Materi khutbah jumat 7 akibat perbuatan zalim-dakwah.id

Materi Khutbah Jumat: 7 Akibat Perbuatan Zalim

Terakhir diperbarui pada · 7,575 views

Materi Khutbah Jumat
7 Akibat Perbuatan Zalim

Oleh: Abdul Halim Tri Hantoro, S.Pd.I

 

 

 

*) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir artikel.

إنَّ الحمدَ لله نَحمدُهُ وَنَستَعِينُهُ ونَستَغفِرُه، وَنعوذُ بِالله مِن شُرورِ أنفسِنا وَسَيِّئاتِ أعمالِنا مَن يَهدِ اللهُ فَلا مضلَّ لَه ومن يُضلِل فَلَن تَجِدَ لهُ وَلِيَّا مُرشِدًا

أشهَد أن لا إلهَ إلا اللهُ وَحدَهُ لا شَريكَ لهُ وَأشهَدُ أنَّ مُحَمّدًا عَبدُهُ ورَسُولُه بَلَّغَ الرِّسالةَ، وَأدّى الأمانَةَ، وَنَصَحَ الأمَّةَ، وَجاهَدَ فِى اللهِ حَقَّ جِهادِهِ حَتَّى أتاهُ اليَقِينُ.

اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم وَبارِك عَلَى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِه وَصَحبِهِ وَمَن تَبِعَهُم بِإِحسانٍ إلى يِومِ الدِّينِ، أمَّا بَعد

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد

 

Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala yang telah memberi petunjuk kepada kita terhadap Iman dan Islam, dan sekali-kali kita tidaklah mendapat petunjuk melainkan Dialah Allah subhanahu wata’ala yang memberikannya.

Kita bershalawat kepada baginda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Nabi junjungan sekaligus penutup para Nabi dan Rasul. Atas bimbingannya, kita ditunjukkan kepada sebaik-baik jalan dan manhaj yakni dinul Islam.

Semoga keselamatan juga Allah senantiasa limpahkan kepada para istri beliau, para sahabat dan segenap umatnya yang tsiqah terhadap ajarannya hingga hari kiamat.

Di hari yang paling mulia, juga di tempat yang paling mulia ini, marilah kita tingkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala di mana saja berada. Berusaha dengan maksimal melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Sesungguhnya di antara prinsip Islam yang paling mendasar adalah menjunjung tinggi keadilan dan memerangi segala bentuk kezaliman. Karena kemakmuran, kesejahteraan berikut kedamaian dan ketenangan hanya dapat diraih manakala dua hal di atas terealisasi dalam kehidupan manusia.

Allah subhanahu wata’ala tidaklah berbuat zalim dan menghendaki adanya kezaliman dalam kehidupan manusia, sebagaimana firman-Nya,

تِلْكَ اٰيٰتُ اللّٰهِ نَتْلُوْهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ وَمَا اللّٰهُ يُرِيْدُ ظُلْمًا لِّلْعٰلَمِيْنَ

Itulah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepada kamu dengan benar, dan Allah tidaklah berkehendak menzalimi (siapa pun) di seluruh alam.(QS. Ali ’Imran: 108)

Dan firman-Nya juga:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ اَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِ

Barang siapa mengerjakan kebajikan maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa berbuat jahat maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya sendiri. Dan Rabbmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba(-Nya).” (QS. Fushshilat: 46)

Materi Khutbah Jumat: 5 Sebab Kehancuran Umat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menegaskan akan larangan berlaku zalim baik terhadap diri sendiri maupun menimpakannya kepada orang lain.

عَنْ أَبِـيْ ذَرٍّ الْغِفَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّـى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَـا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ: يَا عِبَادِيْ! إِنِّـيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَـى نَفْسِيْ، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَـكُمْ مُحَرَّمًا؛ فَلاَ تَظَالَـمُوْا…

Dari Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meriwayatkan firman Allah ‘azza wajalla, ‘Wahai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya haram di antara kalian. Maka, janganlah kalian saling menzalimi…” (HR. Muslim)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Zalim adalah lawan dari adil, ia merupakan bentuk pelanggaran dan penyebab munculnya permusuhan karena merampas haq dan menyakiti manusia yang lain. Disebutkan dalam kamus Lisanul ‘Arab:

الظُّلْمُ هو وَضْعُ الشَّيْءِ فِي غَيْرِ مَوْضِعِهِ

Azh-Zhulmu artinya meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya.”

Imam Ar-Raghib Al-Asfahani menjelaskan dalam kitab Mu’jam Mufradat Alfadz al-Quran,

“Zalim adalah meletakkan sesuatu bukan pada posisinya yang tepat baginya, baik karena kurang maupun karena adanya tambahan, baik karena tidak sesuai dari segi waktunya atau pun dari segi tempatnya.”

Materi Khutbah Jumat: 6 Pesan Rasulullah Kepada Umatnya

Imam Al-Jurjani juga menjelaskan dalam kitab At Ta’rifat halaman 186, “Zalim artinya melewati koridor kebenaran hingga masuk pada kebatilan, dan ia adalah maksiat. Disebut oleh sebagian ahli bahasa bahwa zalim adalah menggunakan milik orang lain, dan melebihi batas.”

Oleh karenanya, kezaliman itu ada tiga bentuk, sebagaimana disebutkan dalam hadits tentang zalim Rasulillah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الظُّلْمُ ثَلاَثَةٌ: فَظُلْمٌ لاَ يَتْرُكُهُ اللهُ، وَظُلْمٌ يَغْفِرُ، وَظُلْمٌ لاَ يَغْفِرُ، وَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي لاَ يَغْفِرُفَالشِّرْكُ لاَ يَغْفِرُ اللهُ، وَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي يَغْفِرُ فَظُلْمُ الْعَبْدِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ رَبِّهِ، وَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي لاَ يَتْرُكُ فَظُلْمُ الْعَبْدِ فَيَقْتَصُ اللهُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْدٍ

Kezaliman itu ada tiga; yaitu kezaliman yang tidak akan Allah biarkan, kezaliman yang diampuni dan tidak diampuni. Kezaliman yang tidak diampuni adalah syirik, Allah tidak mengampuni kemusyrikan. Kezaliman yang diampuni adalah kezaliman terkait hamba dan hak Rabbnya. Kezaliman yang tidak Allah biarkan adalah kezaliman antara hamba dengan hamba Allah akan qishash sebagian dengan yang lain. (HR. Abu Daud At-Thayalisi dalam musnadnya no. 2223, Abu Nu’aim di dalam Hilyah (6/309) dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah di dalam Silsilah Al-Hadits Ash-Shahihah no. 1927)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Jika kita cermati, banyak sekali contoh perbuatan zalim yang terjadi di sekitar kita. Hampir setiap hari kita jumpai berbagai macam jenis perbuatan zalim.

Perbuatan zalim yang dilakukan oleh seorang hamba secara pribadi akan membawa dampak yang buruk dalam kehidupannya baik di dunia maupun di akhirat manakala ia tidak mau bertobat.

Akan tetapi kezaliman penguasa terhadap rakyatnya jauh lebih berbahaya dan lebih buruk dampaknya, karena mereka memiliki perangkat dan sarana yang memudahkan tindakannya.

Allah berfirman,

فَاَصَابَهُمْ سَيِّاٰتُ مَا كَسَبُوْا وَالَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْ هٰٓؤُلَاءِ سَيُصِيْبُهُمْ سَيِّاٰتُ مَا كَسَبُوْا وَمَا هُمْ بِمُعْجِزِيْنَ

Lalu mereka ditimpa (bencana) dari akibat buruk apa yang mereka perbuat. Dan orang-orang yang zalim di antara mereka juga akan ditimpa (bencana) dari akibat buruk apa yang mereka kerjakan dan mereka tidak dapat melepaskan diri.(QS. Az-Zumar: 51)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendoakan para pelaksana urusan umat (penguasa) kebaikan jika mereka berbuat baik, dan mendoakan kesusahan jika mereka menyusahkan urusan umat.

Dalam sebuah hadits di sebutkan,

اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ

Ya Allah, siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan ummatku lalu dia mempersulit urusan mereka, maka persulitlah dia. Dan siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan ummatku lalu dia berusaha menolong mereka, maka tolong pulalah dia.” (HR. Ahmad dan Muslim)

 

7 Akibat Perbuatan Zalim

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Ketahuilah para hamba Allah, terlebih mereka yang diberikan amanah berupa kekuasaan. Janganlah berbuat zalim. Jauhilah kezaliman, karena ia akan membawa akibat yang buruk lagi menyengsarakan baik di dunia maupun di akhirat. Di antara akibat-akibat tersebut adalah,

 

Pertama: Perbuatan zalim akan mendapat balasan pada hari kiamat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan peringatan kepada umatnya akan akibat perbuatan zalim.

Dalam hadits keterangan dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bertanya,

أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit) itu?” Para sahabat menjawab, ‘Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.” Tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)

Beliau juga bersabda,

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

Siapa yang pernah berbuat zalim terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak lakukan, maka (nanti pada hari kiamat) bila dia memiliki amal shalih akan diambil darinya sebanyak kezalimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi maka keburukan saudaranya yang dizaliminya itu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya.” (HR. Al-Bukhari No. 2449)

 

Kedua: Perbuatan zalim mengundang laknat dari Allah

Laknat artinya jauh dari kebaikan. Ada juga yang mengatakan, laknat adalah jauh dari Allah. Jika laknat itu dari manusia dan makhluk, yang dimaksud laknat adalah celaan dan doa. Setiap yang terkena laknat Allah, maka ia berarti jauh dari rahmat Allah dan berhak mendapatkan siksa, akhirnya binasa. (Ibnu Mandzur, Lisanul ‘Arab)

Allah berfirman,

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظّٰلِمِيْنَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوْءُ الدَّارِ

“(yaitu) hari ketika permintaan maaf tidak berguna bagi orang-orang zalim dan mereka mendapat laknat dan tempat tinggal yang buruk.” (QS. Al-Mu’min: 52)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Ketiga: Perbuatan zalim membuka pintu kegelapan bagi pelakunya di hari kiamat

Orang yang berbuat zalim laksana orang buta yang tidak bisa melihat sesuatu melainkan kegelapan. Ia akan menabrak apa saja yang ada di hadapannya. Apakah itu halal ataukah haram. Apakah itu benar atau salah. Semuanya ia terjang.

Oleh karenanya ia pun juga mendapatkan balasan kegelapan yang lebih mengerikan di akhirat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ الله رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم:

اتَّقُوا الظُّلْمَ؛ فَإنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ القِيَامَةِ ….

Dari Jabir bin Abdillah ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Berhati-hatilah kalian terhadap kezaliman karena kezaliman itu adalah kegelapan-kegelapan di hari Kiamat….” (HR. Muslim No. 2578)

 

Keempat: Perbuatan zalim berkonsekuensi munculnya doa keburukan dari pihak yang dizalimi

Doa orang yang terzalimi dikabulkan oleh Allah, termasuk jika orang yang terzalimi mendoakan keburukan bagi yang menzaliminya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ مُعَاذًا إِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus Mu’adz ke negeri Yaman lalu bersabda, ‘Berhati-hatilah kamu terhadap doanya orang yang dizalimi karena antara doanya dan Allah tidak ada penghalangnya.” (HR. Al-Bukhari No. 1496; HR. Muslim No. 19)

 

Kelima: Perbuatan zalim menjauhkan pelakunya dari petunjuk Allah

Hidayah adalah sebab utama keselamatan dan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Sehingga barang siapa yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk meraihnya, maka sungguh dia telah meraih keberuntungan yang besar dan tidak akan ada seorangpun yang mampu mencelakakannya.

Sementara orang-orang yang berlaku zalim tidaklah akan mendapatkannya, sebagaimana Allah berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُوْدَ وَالنَّصٰرٰٓى اَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِّنْكُمْ فَاِنَّه مِنْهُمْ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(mu); mereka satu sama lain saling melindungi. Barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Ma’idah: 51)

 

Keenam: Perbuatan zalim menjauhkan pelakunya dari Al-Falah (keberuntungan)

Surat dalam al-Quran yang bernama al-Mukminun disebut juga surat al-Falah. Sedangkan al-Falah itu sendiri adalah mencakup semua makna keberhasilan, kesuksesan, kemenangan, kejayaan, dan keberuntungan. Di mana semuanya tidak akan diberikan kepada orang yang berlaku zalim.

Allah berfirman,

وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِه اِنَّه لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah, atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung. (QS. Al-An’am: 21)

 

Ketujuh: Perbuatan zalim adalah sebab munculnya bencana dan petaka

Petaka dan bencana adalah sesuatu yang paling dihindari oleh manusia. Mereka semua menginginkan keselamatan dan ketenangan hidup. Namun semua itu tidak akan terwujud manakala kezaliman merajalela.

Allah berfirman,

فَكَاَيِّنْ مِّنْ قَرْيَةٍ اَهْلَكْنٰهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ فَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوْشِهَا وَبِئْرٍ مُّعَطَّلَةٍ وَّقَصْرٍ مَّشِيْدٍ

Maka betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan karena (penduduk)nya dalam keadaan zalim, sehingga runtuh bangunan-bangunannya dan (betapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi (tidak ada penghuninya).” (QS. Al-Hajj: 45)

Materi Khutbah Jumat: 4 Bekal Menghadapi Fitnah Akhir Zaman

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Demikian materi khutbah Jumat tentang akibat perbuatan zalim yang dapat kami sampaikan pada siang hari yang berbahagia ini, semoga Allah Ta’ala membimbing kita untuk senantiasa berlaku dan menegakkan keadilan serta menjadi pejuang yang melawan segala macam bentuk perbuatan zalim.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُوْلِ لله وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

اللهم أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الْكُفْرَ وَالْكَافِرِيْنَ.

اللهم انْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِيْنَ الْإِسْلَامِ فيِ كُلِّ مَكَانٍ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ دِيْنَ الْإِسْلَامِ فِي كُلِّ مَكَانٍ، يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

 

 

 

 

Download PDF Materi Khutbah Jumat Ulama Pewaris Nabi Jangan Dizalimi di sini:

DOWNLOAD PDF

Semoga bermanfaat!

Topik Terkait

Abdul Halim Tri Hantoro, S.Pd.I

Mahasiswa pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam di IAIN Surakarta. Konsentrasi di bidang Tafsir, Hadits dan Tazkiyah. Penikmat kitab Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, Kitab hadits Shahih Fadhailul A'mal karya Syaikh Ali Bin Nayif Asy-Syahud, kitab Madarijus Salikin Manazil Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Aktif mengajar di beberapa kajian tafsir, hadits, dan kajian umum.

0 Tanggapan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *