiaan bagi orang yang melaksanakan puasa, kebahagiaan ketika ia berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya.” (HR. Al-Bukhari No. 7045)
Setiap kita akan berbuka puasa, kita mengingat akan pertemuan dengan Allah, dan berdoa, “Ya Allah anugerahkanlah padaku kebahagiaan ketika bertemu dengan-Mu, sebagaimana Kau bahagiakan aku ketika aku berbuka puasa”.
Tiada kenikmatan yang lebih baik di Surga melainkan bisa memandang wajah Allah. Syaikh Abdurrahman as-Sa’di dalam kitab Taisirul Karimir Rahman halaman 899 menjelaskan, “Waktu mereka memandang wajah Allah Ta’ala sesuai dengan tingkatan Surga yang mereka tempati.”
“Karenanya,” lanjut beliau, “Ada yang melihat-Nya setiap hari di waktu pagi dan petang dan ada yang melihat-Nya hanya satu kali dalam setiap pekan. Pemberian yang mulia itu semata dikarenakan rahmat Allah.”
Demi Allah, bagaimana sekiranya berita pada saat itu adalah kita bersama kedua orang tua kita dan orang-orang yang kita cintai di Surga bersama-sama memandang Wajah Allah tanpa berdesak-desakan?
Maka, tiada pernah ada kebahagiaan dan kenikmatan sebaik itu. Cukuplah firman Allah ini menggambarkan,
وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ نَّاضِرَةٌۙ. اِلٰى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ ۚ
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri (indah). Kepada Rabb-nya lah mereka melihat.” (QS. Al-Qiyamah: 22-23)
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ، وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ فِي غَيْرِ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ، وَلَا فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ
“Ya Allah, Aku mohon kepada-Mu kenikmatan memandang wajah-Mu (di Surga), rindu bertemu dengan-Mu tanpa penderitaan yang membahayakan dan fitnah yang menyesatkan.” (HR. Nasa’i No. 1229)
اَلله ُاَكْبَرُ اَلله ُاَكْبْرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَااِلَهَ اِلَّا اللهَ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Saudaraku, jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Demi mengingat perkara ini, bahwa sesuatu yang terbesar yang bisa menghalangi memandang wajah Allah adalah sebuah kemaksiatan, maka kita tidak akan melakukan kemaksiatan itu selama-lamanya. Kedudukan ahli maksiat sebagaimana Allah Ta’ala jelaskan,
كَلَّآ اِنَّهُمْ عَنْ رَّبِّهِمْ يَوْمَىِٕذٍ لَّمَحْجُوْبُوْنَۗ
“Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari memandang wajah Rabb-nya.” (QS. Al-Muthaffifin: 15)
Karenanya, kita tidak akan membiarkan anggota keluarga kita melakukan tindakan bodoh dan konyol yang bisa mencelakakan dirinya dan menggelincirkannya ke neraka, sehingga bisa memupus harapan bersama kembali di jannah-Nya, apalagi memandang wajah-Nya.
Begitu pun Ramadhan yang telah berlalu, kita tidak akan merusak prestasi amal yang telah kita usahakan sebaik-baiknya, rusak karena godaan memperturutkan syahwat. Sampai kita hanya mengetahui bahwa Ramadhan terakhir kita adalah yang terbaik. Wallahul musta’an.
Dan demi mengingat betapa mulianya Allah Ta’ala, kebesaran, keindahan, dan kesempurnaan-Nya, maka hati pun dipenuhi kerinduan pada nikmat yang agung ini.
Tiada henti meminta agar keturunan kita senantiasa berada di atas keimanan serta menyempurnakan ketaatannya kepada Allah subhanahu wata’ala.
Setiap kali kita rindu dengan orang-orang yang kita cintai, maka kita pun rindu untuk bertemu Allah Ta’ala sebagai sebaik-baik karunia yang dianugerahkan-Nya.
Mari kita bersama-sama berdoa, mohon kepada Allah Ta’ala. Ketika dengan rahmat-Nya, Allah Ta’ala menjadikan kita bersaudara di dunia, semoga kelak di akhirat kita akan dikumpulkan kembali bersama seisi keluarga di Surga.
Semoga Allah subhanahu wata’ala meneguhkan setiap langkah kita. Semoga Allah subhanahu wata’ala mengampuni dosa-dosa kita. Semoga Allah subhanahu wata’ala menerima tiap butir amal ibadah kita. Aamin ya mujībassā-ilīn.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ، وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ، وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ، وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ، إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُوْلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ اليَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا، اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِيْ دِيْنِنَا، وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
جَعَلَهُ اللّهُ مُبَارَكًا عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَّةٍ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَناَ دِينَناَ الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِناَ وَأَصْلِحْ لنَاَ دُنْيَاناَ الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُناَ وَأَصْلِحْ لَناَ آخِرَتَناَ الَّتِيْ فِيْهَا مَعَادُناَ وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَناَ فِيْ كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لُناَ مِنْ كُلَّ شَرٍّ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْناَ مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْناَ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ. وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ.
اللَّهُمَّ إِنّاَ نَسْأَلُكَ الجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ. وَنَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لَناَ خَيْرًا
اَللهم اَتِنَا رِضَاكَ فِي الدُّنْيَا وَالْاَخِرَةِ وَاخْتِمْ لَنَا بِالسَّعَادَةِ وَالشَهَادَةِ وَالْمَغْفِرَةِ
اللَّهُمَّ احْفَظْناَ بِالإِسْلاَمِ قَائِمًا وَاحْفَظْناَ بِالإِسْلاَمِ قَاعِدًا وَاحْفَظْناَ بِالإِسْلاَمِ رَاقِدًا وَلاَ تُشْمِناَ بِناَ عَدُوَّا وَلاَ حَاسِدًا، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ كُلِّ خَيْرٍ خَزَائِنُهُ بِيَدِكَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ كُلِّ شَرٍّ خَزَائِنُهُ بِيَدِكَ
اللَّهُمَّ إِناَّ نَسْأَلُكَ النَّعِيْمَ المُقِيْمَ الَّذِيْ لَناَ يَحُوْلُ وَلاَ يَزُوْلُ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ النَّعِيْمَ يَوْمَ العِيْلَةِ وَالأَمْنَ يَوْمَ الخَوْفِ اللَّهُمَّ إِنَّا عَاِئذٌ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا أَعْطَيْتَنَا وَشَرِّ مَا مَنَعْتَ
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالعِصْيَانَ وَاجْعَلْناَ مِنَ الرَّاشِدِيْنَ
الَلَّهُمَّ إِناَّ نَسْأَلُكَ الَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ لَناَ فِيْ عَاقِبَةِ الأُمُورِ
الَلَّهُمَّ اجْعَلْ آخِرَ مَا تُعْطِيْنَا مِنَ الخَيْرِ رِضْوَانِكَ وَالدَّرَجَاتُ العُلىَ مِنْ جَنَّاتِ النَّعِيْمِ
اللَّهُمَّ تَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ، وَأَحْيِنَا مُسْلِمِيْنَ، وَأَلْحِقْناَ بِالصَّالِحِيْنَ غَيْرَ خَزَايَا وَلَا مَفْتُوْنِيْنَ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ، وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ فِي غَيْرِ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ، وَلَا فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ
أَللَّهُمَّ أَعِزِّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ
أَللَّهُمَّ شَطِّطْ شَمْلَهُمْ، وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ، وَزَلْزِلْ أَقْدَامُهُمْ، وَقَلِّلْ عَدَدَهُمْ، وَأَلْقِ فِي قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٖ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّاتِنَا طَيِّبَةًۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ
رَبَّنَا أَوْزِعْنا أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لَنَا فِي ذُرِّيَّاتِنَا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ صَالِحَ الْأَعْمَالِ، وَأَدَامَ عَلَيْكُمُ الصِّحَّةَ وَالْعَافِيَةَ، وَوَفَّقَكُمْ لِخَيْرِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
Download PDF materi Khutbah Idul Fitri di sini:
Semoga bermanfaat!
Pilihan materi khutbah Idul Fitri lainnya dapat Anda temukan di sini: