Daftar Isi
Materi Khutbah Jumat
Merawat Persaudaraan Sebagai Amanah
Pemateri: Ahmad Suryadi, S.Pd., M.Pd.
(Dosen STAI DDI Makassar)
- Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
- Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ الصَّلاَةَ مِيْرَاجًا لِلْمُؤْمِنِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَنِسَاءً، وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
Hadirin yang dirahmati Allah
Mari kita selalu mengucapkan terima kasih kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala kebaikan dan kebaikan yang Dia berikan kepada kita. Tiada seorang pun yang dapat menghitung jumlah rahmat yang telah diberikan kepadanya. Tiada alat buatan manusia yang dapat menghitung jumlah rahmat yang Allah berikan kepada kita.
Takwa adalah satu-satunya cara bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan. Hanya dengan takwa yang sejati, manusia dapat mencapai kesejahteraan dan ketenangan abadi.
Salah jika seseorang percaya bahwa melakukan maksiat akan membuatnya bahagia. Salah juga jika seseorang percaya bahwa keluar dari ketaatan akan memberinya kebebasan. Itu juga tidak benar.
Maka ketahuilah bahwa hanya dengan melakukan perintah-perintah Allah, seorang hamba akan bahagia. Dan hanya dengan mengikuti sunah-sunah Rasulullah, seorang hamba akan mendapatkan keberuntungan. Namun, kemaksiatan, kekufuran, dan berpisah dari jamaah menyebabkan ketakutan, kesengsaraan, serta kehancuran.
Hakikat Ujian dalam Hidup
Jamaah yang berbahagia
Semua orang di bumi pasti mengalami kesulitan dan ujian. Setiap jamaah yang hadir di majelis khutbah Jumat ini pasti menghadapi masalah dalam hidupnya. Setiap hamba menghadapi tantangan dan ujian, dan tidak ada satu pun hamba yang hidup di dunia ini tanpa diuji oleh Allah.
Kadang-kadang kita melihat orang lain hidupnya bahagia, meskipun keadaan mungkin tidak sesuai dengan pemikiran kita. Atau, orang lain melihat diri kita hidup susah, meskipun keadaan mungkin tidak seperih atau sesusah yang dipikirkan orang lain.
Sesungguhnya, sempitnya hidup seseorang dan sedikitnya rezekinya adalah ujian baginya, demikian pula lapangnya hidup manusia, lancarnya rezekinya, dan tingginya pangkat dan jabatan.
Jamaah yang berbahagia
Ketenangan dan kebahagiaan sejati dalam hidup, tidak ada sangkut pautnya dengan banyaknya harta seseorang. Karena kebahagiaan sejati hanya dapat diperoleh oleh mereka yang mampu mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala. Kebahagiaan sejati terletak pada ketaatan terhadap perintah-perintah-Nya.
Jamaah yang berbahagia
Setiap orang akan menghadapi ujian sesuai dengan kapasitasnya sendiri. Ujian yang diberikan Allah akan sesuai dengan kapasitas kita dan tidak akan melebihi batas dan ukuran. Ini menunjukkan bahwa setiap individu pasti mampu mengalaminya, menyelesaikannya, dan menghadapinya tanpa perlu berbuat syirik, bermaksiat, menipu, menyakiti, atau merugikan orang lain.
Jadi, orang yang beriman tidak pernah mendengar kata “putus asa” saat menghadapi tantangan. Mereka tidak pernah ingin membunuh, melukai, atau menindas orang lain saat mencoba menyelesaikan masalah.
Orang beriman, pasti meyakini firman Allah dalam Surat al-Insyirah ayat 5-8,
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ
“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Rabbmu engkau berharap.”
Dalam ayat di atas, Allah tidak mengatakan bahwa kemudahan akan datang setelah kesulitan. Sebaliknya, Dia menggunakan kata “ma’a”, yang berarti bersamaan dengan kesulitan. Oleh karena itu, pasti ada banyak kemudahan bersamaan dengan kesulitan. Kelemahannya hanya satu, tetapi kebaikannya bisa lebih dari satu.
“Sesungguhnya bersama kesulitan itu, pasti ada kemudahan-kemudahan,” tegas Allah supaya manusia tidak ragu.
Jamaah yang berbahagia
Di akhir Surat al-Insyirah di atas, Allah berkata, “Dan hanya kepada Rabbmu engkau berharap“. Karena itu, siapa pun yang bergantung pada orang lain untuk mengharapkan sesuatu, harus bersiap untuk kecewa, dan siapa pun yang bergantung pada orang lain untuk menyelesaikan masalahnya pasti akan menderita.
Karena hanya kepada Allah, Tuhan kita, kita berharap, dan hanya kepada Dia kita mengadu dan memohon. Karena Allahlah yang memiliki kekuatan untuk mengatur semua hal.
Memang benar bahwa manusia harus berusaha untuk menyelesaikan masalahnya. Memang benar bahwa manusia harus saling membantu dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menyelesaikan masalahnya. Memang benar bahwa orang bekerja sama dengan orang lain untuk mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun, perlu diingat bahwa jangan pernah bergantung pada orang lain.
Merajut Kasih dalam Ukhuwah
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia
Persaudaraan, sebagai nilai luhur dalam Islam, memiliki peran krusial dalam membentuk sebuah masyarakat yang harmonis dan penuh dengan kasih sayang. Kita sebagai umat Islam diajarkan untuk memahami betapa pentingnya merawat persaudaraan demi menciptakan fondasi kuat bagi kehidupan bersama.
Dalam pandangan Islam, persaudaraan tidak hanya sebatas kata-kata atau hubungan keluarga, namun merupakan ikatan batin yang melibatkan sikap saling mencintai dan menghormati.
Al-Quran mengingatkan kita, Allah subhanahu wata’ala berfirman, Surat al-Hujurat ayat 10,
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”
Penting untuk memahami bahwa merawat persaudaraan bukanlah tugas yang sepele. Ini melibatkan kesediaan untuk saling menghargai perbedaan, menyelesaikan konflik dengan bijaksana, dan bersama-sama menjalankan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat merawat persaudaraan dengan cara sederhana, seperti memberikan dukungan moral, menyempatkan waktu untuk berbicara, atau bahkan dengan sekadar senyuman dan salam. Hal-hal kecil ini memiliki dampak besar dalam mempererat hubungan sesama manusia.
Cara Merawat Persaudaraan
Jamaah shalat Jumat yang berbahagia
Persaudaraan dalam Islam tidak hanya sebatas ikatan darah, tetapi lebih kepada ikatan hati dan jiwa. Semua umat Islam dianggap sebagai saudara seiman, dan kewajiban untuk merawat persaudaraan ini sangat ditekankan dalam ajaran agama.
Ini berarti kita harus bersikap adil, memahami, dan saling membantu tanpa memandang perbedaan suku, ras, atau warna kulit.
Membina persaudaraan juga berarti menyadari tanggung jawab bersama. Islam mengajarkan bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab terhadap persaudaraannya. Dalam kebahagiaan maupun kesulitan, kita harus bersama-sama, siap memberikan dukungan dan bantuan satu sama lain. Ini menciptakan iklim kebersamaan yang memperkuat hubungan antar sesama.
Tidak mungkin sebuah hubungan tanpa konflik. Namun, Islam memberikan pedoman tentang bagaimana mengatasi konflik dengan bijaksana. Kesabaran, dialog yang baik, dan keikhlasan untuk memperbaiki hubungan adalah kunci untuk menjaga persaudaraan tetap kokoh meskipun terjadi perbedaan pendapat atau konflik.
Keberagaman adalah kekayaan bagi umat manusia. Merawat persaudaraan berarti kita harus menerima perbedaan sebagai keniscayaan. Saling menghargai dan menghormati antar individu dengan latar belakang yang berbeda adalah langkah penting untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan damai.
Terakhir, persaudaraan dapat diperkuat melalui perbuatan baik. Memberikan bantuan, memberikan senyuman, atau bahkan sekadar bertanya kabar menjadi cara untuk menjaga kedekatan dan kebersamaan. Kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas akan memberikan dampak positif terhadap hubungan persaudaraan.
Jamaah yang berbahagia
Jika seseorang diuji dengan dunia yang ketat, iman mereka harus menjadi lebih sedikit dan lebih kecil. Jika seseorang diuji dengan persaingan bisnis yang ketat, hubungan pertemanan dan persaudaraan harus tetap utuh. Hubungan pertemanan dan kekeluargaan harus tetap teratur dan sehat, meskipun persaingan kerja dapat ketat. Jangan sampai persaingan menghancurkan ukhuwah dan persaudaraan kita dengan sesama ikhwan.
Ingatlah bahwa dunia ini kecil dan kecil, dan tidak peduli seberapa banyak uang yang kita miliki, kita tidak akan dapat memperkuat ukhuwah dan persaudaraan. Jangan biarkan saudara Anda hilang, meskipun uang dapat melayang. Meskipun tender gagal, jangan sampai hubungan keluarga, persahabatan, atau pertemanan menjadi hancur.
Rasulullah memperingatkan kita semua, hadits riwayat al-Bukhari nomor 5638 dan Muslim nomor 2556,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahim.”
Jangan sampai karena masalah uang, masalah nominal, masalah ekonomi, menjadi putus persaudaraan, putus silaturahim, putus komunikasi.
Jamaah yang berbahagia
Apa yang lebih penting dari uang, apa yang lebih penting dari kebutuhan ekonomi? Ukhuwah Islamiah, hubungan persaudaraan yang didasarkan pada iman dan Islam, harus dijaga dan dipelihara agar tidak rusak atau hancur oleh masalah dunia, masalah bisnis, dan konflik lainnya.
Merawat persaudaraan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi merupakan kewajiban bersama sebagai umat manusia. Dengan memahami nilai-nilai persaudaraan dalam Islam, kita dapat membentuk masyarakat yang penuh dengan cinta, toleransi, dan saling menghargai.
Semoga persaudaraan ini menjadi fondasi yang kokoh untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Aamiin.
Demikian materi khutbah Jumat dengan tema “Merawat Persaudaraan Sebagai Amanah” yang dapat khatib sampaikan. Semoga dengan takwa yang kita terus pelihara, Allah mudahkan urusan kita. Semoga dengan ukhuwah yang kita jaga, Allah melimpahkan kasih sayang-Nya kepada kita, sehingga ketika kita semua menghadap Allah, kita tergolong sebagai ibadullah. Dan Allah memanggil kita dengan panggilan kasih sayang. “Fadkhulii fii ibaadi, wadkhulii jannatii”.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي خَلَقَ اْلإِنْسَانَ وَعَلَّمَهُ اْلبَيَانَ وَأَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلىَ سَائِرِ اْلأَدْيَانِ.
أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلاَّ اللهُ الْوَاحِدُ الْمَنَّانِ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اْلمَبْعُوْثُ اِلَى كَافَةِ اْلاَنَامِ.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ عَلَى مَمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْاَيَّامِ.
أَمَّا بَعْدُ فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِىٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلَامْوَاتِ اللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
Download PDF Materi Khutbah Jumat
Merawat Persaudaraan sebagai Amanah
di sini
Semoga bermanfaat!
Anda ingin mendapat kiriman update materi khutbah
& artikel dakwah.id melalui WhatsApp?