khutbah jumat terbaru beda mazhab fikih dakwah.id

Khutbah Jumat Terbaru: Beda Mazhab Tetap Sahabat

Terakhir diperbarui pada · 2,625 views

Khutbah Jumat Terbaru
Beda Mazhab Tetap Sahabat

Pemateri: Sodiq Fajar

  • Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
  • Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright

*) Link download materi khutbah Jumat versi PDF ada di bawah tulisan ini.

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَعَلَى كُلِّ مَنِ اقْتَفَى أَثَرَهُ، وَاسْتَمْسَكَ بِسُنَّتِهِ وَسَارَ عَلَى طَرِيْقَتِهِ، وَانْتَهَجَ نَهْجَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Kami wasiatkan kepada diri kami juga kepada jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan kualitas takwa kepada Allah subhanahu wata’ala. Mari kita laksanakan perintah Allah. Mari kita tinggalkan seluruh larangan-Nya. Semoga Allah memudahkan jalan kita dalam menapaki tangga-tangga ketaatan kepada-Nya.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Kita semua, seluruh kaum muslimin, di mana pun kita berada, dalam kondisi apa pun, sejatinya sedang menempuh tujuan yang sama, yakni meraih ridha dan rahmat Allah. Inilah tujuan yang sebenarnya. Inilah kebahagiaan yang hakiki.

Berdasarkan kesamaan tujuan hakiki inilah, maka Allah menjadikan umat yang beriman sebagai umat yang satu. Muslim satu dengan muslim lainnya Allah sebut sebagai saudara. Terjalin dalam ikatan yang Allah sebut sebagai ukhuwah.

Allah berfirman dalam Surat al-Hujurat ayat 10,

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ

Hanyasanya orang mukmin satu dengan mukmin lainnya itu bersaudara.”

Ayat ini selayak sebuah ikatan yang kokoh. Ikatan yang mengikat antar manusia yang beriman kepada Allah. Allah mengikat setiap hamba-Nya yang beriman ke dalam satu ikatan. Yaitu ukhuwah Islamiyah.

Maka, jika ada orang, dari mana pun ia berasal, dalam kondisi apa pun dirinya, yang tinggal di belahan bumi bagian timur atau pun barat, jika ia beriman kepada Allah, beriman kepada Malaikat, beriman kepada kitab-kitab Allah, beriman kepada Rasul-Nya, beriman kepada hari akhir, dan beriman kepada qadha’ dan qadar-Nya, maka ia adalah saudara bagi kaum muslimin lainnya.

Persaudaraan yang mewajibkan untuk mencintai apa saja yang ia cintai untuk diri sendiri. Persaudaraan yang menuntut untuk membenci apa pun yang ia benci untuk diri sendiri.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, sebagaimana termaktub dalam kitab Shahih Muslim, sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, hadits nomor 2564,

لاَ تَحَاسَدُوْا، وَلاَتَنَاجَشُوْا، وَلاَ تَبَاغَضُوْا، وَلاَ تَدَابَرُوْا، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخوَانَاً

Janganlah kalian saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi, dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”

الْمُسْلِمُ أَخُوْ الْمُسْلِمِ، لاَ يَظلِمُهُ، وَلاَ يَخْذُلُهُ، وَلاَ يَكْذِبُهُ، وَلايَحْقِرُهُ

Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzaliminya, menelantarkannya, mendustainya, dan menghinakannya.”

Begitu pentingnya urusan ukhuwah Islamiyah ini, sampai-sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan penjelasan yang cukup gamblang. Beliau mengilustrasikan model persaudaraan antar sesama muslim yang harus dibangun dengan sangat kokoh.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, sebagaimana termaktub dalam kitab Shahih al-Bukhari, hadits nomor 6026,

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

Mukmin satu dengan mukmin yang lainnya itu selayak bangunan kokoh, satu dan lainnya saling menguatkan.”

Fenomena Beda Mazhab dalam Mengamalkan Islam

Seiring dengan berjalannya waktu, zaman berputar, generasi berganti, Islam yang semula terpotret dari sosok Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian terwariskan secara ilmu dan amal kepada para sahabat beliau radhiyallahu ‘anhum, kemudian terwariskan kepada generasi terbaik setelah generasi sahabat, yakni generasi tabi’in, lalu generasi setelahnya.

Mulai sejak zaman Rasulullah, setelah Rasulullah berhasil membangun masyarakat Islam di Madinah yang berasaskan Islam, aroma harum dinul-Islam mulai menyebar ke jazirah di luar Madinah.

Dakwah Islam terus berkembang pesat hingga menyentuh tanah a’jam. Tanah yang penduduknya bukan orang Arab, yang berbicaranya bukan dengan bahasa Arab.

Singkat perjalanan, dengan tersebarnya para ahli ilmu Islam ke berbagai penjuru negeri, akhirnya terbentuklah madrasah-madrasah ilmu. Dari madrasah itu terbentuklah mazhab fikih.

Ada mazhab Hanafi, mazhab Maliki, mazhab Syafi’i, dan mazhab Hanbali.

Pada dasarnya, mazhab tidak hanya empat. Namun, jalur ilmu yang populer sampai pada kita saat ini adalah jalur ilmu melalui empat mazhab tersebut.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Namun, yang sangat disayangkan adalah terjadinya gesekan antar masing-masing pengikut mazhab yang empat tersebut.

Di negeri kita ini, secara kasat mata, memang mayoritas masyarakat mengamalkan fikih mazhab Syafi’i, tetapi tidak menutup fakta bahwa ada masyarakat muslim yang mengamalkan fikih selain mazhab Syafi’i.

Keragaman masyarakat muslim dalam mengamalkan pendapat mazhab dalam urusan fikih hampir terjadi di seluruh negeri yang di sana terdapat populasi muslimnya.

Oleh sebab itu, perbedaan dalam mengamalkan mazhab fikih ini semestinya tidak kita jadikan sebagai alasan untuk berpecah belah.

Tips Agar Tetap Bersahabat Meski beda Mazhab

Maka, untuk menjaga keutuhan ukhuwah Islamiyah dan menghindari perpecahan yang timbul dari faktor perbedaan mazhab fikih, ada beberapa adab yang perlu kita lestarikan bersama.

Pertama: Hendaknya selalu bersikap jujur dalam berilmu dan beramal.

Pada hakikatnya, setiap manusia yang mencita-citakan rahmat dan ridha Allah sedang bergerak mendekati kebenaran yang telah Allah tunjukkan jalannya. Oleh karena itu, setiap orang dituntut untuk jujur dalam berilmu dan beramal demi meraih rahmat dan ridha Allah.

Kedua: Merenungi Hakikat Beramal dengan Mazhab Fikih.

Mazhab adalah jalan untuk mengamalkan Islam terutama dalam urusan furu’ fikih seperti tata cara ibadah dan semisalnya.

Para ulama sepakat bahwa mazhab fikih yang empat—Mazhab Hanafi, mazhab Maliki, mazhab Syafi’i, dan mazhab Hanbali—adalah mazhab yang berada di atas kebenaran dan boleh beramal dengannya.

Sehingga, siapa pun yang memiliki kemampuan untuk mempelajari salah satu fikih mazhab tersebut sebagai jalan untuk mendekati kebenaran dalam beramal, maka tidak boleh diganggu atau dicela.

Ketiga: Jangan ikuti hawa nafsu.

Sejarah telah mencatat, perpecahan dan perselisihan antara pengikut mazhab terjadi karena adanya sifat mengikuti hawa nafsu. Ketika seseorang telah menuruti hawa nafsunya dalam bermazhab, maka ia akan sulit menerima kebenaran yang tampak di hadapannya.

Keempat: Jangan terjebak pada ta’ashub mazhab.

Salah satu penyebab terjadinya khilaf dan perselisihan yang berkepanjangan adalah sikap ta’ashub atau fanatisme golongan yang tercela. Fanatisme golongan selayak racun yang dapat menghancurkan ukhuwah Islamiyah.

Syaikh Shalih al-Maqbali mengatakan dalam bukunya yang berjudul al-‘Alam asy-Syamikh fi Itsar al-Haq ‘ala al-Aba’ wa al-Masyayikh halaman 389,

إِنَّمَا يُعَظِّمُ الْخِلَافَ التَّعَصُّبُ

Faktor utama penyebab perselisihan semakin membesar adalah sikap ta’ashub.”

Kelima: Hindari debat kusir yang tidak bermanfaat.

Tujuan mempelajari fikih mazhab adalah untuk membekali diri dengan ilmu untuk beramal. Mempelajari fikih mazhab adalah salah satu upaya kita dalam mendekati kebenaran dalam praktik ibadah.

Mempelajari fikih mazhab bukanlah untuk menang-menangan dalam debat. Mempelajari fikih mazhab tujuannya agar kita lebih dekat dengan kebenaran dalam beramal.

Maka, melalui mimbar Jumat ini kami wasiatkan kepada diri kami juga kepada jamaah sekalian untuk selalu menjaga dan mempererat ukhuwah Islamiyah. Jangan sampai perbedaan mazhab fikih dalam beramal menjadikan kita berpecah belah.

Mari selalu renungkan firman Allah subhanahu wata’ala berikut ini,

وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيْهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهٗٓ اِلَى اللّٰهِ

Dan apa pun yang kamu perselisihkan padanya tentang sesuatu, keputusannya (terserah) kepada Allah.” (QS. Asy-Syura: 10)

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Demikian materi khutbah Jumat tentang menyikapi fenomena beda mazhab di tengah masyarakat pada siang hari ini. Semoga Allah subhanahu wata’ala senantiasa mengikat hati kita semua dalam ikatan ukhuwah Islamiyah yang kokoh hingga akhir hayat.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ الَّذِيْنَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَبِهِ كَانُوْا يَعْدِلُوْنَ: أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، وَعَليٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا رَخَاءً وَسَائْرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرِ المُجَاهِدِيْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ كُنْ لَهُمْ وَليًّا وَنَصِيْرًا، وَمُعِيْنًا وَظَهِيْرًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْإِخْلَاصَ فِي الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ.

اَللَّهُمَّ وَفِّقْ إِمَامَنَا لِهُدَاكَ، وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِي رِضَاكَ، وَوَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةِ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ، وَتَحْكِيْمِ شَرْعِكَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.

فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى آلَائِهِ وَنِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Download PDF Materi Khotbah Jumat Singkat dakwah.id
Beda Mazhab Tetap Sahabat di sini:

Semoga bermanfaat!

Topik Terkait

Sodiq Fajar

Bibliofil. Pemred dakwah.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *