Gambar Kultum Ramadhan Tiga Catatan di Penghujung Bulan Ramadhan dakwah.id

Kultum Ramadhan: Tiga Catatan di Penghujung Bulan Ramadhan

Terakhir diperbarui pada · 892 views

Tulisan yang berjudul Tiga Catatan di Penghujung Bulan Ramadhan ini adalah seri ke-29 dari serial Materi Kultum Ramadhan 1446 H yang ditulis oleh Ustadz Yasir Abdull Barr.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِلَهُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ.

أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَإِنَّهُ خَيْرُ زَادِ الرَّاحِلِينَ. أَمَّا بَعْدُ.

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Ta’ala. Berkat limpahan karunia, kekuatan, dan taufik-Nya semata, kita masih mampu menjalankan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya, terlebih dalam bulan Ramadhan yang sangat mulia ini.

Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada suri teladan kita, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beserta segenap keluarga dan sahabatnya.

Semoga kita termasuk umat beliau yang konsisten menjalankan syariatnya, dan kelak di akhirat beruntung karena mendapatkan limpahan syafaatnya. Amiin.

Jamaah shalat Tarawih yang dimuliakan Allah

Dikisahkan bahwa ada seorang laki-laki bani Israil yang beribadah kepada Allah selama 70 tahun. Lalu Allah hendak menampakkan keutamaan orang itu kepada para malaikat.

Maka Allah mengutus seorang malaikat untuk memberi tahu orang itu bahwa meskipun ia telah beribadah selama 70 tahun, ia belum layak mendapatkan surga Allah.

Setelah malaikat menyampaikan berita itu, orang itu berkomentar, “Kami diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Maka sudah selayaknya kami beribadah kepada Allah, baik mendapatkan surga Allah maupun tidak.”

Ketika malaikat itu kembali menghadap Allah, Allah pun bertanya kepadanya, “Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku?”

Malaikat itu menjawab, “Wahai Tuhanku, Engkau lebih mengetahui apa yang dikatakan oleh hamba-Mu.”

Allah berfirman, “Karena ia tidak berpaling dari beribadah kepada Kami, maka dengan kemurahan Kami, Kami tidak akan berpaling darinya. Wahai para malaikatku, saksikanlah oleh kalian bahwa Aku telah mengampuninya.”

Imam al-Ghazali dalam risalahnya, Ayyuhal Walad, menegaskan kepada muridnya bahwa seseorang tidak akan mendapatkan pahala apa pun, selama ia tidak beramal kebajikan apa pun. Lalu beliau menyebutkan kisah seorang ahli ibadah di atas, yang senantiasa beribadah, meskipun ia tidak dijanjikan balasan surga.

Sebab, kedudukan sebagai hamba ciptaan Allah semata sudah lebih dari cukup mendorong dirinya untuk beribadah dan beramal kebajikan.

Hikayat tersebut mengajarkan bahwa kewajiban seorang hamba adalah menaati perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Allah Ta’ala tidak memiliki kewajiban apa pun terhadap hamba-Nya.

Hanya saja, dengan kemurahan dan karunia-Nya, Allah Ta’ala membalas ibadah hamba-Nya dengan ridha-Nya, ampunan-Nya, dan surga-Nya. Sehingga tidak ada balasan ridha Allah, ampunan-Nya, dan surga-Nya jika seorang hamba tidak beribadah kepada-Nya.

Jamaah shalat Tarawih yang dimuliakan Allah

Malam ini kita berada di malam ke-29 bulan Ramadhan tahun ini. Malam ini merupakan malam ganjil terakhir dalam bulan Ramadhan tahun ini. Bisa jadi ia juga menjadi malam terakhir bulan Ramadhan tahun ini, apabila Ramadhan hanya berjumlah 29 hari.

Berdasarkan hadits-hadits shahih, Imam Ibnu Rajab al-Hambali (w. 795 H) menjelaskan bahwa dosa-dosa umat Islam yang telah lalu akan dihapuskan dan diampuni oleh Allah Ta’ala pada bulan Ramadhan melalui minimal tiga amalan.

Materi Khutbah Jumat: 5 Doa Rasulullah di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan

Pertama, dosa-dosa yang diampuni tanpa perlu menunggu selesainya bulan Ramadhan, yaitu dengan melaksanakan shalat Tarawih dan shalat Witir pada malam Lailatul Qadar.

Kedua, dosa-dosa yang baru akan diampuni ketika bulan Ramadhan telah sempurna, yaitu pada malam ke-29 atau ke-30 Ramadhan. Ampunan dosa ini diperoleh dengan dua amalan: melakukan shaum Ramadhan pada siang hari dan melakukan shalat Tarawih-Witir pada malam hari.

Sejak hari pertama Ramadhan sampai akhir Ramadhan ini, alhamdulillah, kita dengan sabar dan disiplin mampu melakukan shaum Ramadhan pada siang hari dan shalat Tarawih-Witir pada malam hari.

Kita berharap semoga Allah subhanahu wataala berkenan memberikan balasan terbaik dan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu, sesuai janji Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Amiin.

Catatan di Penghujung Bulan Ramadhan

Jamaah shalat Tarawih yang dimuliakan Allah

Selanjutnya kita perlu memperhatikan beberapa catatan yang disebutkan oleh para ulama Islam.

Catatan pertama: mayoritas ulama menegaskan bahwa shaum Ramadhan, shalat Tarawih, dan shalat Witir itu dapat menghapuskan dosa-dosa kecil kita pada masa lalu dengan satu syarat, yaitu kita menjauhi dosa-dosa besar.

Jika kita tidak meninggalkan dosa-dosa besar, maka ketiga amalan tersebut tidak akan mampu menghapuskan dosa-dosa kecil kita. Agar dosa-dosa besar kita ikut dihapuskan, Kita harus melakukan taubat nashuha.

Hal itu berdasar sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam,

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ.

Shalat lima waktu, shalat Jumat ke shalat Jumat berikutnya, dan shaum Ramadhan ke shaum Ramadhan berikutnya itu menghapuskan dosa-dosa kecil di antara amalan-amalan tersebut, dengan syarat dosa-dosa besar telah dijauhi.” (HR. Muslim)

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah

Catatan kedua: besarnya balasan pahala pada bulan Ramadhan ini berkaitan erat dengan amal-amal shalih yang ditunaikan secara sempurna, dengan memenuhi syarat-syarat, rukun-rukun, dan adab-adabnya.

Jika amal yang dilakukan kurang sempurna, pahala untuknya juga ikut berkurang.

Imam Ibnu Rajab al-Hambali menyatakan,

فَالصِّيَامُ وَسَائِرُ الْأَعْمَالِ عَلَى هَذَا الْمِنْوَالِ: مَنْ وَفَّاهَا فَهُوَ مِنْ خِيَارِ عِبَادِ اللَّهِ الْمُوَفِّينَ، وَمَنْ طَفَّفَ فِيهَا فَوَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ.

Shaum dan seluruh amalan lainnya itu diperlakukan sebagaimana shalat ini. Siapa melakukannya secara sempurna, niscaya ia termasuk golongan sebaik-baik hamba Allah. Adapun siapa mengurangi takarannya, maka kecelakaan untuk orang-orang yang mengurangi takaran.”

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah

Catatan ketiga: untuk menambal kekurangan-kekurangan dalam shaum Ramadhan kita, kita diperintahkan untuk membayar zakat fitrah kepada orang-orang yang berhak menerimanya.

Hal itu berdasar hadits,

فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan dosa orang yang berpuasa dari ucapan-ucapan sia-sia dan ucapan-ucapan jorok, serta untuk memberi makan kepada orang-orang miskin.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

Demikian materi kultum Ramadhan dengan judul “Tiga Catatan di Penghujung Bulan Ramadhan”. Pada penghujung bulan suci Ramadhan ini, semoga Allah subhanahu wataal menerima amal-amal kebajikan kita dan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu. Amiin. (Yasir Abdull Barr/dakwah.id)

Topik Terkait

Discover more from Dakwah.ID

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading