Materi Khutbah Jumat
Cara Menghentikan Cobaan Berat dari Allah
Oleh: Ust. Abdul Halim Tri Hantoro
*) Link download file PDF ada di akhir artikel.
- Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
- Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
وَقَالَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْدُ:
Jamaah shalat Jumat, tamu undangan Allah yang berbahagia
Pujian dan rasa syukur tak henti-hentinya kita haturkan kepada Allah ‘azza wajalla. Robb yang telah memberikan kita nikmat yang tak terhingga dan karunia yang tak terbatas. Yang teragung dari semuanya adalah kita diberi nikmat dien; Iman dan Islam, yang dengannya amal kebajikan bias diterima dan dengannya amal sholeh akan berbuah pahala.
Shalawat dan Salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada uswah hasanah kita, sauri teladan segenap manusia, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Beliaulah yang telah menunjuki kita sabilul haq (jalan kebenaran) yaitu dienul Islam, di mana ia akan menghantarkan siapa saja yang meniti di atasnya menuju maksud kehidupan yaitu mendapatkan nikmat abadi di jannah Allah ‘azza wajalla.
Khatib berwasiat untuk diri pribadi dan untuk jamaah semuanya, marilah kita tingkatkan iman takwa kepada Allah di mana saja kita berada. Kita berusaha mengiringi setiap tindak kelalaian dan kemaksiatan kepada Allah dengan amal shalih, karena niscaya amal sholih tersebut akan dapat menghapus dosanya.
Semoga Allah ‘azza wajalla memberikan kita kekuatan untuk melaksanakan setiap titah dan perintah-Nya dan menjahui segala larangan-Nya, amiin.
Jamaah shalat Jumat tamu undangan Allah yang berbahagia
Kehidupan yang dijalani manusia selaku hamba Allah ‘azza wajalla di dunia ini tidaklah akan terlepas dari yang namanya bala’, cobaan berat dari Allah ‘azza wajalla, terlebih lagi bagi orang yang beriman.
Allah ‘azza wajalla berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ. الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ. أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan berat kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (segala sesuatu milik Allah dan kembali kepada Allah). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157)
Ayat di atas menjelaskan bahwa di antara bentuk cobaan berat dari Allah ‘azza wajalla kepada manusia adalah diturunkannya sedikit rasa takut kepada manusia.
Materi Khutbah Jumat: Waspada Penyakit Ujub
Ya, hanya sedikit saja rasa takut, karena tujuannya adalah untuk menguji bukan untuk menghancurkan. Dan rasa takut yang akan Allah timpakan sesungguhnya adalah nanti pada hari kiamat.
Mari kita lihat realita dalam kehidupan kita akan ujian ketakutan tersebut dewasa ini!
Beberapa minggu terakhir, dunia sedang dihebohkan oleh wabah virus corona. Sebuah virus berbahaya yang konon belum ditemukan vaksinnya tersebut telah memakan korban jiwa yang tidak sedikit.
Ribuan orang meninggal dunia belum termasuk dengan mereka yang terinfeksi oleh virus tersebut, penyebaran yang sangat cepat hingga lintas Negara bahkan benua termasuk negera kita tercinta, Indonesia. Rasa takut menyelimuti setiap warga masyarakat.
Seruan untuk tidak beraktivitas di luar rumah alias mengisolir diri, tidak mendatangi keramaian bahkan harus menyediakan sarana kesehatan dan anjuran-anjuran lain yang positif sebenarnya tapi semakin menambah suasana takut di masyarakat. Terlebih rata-ratanya yang terinfeksi virus ini berujung pada kematian.
Jamaah shalat Jumat tamu undangan Allah yang berbahagia
Menghadapi ujian yang menimpa kita hari ini maka hendaknya kita laksanakan dua jenis ikhtiyar: ikhtiyar kauni dan ikhtiyar syar’iy.
Ikhtiyar kauni adalah melakukan tindakan preventif yang berasal dari usaha kita selaku manusia yang Allah bekali fikiran yang menghasilkan ilmu.
Maka lahirlah berbagai macam seruan dari pemerintah untuk menangkal penyebaran virus ini. Di antaranya adalah menghidupkan perilaku hidup bersih dalam setiap aktivitas kita.
Kemudian sesering mungkin mencuci tangan, melakukan penyemprotan obat pembasmi virus di tempat-tempat yang memungkinkan banyak manusia berkumpul, kemudian mengurangi kontak fisik, bersentuhan langsung dan anjuran-anjuran lainnya.
Semuanya adalah sesuatu yang positif bahkan termasuk perkara yang diperintahkan dalam syariat Islam.
Sebagaimana telah masyhur bahwa pada masa Umar bin Khattab pernah terjadi penyakit menular begitu dahsyat. Untuk menangani wabah ini, Khalifah Umar meminta pendapat Amru bin Ash.
Salah satu saran dari shahabiy jalil yang sangat cerdas ini adalah menghindari keramaian, karena di situlah virus atau bakteri dengan leluasa berpindah dari satu orang ke orang lainnya.
Maka dihimbaulah agar masyarakat berpencar, dan jangan berkerumun di satu tempat. Cara menghadapi wabah yang seperti inilah yang dimaksud dengan ikhtiyar kauni.
Sebuah kasb atau usaha manusia dalam mencari manfaat atau menghindari madharat. Disebut kauni karena cara yang ditempuh bersesuaian dengan hukum kauni (alam).
Materi Khutbah Jumat: 8 Hal yang Perlu Kita Ketahui tentang Ibadah Shalat
Sejalan dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang di kabarkan dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, beliau bersabda,
إِذَا سَمِعْتُمُ الطَّاعُونَ بِأَرْضٍ، فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأرْضٍ، وأنْتُمْ فِيهَا، فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا. متفق عَلَيْهِ
“Apabila kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Adapun apabila penyakit itu melanda suatu negeri sedang kalian ada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri itu.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Juga ikhtiyar kauni yang diperintahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mencari penawar atau obatnya, beliau bersabda tentang kasiat buah kurma dari jenis Ajwa’:
مَنْ تَصَبَّحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ وَلاَ سِحْرٌ
“Barangsiapa di pagi hari memakan tujuh butir kurma ajwa, maka ia tidak akan terkena racun dan sihir pada hari itu.” (HR. Al-Bukhari no. 5779 dan Muslim no. 2047)
Jamaah shalat Jumat tamu undangan Allah yang berbahagia
Bentuk ikhtiyar kedua yang dianggap lebih penting dan utama untuk dilaksanakan adalah ikhtiyar syar’i yang terdiri dari dua hal penting:
Pertama: Meningkatkan ketakwaan kepada Allah ‘azza wajalla.
Dalam kondisi ujian yang mendera kita sekarang ini, tiada tuntutan yang paling besar bagi orang yang beriman kecuali terus meningkatkan kualitas takwa dan kedekatan hubungan dengan Sang Khaliq; Allah ‘azza wajalla.
Karena ketakwaan kepada Allah ‘azza wajalla akan melahirkan jalan keluar atas apa yang menimpa diri kita berupa ujian.
Dengan ketakwaan pula segala urusan kita akan di mudahkan Allah. Dengan ketakwaan pula, dosa kita akan diampuni dan diganti dengan pahala yang besar.
Allah ‘azza wajalla berfirman di dalam al-Quran surat Ath-Thalaq: 2-5,
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (2)
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ
“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (3)
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ اَمْرِهٖ يُسْرًا
“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (4)
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّاٰتِه وَيُعْظِمْ لَهاَجْرًا
“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.” (5)
Ketakwaan kepada Allah ‘azza wajalla juga merupakan muara dari segala urusan. Jika seseorang atau suatu kaum diberi nikmat Allah ‘azza wajalla maka bisa jadi itu karena ketakwaan mereka kepada Allah yang benar.
Khutbah Idul Fitri: Amal Shalih Bertambah, Kuatkan Hidayah
Sebaliknya jika cobaan berat menimpa seseorang atau suatu kaum hal itu bisa jadi karena hilangnya ketakwaan mereka kepada Allah ‘azza wajalla.
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada seseorang yang meminta untuk diberi wasiat atau nasihat. Sebagaimana diterangkan dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudri bahwa ada seorang laki-laki yang dating kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata, “Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat.”
Beliau menjawab, “Aku wasiatkan kepadamu untuk bertakwa kepada Allah, karena ia adalah sumber dari segala urusan (kehidupan).” (HR. Ath-Thabrani)
Jamaah shalat Jumat tamu undangan Allah yang berbahagia
Kedua: Menjauhi perbuatan maksiat
Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla menciptakan alam raya dan juga isinya ini dalam keadaan baik pada awalnya. Akan tetapi ulah tangan manusialah yang menjadikan ia rusak dan terjadi banyak bencana.
Allah ‘azza wajalla berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rūm: 41)
Dijelaskan di dalam kitab Tafsir Al-Muyassar, terlihat kerusakan di daratan dan di lautan seperti kekeringan, minimnya hujan, banyaknya penyakit dan wabah. Hal itu disebabkan kemaksiatan-kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia, agar mereka mendapatkan hukuman dari sebagian amal mereka di dunia, supaya mereka bertaubat kepada Allah dan kembali kepada-Nya dengan meninggalkan kemaksiatan, selanjutnya keadaan mereka akan membaik dan urusan mereka menjadi lurus.
Ketahuilah jamaah sekalian, bahwa merebaknya wabah atau virus corona ini tidak lain karena kemaksiatan yang dilakukan manusia hingga kita khawatir itu merupakan bentuk azab Allah ‘azza wajalla.
Sebagaimana hadis dari Sayyidah Aisyah yang menyebutkan:
عَنْ عَائِشَةَ سَأَلَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الطَّاعُونِ فَأَخْبَرَهَا نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللَّه عَلَى مَنْ يَشَاءُ فَجَعَلَهُ اللَّهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ فَلَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ فَيَمْكُثُ فِي بَلَدِهِ صَابِرًا يَعْلَمُ أَنَّهُ لَنْ يُصِيبَهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيدِ.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang thaun (wabah penyakit menular). Lalu Rasulullah menjawab: Sesungguhnya thaun itu adalah azab yang Allah timpakan kepada orang yang dikehendakinya dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman. Maka tidaklah dari seseorang yang terkena wabah penyakit menular, lalu ia tetap sabar di negerinya atas cobaan tersebut sembari meyakini bahwa dia tidak akan ditimpa oleh sesuatu apapun kecuali apa-apa yang telah ditentukan oleh Allah ‘azza wajalla, melainkan dia akan memperoleh pahala mati syahid. (HR. Al-Bukhari)
Demikian khutbah pertama kami sampaikan, bahwa untuk menghentikan cobaan berat dari Allah yang menimpa kita adalah dengan meningkatkan takwa dan menjahui kemaksiatan.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ! اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ. وَذَرُو الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنْ. وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
ASSALAAMU’ALAIKUM WW. BAPAK/IBU, MOHON IZIN DOWNLOAD MATERI INI.
Assalamualaikum.. Afwan saya salah satu pengurus pesantren di Sulawesi Selatan ingin minta izin memasukkan tulisan ini ke dlm buletin bulanan kami jika diperkenankan.. Barakallah fiikum
Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh
Silahkan, dengan tetap mencantumkan nama penulis dan link sumber artikel: https://www.dakwah.id/khutbah-jumat-cara-menghentikan-cobaan-berat-dari-allah/
Siap. Barakallah fina jami’an
Aamiin.
Assalamu ‘alaikum dakwah.id.. Saya salah satu pengurus pondok pesantren di Sulawesi Selatan ingin meminta izin untuk memasukkan tulisan ini ke dlm buletin bulanan kami jika diperkenankan.. barakallah fiikum.