Muslim Uighur adalah Saudara Seiman Kita
Oleh: Sodiq Fajar
- Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
- Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
وَقَالَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْدُ:
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Puji syukur atas ke hadirat Allah ‘azza wajalla yang telah memberi kita berbagai macam kenikmatan. Sehingga pada siang hari yang berbahagia ini, kita masih dikaruniai kesempatan untuk melaksanakan salah satu di antara kewajiban yang dibebankan Allah ‘azza wajalla kepada hamba-Nya yang muslim, berakal, mampu, dan sudah baligh.
Shalawat serta salam senantiasa kita lantunkan kepada Nabi kita Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan kepada seluruh orang shalih yang senantiasa berpegang teguh pada jalan perjuangannya.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Kami wasiatkan kepada diri kami, juga kepada jamaah sekalian dengan wasiat yang sangat mulia. Mari tingkatkan iman dan takwa kita kepada Allah ‘azza wajalla. Mari pegang teguh syariat-syariat-Nya.
Mari tegakkan amar makruf nahi mungkar di sekeliling kita, semampunya. Mari kita tegakkan shalat. Mari kita tunaikan zakat. Mari kita naikkan level ketaatan kita kepada Allah ‘azza wajalla menuju level yang lebih tinggi.
Mari perkuat ukhuwah Islamiyah. Persaudaraan sesama muslim. Persaudaraan yang dibangun di atas landasan kesamaan iman.
Sama-sama beriman kepada Allah ‘azza wajalla, beriman kepada malaikat-Nya, beriman kepada kitab-kitab-Nya, beriman kepada Nabi dan rasul-Nya, beriman kepada hari akhir, dan beriman kepada qadha dan qadar-Nya.
Allah ‘azza wajalla berfirman,
وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاُولٰۤىِٕكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. At-Tawbah: 71)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Akhir-akhir ini, mulai hangat kembali informasi tentang kondisi sekelompok orang yang dikenal dengan etnis muslim Uighur.
Diawali dengan beredarnya sebuah berita menyangkut isu etnis muslim Uighur ini. Berita tersebut dipublikasikan oleh Wall Street Journal (WSJ), sebuah media massa online luar negeri berbahasa Inggris, pada 11 Desember 2019 lalu.
Inti dari berita tersebut, menjelaskan tentang bagaimana cara pemerintah China membungkam sebuah negara Muslim agar tidak bersuara soal diskriminasi China terhadap etnis muslim Uighur di Xinjiang.
Di antara cara yang digunakan China adalah dengan memberikan biaya kepada tokoh-tokoh ormas besar Islam dan para sosial media influencer di Indonesia untuk berkunjung ke Xinjiang secara gratis.
Di sana, pemerintah China telah menyiapkan psara pemandu dan segala perlengkapannya untuk menjelaskan segala hal tentang Xinjiang dengan potret sesuai misi pemerintah China. Padahal faktanya tidak demikian.
Selain itu, laporan WSJ itu juga menyebut bahwa China mendonasikan sejumlah bantuan finansial dan program beasiswa.
Setelah adanya pemberitaan oleh media WSJ itu, pemerintah Provinsi Otonomi Xinjiang China dilaporkan mulai menghancurkan sejumlah dokumen dan mengendalikan arus informasi di wilayah itu, utamanya terkait sikap terhadap etnis muslim Uighur.
Para pejabat Partai Komunis China di Ibu Kota Urumqi setempat juga mulai menggelar rapat tingkat tinggi yang khusus membahas kebocoran dokumen terkait dengan kebijakan terhadap etnis minoritas tersebut.
Informasi-informasi ini dapat kita baca dengan mudah di media-media online melalui gadget kita masing-masing.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Pada kesempatan kali ini, kita tidak akan menghabiskan waktu yang sangat berharga ini untuk membahas siapa saja, apa, dan bagaimana peristiwa kunjungan itu terjadi.
Yang terpenting bagi kita adalah, kenapa isu diskriminasi terhadap etnis muslim Uighur di China ini mampu menggema begitu hebatnya di dunia pemberitaan internasional?
Apa sebenarnya yang terjadi dengan etnis muslim Uighur?
Siapa mereka sebenarnya?
Seberapa parah penderitaan mereka?
Lalu, apa pentingnya bagi kita membahas ini?
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Ternyata, etnis muslim Uighur ini adalah masyarakat muslim. Saudara seiman kita.
Isu tentang Uighur menjadi sangat sensitif karena Uighur adalah bagian dari umat Islam yang tak terpisahkan.
Uighur atau dikenal daerahnya sebagai Xinjiang ini dulunya adalah negara berdaulat. Wilayah ini pernah diakui sebagai salah satu wilayah kekhilafahan Turki Utsmani pada masa Sultan Abdul Aziz I di tahun 1867 atas permintaan kesultanan di Uighur pada saat itu yang dipimpin oleh Yakub Han Bedevlet.
Daerah Uighur di China yang menjadi viral pemberitaannya di Indonesia akhir-akhir ini memiliki nama asli Turkistan Timur ketika ia masih berdaulat sebagai sebuah negara muslim merdeka.
Turkistan Timur ini sebenarnya bukanlah wilayah teritorial China sebagaimana klaim mereka, tapi wilayah ini ialah tanah bangsa Turki.
Dahulu, hingga tahun 1884, China terbiasa menyebut wilayah ini dengan istilah ‘Xiyu’ yang artinya ‘Daerah Barat’. Penamaan ini tidak menunjukkan daerah geografis yang spesifik, namun luas sekali mencakup bagian besar daerah Asia Tengah hingga Turkistan Timur itu sendiri.
Kemudian barulah pada tahun 1884, China mulai menggunakan istilah lain untuk menyebut wilayah ini, yaitu; ‘Xinjiang’ (Shincang, Sincan, Sinkiang) yang mana memiliki arti; ‘new border/batas-batas baru’.
Penamaan baru mereka inilah yang menjadi bukti dari mereka sendiri atas penjajahan yang mereka lakukan terhadap wilayah ini. China pun selalu mengklaim bahwa wilayah ini adalah bagian dari mereka sejak saat itu (1884).
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Sedangkan istilah ‘Turkistan Timur’—atau dalam bahasa Turki disebut Doğu Turkistan, adalah istilah yang muncul pada abad 7 Masehi.
Sebelum abad 7 Masehi, wilayah itu dikenal dengan nama ‘Turan’ pada masa sebelum Masehi. Lalu, nama ‘Turan’ tersebut mengalami perubahan-perubahan dan pada tahun 7 M menjadi ‘Turkistan Timur’ sebagaimana yang disebutkan dalam literatur-literatur bahasa Arab dan Persia.
Pasca penjajahan Rusia terhadap ‘Uluğ Turkistan’ yang bermakna ‘Negara Turki Raya’ ini pada pertengahan abad 19, sejak itulah bagian paling timur dari wilayah ini dinamakan Turkistan Timur.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Dari informasi sejarah di atas, dapat diketahui bahwa bangsa Uighur yang bertempat tinggal di wilayah Turkistan Timur (Xinjiang) ini adalah bangsa Turki secara etnis maupun kultural.
Banyak bukti untuk menunjukkan ini. salah satunya adalah pernyataan seorang penulis bernama Mahmud Kaşgarlı dalam bukunya Divanü Lügati’t-Türk. Ia menyatakan bahwa Uighur adalah bangsa dan beretnis Turki.
Namun, itu semua ditolak mentah-mentah oleh China. Bukti otentik historis dan fakta ilmiah ini tidak pernah diakui dan dianggap tidak pernah ada.
Mereka bahkan mengaku bahwa tak ada yang bernama ‘Turk Nation (Bangsa Turk)’ atau istilah ‘Turk’ di dunia ini.
Selain penolakan China terhadap identitas Turki untuk etnis Uighur, China juga secara tegas menolak keras istilah ‘Turkistan Timur’.
Sikap dan anggapan China tersebut, hanyalah bersifat politis dan kepentingan mereka sehingga tidak akan pernah bisa untuk menutup-nutupi fakta sejarah otentik ini.
Tatkala Satuk Bughra Khan, penguasa Uighur dari dinasti Karahanli menjadi muslim di abad ke-10 M, bangsa Turk Uighur pun mengikuti beliau.
Beberapa masterpiece literatur seperti Kutadenganu Bilig (The Sacred Knowledengane) dan Divanü Lügati’t-Türk (Collection of Turkish Dictionaries) inilah yang menjadi produk dari masa dinasti Islam bangsa Turk Uighur.
Bangsa Turk Uighur yang mendiami Turkistan Timur (Xinjiang) ini begitu aktif dalam bertukar ilmu pengetahuan dan tsaqafah dengan bangsa lain.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Dalam buku ‘Kutadenganu Bilig’ karya Yusuf Has Hacib, bangsa Turk Uighur ini telah berjaya di masanya dan mendirikan beberapa bentuk kerajaan dan negara pemerintahan.
Dimulai dari pemerintahan Idikut Uyangur Devleti pada tahun 856 Masehi, dan berakhir pada pemerintahan Doğu Türkistan Cumhuriyeti yang berhasil bertahan sejak tahun 1944 hingga 1949 Masehi. Negara ini hancur lantaran penjajahan Komunis China pada tahun 1949 M.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Pertanyaan berikutnya, apakah Turkistan Timur adalah tanah China?
Jawabannya adalah tidak.
Penamaan “Xinjiang” (artinya: New Border) yang kita kenal modern ini, yang mana disematkan secara paksa kepada Turkistan Timur oleh China, dan juga catatan demografi penduduk Turkistan Timur pada tahun 1941 dan 1953 M adalah dua bukti nyata tak terbantahkan bahwa wilayah Turkistan Timur ini tidak pernah menjadi China ataupun dimiliki olehnya sejak dulu.
Keterangan ini dapat kita baca dalam karya ilmiah doktoralnya seorang cendikiawan bernama Zhe Wu yang berjudul Xinjiang: Ethnic Identity, International Competition and Chinese Revolution, 1944-1962.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Pada kesimpulannya, apa yang menjadi perbincangan hangat di dunia saat ini mengenai Turkistan Timur yang dinamai China sebagai Xinjiang atau Uyangur ini sebenarnya berakar dari penjajahan dan kolonialisme China atas wilayah tersebut di abad ke-19 Masehi.
Kemudian penjajahan yang sudah dimulai sejak puluhan tahun lalu ini menjadi permanen di masa pemerintahan nasionalisme China (Kuomintang) dan berlanjut hingga masa pemerintahan Komunis China.
Dan saat ini, aksi-aksi diskriminasi terhadap saudara kita muslim Uighur ini masih berjalan hingga sekarang.
Dengan dalih pemberantasan ideologi radikal, pemerintah komunis China ingin menghapus etnis muslim Uighur dari peta dataran Turkistan Timur.
Apa saja bentuk diskriminasi yang mereka lakukan terhadap saudara kita muslim Uighur?
Di antaranya adalah larangan berbusana muslimah, wanita muslim uighur yang melanggar aturan ini dicap sebagai radikal dan akan diberi sanksi.
Kemudian larangan shalat di masjid kecuali orang yang sudah tua. Masjid-masjid yang ada saat ini di sana, hanya diisi oleh muslim yang usianya sudah tua. Itu karena adanya aturan tersebut.
Selain itu, untuk memusnahkan etnis Uighur, pemerintah China melakukan pemaksaan kepada wanita muslimah Uighur untuk menikah dengan bangsa China yang komunis.
Bahkan kasus tentara China masuk rumah muslim Uighur untuk lalu memerkosa muslimah penguhinya pun tak jarang terjadi di sana.
Pusat edukasi yang didirikan oleh pemerintah China tidak lain adalah tempat untuk indoktrinasi tradisi China yang dipaksakan kepada warga muslim Uighur, mulai dari cara berpakaian, penggunaan bahasa Mandarin, kebiasaan, nyanyian, dan masih banyak lagi.
Intinya, bagi China, etnis muslim Uighur harus dimusnahkan dari tanah Xinjiang dengan berbagai cara. Berita-berita valid tentang ini mudah kita dapatkan melalui media internet.
Na’udzubillah, betapa menderitanya saudara kita muslim Uighur ini.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Jika hati kita belum mampu merasakan penderitaan saudara seiman kita muslim Uighur, mungkin itu karena kita memang belum tahu siapa mereka sebenarnya.
Namun jika kita telah mengetahui bahwa mereka adalah saudara seiman kita, bahwa mereka sedang mengalami diskriminasi dan penindasan selama betahun-tahun hingga mereka tidak bisa melaksanakan ajaran Islam di sana, maka kita perlu bertanya kepada diri sendiri: Apakah saya benar-benar telah beriman kepada Allah ‘azza wajalla dan rasul-Nya?
Jangan-jangan iman kita ini telah luntur karena terbiasa berada dalam kehidupan yang serba nyaman dan terpenuhi.
Maka, mari kita evaluasi kembali iman kita kepada Allah ‘azza wajalla. Muslim Uighur adalah saudara kita. Jika mereka merasakan sakit, kita juga mestinya merasakan sakit. Jika mereka senang, kita pun akan merasakan hal yang sama.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Membela sesama muslim terkadang ada rintangannya. Karena membela muslim, seseorang bisa dimusuhi oleh pihak lain yang tak suka dengan persatuan Islam. Dibully, dianggap ekstrim, dianggap mencampuri urusan orang lain, dibilang kurang kerjaan, pemboikotan, pemblokiran, dan anggapan-anggapan negatif yang bersifat psikis bahkan fisik lainnya.
Salah satu contoh yang akhir-akhir ini viral juga, Mesut Ozil bela muslim Uighur, TV Cina batal tayangkan Arsenal.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Inilah konsekuensi dari iman. Persis sebagaimana firman Allah ‘azza wajalla,
لَتُبْلَوُنَّ فِيْٓ اَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا اَذًى كَثِيْرًا ۗ وَاِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ
“Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan.” (QS. Ali ‘Imran: 186)
Maka, sebagai sesama muslim mari kita bantu saudara muslim kita yang saat ini sedang diuji oleh Allah ‘azza wajalla dengan berbagai bentuk musibah, diskriminasi, dan penindasan dari musuh Islam.
Setiap muslim harus tahu. Etnis muslim Uighur itu adalah saudara seiman kita. Sejak sekian tahun lalu, sampai hari ini, mereka sedang mengalami diskriminasi, intimidasi, dan penyiksaan oleh pemerintah Komunis China.
Jika kita tak mampu membantu dengan harta, atau dengan fisik, minimal kita mau menyuarakan kebenaran tentang kondisi mereka. Bahwa mereka sedang dianiaya, didiskriminasi, dan diintimidasi oleh pemerintah Komunis China.
Selain itu, bantu dengan doa. Agar supaya Allah ‘azza wajalla segera menyelamatkan saudara-saudara kita dari berbagai bentuk diskriminasi, penindasan, dan penganiayaan.
Semoga Allah ‘azza wajalla segera menangkan agama ini dengan kemenangan yang nyata.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَالمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ
اللَّهُمَّ خَالِفْ بَيْنَ كَلِمِهِمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَّذِي لَا تَرُدُّهُ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ
اللَّهُمَّ الْعَنِ الكَفَرَةَ الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ وَيُقَاتِلُوْنَ أَوْلِيَاءَكَ
اللَّهُمَّ إِياَّكَ نَعْبُدُ، وَلَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إِنَّ عَذَابَكَ بِالْكُفّارِ مُلْحِقٌ
اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْإِيْغُوْرَ الْمَظْلُوْمِيْنَ فِي الصِّيْنَ
اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُضْطَهَدِيْنَ الْمَظْلُوْمِيْنَ فِي سُوْرِياَ
اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُضْطَهَدِيْنَ الْمَظْلُوْمِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ
اللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ نَصْرًا مُؤَزَّرًا، اللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ نَصْرًا مُؤَزَّرًا، اللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ نَصْرًا مُؤَزَّرًا
اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِكَ، اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِكَ، اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِكَ
وَصَلَّ اللَّهُمَّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصْحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ