Daftar Isi
Khutbah Idul Fitri 1446 H
Tujuh Tanda Kesuksesan di Bulan Ramadhan
Pemateri: Ustadz Yasir Abdull Barr
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ،
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ،
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ ِمِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ.
فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُونَ الْمُتَّقُونَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ اْلكَرِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُونَ. وَقاَلَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ.
Kaum muslimin dan muslimah, jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala
Dengan terbenamnya matahari pada kemarin sore, maka berakhir pula bulan suci Ramadhan 1446 H yang penuh keberkahan.
Umat Islam secara resmi memasuki malam Idul Fitri, malam kebahagiaan, malam hari raya. Malam dan pagi hari raya yang diramaikan dengan lantunan takbir, takbir, dan tahmid sebagai ungkapan syukur kepada Allah Ta’ala atas seluruh nikmat-Nya.
Di antara nikmat terbesar dalam urusan agama, yang diterima kaum muslimin pada bulan Ramadhan, adalah mereka dimampukan untuk menunaikan shalat lima waktu berjamaah, shalat Jumat berjamaah, shaum Ramadhan, shalat Tarawih dan Witir berjamaah, tadarus al-Quran, zakat fitri, zakat mal, dan infak sunah.
Semoga semua amal kebajikan tersebut mampu mengantarkan kita dan kaum muslimin kepada derajat ketakwaan. Amiin.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada suri teladan kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta segenap keluarganya dan sahabatnya serta umatnya yang istiqamah mengamalkan ajaran-ajarannya.
Semoga kita tergolong umatnya yang beruntung mendapatkan syafaatnya kelak pada hari kiamat. Amiin.
Tujuh Tanda Kesuksesan di Bulan Ramadhan
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Illallahu, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil hamdu….
Kaum muslimin dan muslimah, jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah Ta’ala
Bulan suci Ramadhan telah berlalu. Saat ini kaum muslimin berada pada bulan yang baru, Syawal.
Sebelum bulan Syawal ini berjalan lebih jauh, ada baiknya setiap muslim melakukan introspeksi diri. Sejauh mana ia telah mendapatkan pembinaan keimanan dan ketakwaan di bulan suci Ramadhan?
Sudahkah ia berhasil meraih predikat takwa saat keluar dari bulan Ramadhan? Apakah ketakwaan dan kesemangatan dalam beribadah mampu ia pertahankan di bulan Syawal dan sepuluh bulan setelahnya?
Introspeksi ini sangat perlu dilakukan, agar semua amal ibadah yang telah dikerjakan di bulan Ramadhan tidak berlalu begitu saja, tanpa dampak positif apa pun dalam kehidupan keseharian seorang muslim.
Seorang muslim dapat mengukur tingkat kegagalan maupun keberhasilan pembinaan iman dan takwanya di bulan Ramadhan dengan cara introspeksi diri.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa seorang muslim meraih kesuksesan di bulan Ramadhan, apabila setelah keluar dari bulan Ramadhan ia menemukan sejumlah tanda berikut ini.
Pertama: Meningkatnya Keimanan
Tanda kesuksesan di bulan Ramadhan yang pertama adalah meningkatnya keimanan.
Shaum Ramadhan, shalat Tarawih dan Witir, tilawah al-Quran, memberi makan orang yang melakukan shaum, serta amal-amal kebajikan lainnya di bulan Ramadhan hanya akan mendatangkan ridha Allah subhanahu wata’ala dan pahala di sisi-Nya ketika dikerjakan atas dasar keimanan.
Ketika seorang muslim membiasakan dirinya mengerjakan semua amal kebajikan tersebut atas dasar keimanan kepada Allah subhanahu wata’ala, selama sebulan penuh, maka dapat dipastikan bahwa pada bulan Syawal, keimanannya kepada Allah subhanahu wata’ala akan meningkat.
Maknanya, ia akan semakin yakin bahwa hidupnya, matinya, rezekinya, di tangan Allah semata. Ia semakin yakin bahwa rezekinya diatur dan diberikan oleh Allah subhanahu wata’ala, maka ia akan mencari rezeki dengan cara-cara yang halal saja, dan meninggalkan cara-cara yang haram.
Ia hanya akan memohon rezeki kepada Allah subhanahu wata’ala, bukan kepada jin penunggu tempat angker, bukan kepada dukun, bukan kepada jimat-jimat, dan lain sebagainya.
Ia semakin yakin bahwa hidup dan matinya di tangan Allah subhanahu wata’ala. Maka ia akan mengabdikan hidup dan matinya di atas jalan Allah dan untuk agama Allah subhanahu wata’ala. Ia menyadari bahwa kehidupannya di dunia hanya berlangsung sementara.
Kelak, entah kapan waktunya dan di mana tempatnya, kematian pasti akan menjemputnya. Ia akan menghadap kepada Allah subhanahu wata’ala Sang Pencipta, untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuatan yang dilakukannya semasa hidup di dunia.
Oleh karena itu, ia akan semakin waspada dari godaan kenikmatan dunia. Ia akan semakin cinta kepada akhirat.
Dan bukti dari hal itu adalah, ia hanya mengambil kenikmatan dunia ala kadarnya saja, sementara sebagian besar kenikmatan dunia akan ia pergunakan untuk bekal menghadap Allah subhanahu wata’ala.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Illallahu, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil hamdu
Kaum muslimin dan muslimah, jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah Ta’ala
Kedua: Meningkatnya Keikhlasan
Tanda kesuksesan di bulan Ramadhan yang kedu adalah meningkatnya keikhlasan.
Semua amal kebajikan yang dilakukan oleh seorang muslim dalam bulan Ramadhan harus memenuhi syarat iḥtisâban, yaitu semata-mata karena mengharapkan ridha Allah subhanahu wata’ala dan pahala di sisi-Nya.
Hal itu mengajarkan keikhlasan niat. Dalam sebulan penuh, setiap muslim dibiasakan untuk membersihkan niatnya dari selain ridha Allah dan pahala di sisi-Nya.
Setiap muslim dibiasakan untuk menjauhkan hatinya dari niat kepentingan-kepentingan duniawi yang fana. Hatinya dibiasakan untuk jauh dari sikap riya` dan sum’ah, yaitu mencari perhatian manusia, pujian manusia, dan popularitas di tengah mereka.
Hatinya dijauhkan dari virus yang berbahaya, yaitu keinginan viral, yang pada zaman sekarang telah merusak banyak amal kebajikan manusia.
Hatinya juga dijauhkan dari keinginan mendapatkan keuntungan-keuntungan dunia semata, seperti harta, jabatan, dan kekuasaan.
Ia melakukan shaum Ramadhan agar diridhai Allah dan dibalas dengan surga-Nya di akhirat, bukan karena ingin sehat jasmaninya.
Ia melakukan shalat wajib lima waktu, shalat Duha, shalat Tarawih dan Witir, dan shalat-shalat sunah lainnya. Bukan agar lancar rezekinya, melainkan agar diridhai Allah subhanahu wata’ala dan seluruh amal kebajikannya diberi nilai positif oleh Allah subhanahu wata’ala.
Sebab, shalat adalah amal kebajikan yang pertama kali akan ditimbang dan dinilai di akhirat. Jika shalatnya baik, maka amal-amal lainnya akan ikut dinilai buruk. Jika shalatnya buruk, banyak bolong-nya, maka amal-amal lainnya akan ikut dinilai buruk.
Ia mengeluarkan zakat fitrah, zakat mal, infak, sedekah, dan menu buka puasa bersama, bukan demi dipuji sebagai orang dermawan, bukan demi mendapatkan balasan rezeki yang deras, bukan demi kelancaran bisnisnya, bukan demi kenaikan jabatannya. Melainkan, semata-mata demi mendapatkan ridha Allah dan balasan di surga-Nya.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Illallahu, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil hamdu
Kaum muslimin dan muslimah, jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah Ta’ala
Ketiga: Disiplin Melaksanakan Shalat Wajib Berjamaah di Masjid
Tanda kesuksesan di bulan Ramadhan yang ketiga adalah disiplin melaksanakan shalat wajib berjamaah di masjid.
Selama satu bulan penuh, kaum muslimin dibiasakan untuk hadir ke masjid-masjid dan mushala-mushala, menunaikan shalat Tarawih dan Witir berjamaah. Sebagian melakukannya 11 rakaat, sebagian lainnya melakukannya 23 rakaat, dan ada pula yang mengerjakan dengan jumlah rakaat yang lebih banyak lagi.
Shalat Tarawih dan Witir itu hukumnya sunah. Bayangkan, untuk sebuah amalan sunah, kaum muslimin mampu mengerjakannya di masjid, secara berjamaah, pada waktu malam, selama 29 malam atau 30 malam. Lihatlah, kesemangatan, antusias, kebersamaan, kekompakan, dan kedisiplinan kaum muslimin dalam ibadah shalat Tarawih dan Witir tersebut!
Khutbah Jumat: Tips Istiqamah Beramal Setelah Ramadhan
Jika untuk sebuah amalan sunah kaum muslimin mampu melakukannya dengan kompak, bersemangat, disiplin, dan berjamaah, maka tentunya untuk amalan yang hukumnya wajib mereka harus lebih mampu lagi.
Untuk shalat wajib lima kali sehari semalam dan shalat Jumat kaum muslimin harus lebih mampu disiplin, kompak, bersemangat, dan berjamaah di masjid. Itulah pertanda kalau amal-amal kebajikan mereka di bulan Ramadhan diterima Allah subhanahu wata’ala.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Illallahu, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil hamdu
Kaum muslimin dan muslimah, jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah Ta’ala
Keempat: Semakin Erat Ukhuwahnya dengan Sesama Muslim
Tanda kesuksesan di bulan Ramadhan yang keempat adalah semakin erat ukhuwahnya dengan sesama muslim.
Bulan suci Ramadhan mengajarkan kepada kaum muslimin untuk senantiasa beramal bersama kaum muslimin lainnya.
Mereka memulai awal shaum Ramadhan pada hari yang sama, berdasarkan keputusan penetapan hilal 1 Ramadhan secara bersama-sama.
Mereka memulai waktu buka puasa yang sama, karena jadwal azan Magrib mereka sama.
Mereka memulai waktu puasa yang sama, karena waktu sahur dan jadwal azan Subuh mereka sama.
Mereka mengakhiri shaum Ramadhan dan memulai hari raya Idul Fitri pada hari yang sama, berdasarkan keputusan penetapan hilal 1 Syawal secara bersama-sama.
Mereka menunaikan shalat wajib lima waktu secara berjamaah di masjid dan mushala. Mereka menunaikan shalat Jumat secara berjamaah di masjid.
Mereka menunaikan shalat Tarawih dan Witir secara berjamaah di masjid dan mushala. Mereka juga bersama dalam membayarkan zakat fitrah dan membagikannya kepada orang-orang yang berhak menerima.
Amal-amal kebajikan yang dilakukan bersama tersebut menanamkan semangat ukhuwah islamiyah, semangat persaudaraan sebagai sesama muslim.
Tuhan yang disembah sama, Nabinya sama, kitab sucinya sama, agamanya sama, kiblatnya sama, dan niatnya juga sama, maka mereka semakin erat bersaudara, seia-sekata, senasib-sepenanggungan, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ المُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Sesungguhnya seorang mukmin dengan orang mukmin lainnya itu bagaikan satu bangunan yang kokoh, satu unsur dengan unsur lainnya saling menguatkan.” (HR. Al-Bukhari no. 481; HR. Muslim no. 2585)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Illallahu, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil hamd
Kaum muslimin dan muslimah, jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah Ta’ala
Kelima: Semakin Mulia Akhlaknya
Tanda kesuksesan di bulan Ramadhan yang kelima adalah semakin mulia akhlaknya.
Shaum Ramadhan mengajarkan kepada kaum muslimin untuk merasakan derita kaum fakir miskin, anak yatim, janda, dan para pengangguran yang hidupnya penuh kesulitan.
Merasakan lapar dan dahaga adalah bagian dari merasakan kesulitan hidup orang-orang lemah tersebut.
Dengan merasakan lapar dan dahaga sebagaimana yang dirasakan oleh orang-orang lemah tersebut, maka timbul dalam dirinya sifat kasih-sayang, peduli, dan simpati. Hatinya tersentuh, penyakit kikir dan pelitnya runtuh.
Maka ia tidak berat untuk mengeluarkan zakat hartanya, zakat fitrahnya, dan sedekah sunahnya kepada orang-orang yang membutuhkannya.
Ia menyadari hartanya hanyalah titipan dari Allah subhanahu wata’ala. Di dalam hartanya terdapat hak anak-anak yatim, janda, fakir, miskin, musafir, dan hamba Allah yang membutuhkan.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Illallahu, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil hamdu
Kaum muslimin dan muslimah, jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah Ta’ala
Keenam: Semakin Akrab dengan Al-Quran
Tanda kesuksesan di bulan Ramadhan yang keenam adalah semakin akrab dengan al-Quran.
Bulan Ramadhan membiasakan kaum muslimin untuk akrab dan dekat dengan kitab suci al-Quran. Firman Allah yang menjadi pedoman hidup, jalan kebahagiaan, dan resep keselamatan dunia akhirat tersebut mendapatkan porsi perhatian yang lebih besar dari kaum muslimin.
Lihatlah, betapa indahnya, betapa berkahnya, ketika dari masjid-masjid, mushala-mushala, dan rumah-rumah terdengar lantunan ayat suci al-Quran. Tadarusan al-Quran, dengan target mengkhatamkan al-Quran sebanyak mungkin, menjadi menu harian di masjid-masjid, mushala-mushala, dan rumah-rumah kaum muslimin.
Kakek-kakek, nenek-nenek, bapak-bapak, ibu-ibu, remaja putra dan putri, bahkan anak-anak SD berlomba-lomba mengkhatamkan al-Quran. Sebagian orang mengkhatamkannya sendirian, sementara sebagian lainnya mengkhatamkannya bersama-sama.
Banyak di antara mereka telah penat bekerja mencari nafkah pada siang hari, namun semangatnya tidak surut untuk bertadarus al-Quran pada waktu malam.
Baca juga: Puasa Syawal Pengertian, Dalil, Hukum, Tata caranya
Keakraban dengan al-Quran tidak boleh berhenti sebatas bulan Ramadhan semata. Pada bulan Syawal dan sepuluh bulan setelahnya, kaum muslimin harus tetap akrab dengan al-Quran.
Orang yang sukses di bulan Ramadhan dapat diketahui dari kesemangatan dan kedisiplinannya untuk akrab dengan al-Quran setelah keluar dari bulan Ramadhan. Ia memiliki target khusus untuk membaca al-Quran setiap hari, baik jumlahnya banyak maupun sedikit, dari sekadar setengah halaman, satu halaman, satu juz, atau lebih dari itu. Yang jelas, tiada harinya yang kosong dari membaca dan menadaburi al-Quran.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Illallahu, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil hamdu
Kaum muslimin dan muslimah, jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah Ta’ala
Ketujuh: Semakin Luwes dan Terampil Beramal
Tanda kesuksesan di bulan Ramadhan yang keempat adalah semakin luwes dan terampil beramal.
Jika sebuah amal ketaatan yang dilakukan seseorang diterima Allah subhanahu wata’ala, hal itu bisa kita ketahui dari buah setelah ia beramal.
Jika setelah ia melakukan amal kebaikan, ia semakin bersemangat dalam melakukan amal-amal kebaikan, maka itu pertanda amalnya diterima Allah subhanahu wata’ala.
Sebab, Allah itu Syakuur, Maha Berterima Kasih dan Maha Memberi balasan. Jika hamba-Nya melakukan sebuah amal kebajikan, niscaya Allah berterima kasih kepadanya dan membalasnya dengan memudahkannya untuk melakukan amal-amal kebajikan selanjutnya.
Dalam hal ini, para ulama salaf shalih mengatakan,
إِنَّ مِنْ ثَوَابِ الْحَسَنَةِ، اَلْحَسَنَةَ بَعْدَهَا. وَإِنَّ مِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ، اَلسَّيِّئَةَ بَعْدَهَا.
“Sesungguhnya di antara pahala amal kebajikan adalah mampu melakukan amal kebajikan sesudahnya, dan sesungguhnya di antara balasan amal keburukan adalah melakukan amal keburukan sesudahnya.”
Inilah sebagian pertanda lahiriah dari amal-amal kebajikan pada bulan Ramadhan yang diterima Allah subhanahu wata’ala. Semoga Allah subhanahu wata’ala menerima amal-amal kebajikan kita dan mengampuni dosa-dosa kita.
Semoga Allah subhanahu wata’ala mengaruniakan kesabaran, kedisiplinan, kekuatan, dan keistiqamahan kepada kita untuk menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Semoga Allah mengaruniakan keimanan dan ketakwaan kepada kita, sampai akhir hayat kita. Amiin.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ.
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَ الذِّكْرِ اْلحَكِيمِ وَ تَقَبَّلَ مِنِّي وَ مِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ.
KHUTBAH KEDUA
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ،
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ،
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، اللَّهُ أَكْبَرُ،
اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ.
فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ. فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُونَ الْمُتَّقُونَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ.
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اللَّهُمَّ ارْضَ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِينَ سَادَاتِنَا أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِىٍّ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِينَ، وَعَنِ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ، وَارْحَمْنَا وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَ لِلمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ. يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا وَعَنِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْفَخْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْمِحَنَ وَالْفِتَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُومًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُومًا، وَلَا تَدَعْ فِينَا وَلَا مَعَنَا شَقِيًّا وَلَا مَحْرُومًا.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوفَهُمْ، وَاجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الْحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلَامَ وَالْأَمْنَ لِعِبادِكَ الْمُؤْمِنِينَ.
اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُسْلِمِينَ الْمُسْتَضْعَفِينَ وَالْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِكَ فِي غَزَّةَ وَالضَّفَّةِ الْغَرْبِيَّةِ وَفِلَسْطِينَ عَامَّةً وَفِي لُبْنَانَ وَسُورِيَّةَ وَفِي كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ. اللَّهُمَّ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ وَسَدِّدْ رَمْيَهُمْ وَ انْصُرْهُمْ عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُرْتَدِينَ وَالْمُنَافِقِينَ وَالْمُجْرِمِينَ وَالْخَائِنِينَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Download PDF Materi Khutbah Idul Fitri
7 Tanda Kesuksesan di Bulan Ramadhan
di sini
Semoga bermanfaat!
Anda ingin mendapat kiriman update materi khutbah
& artikel dakwah.id melalui WhatsApp?