Materi Khutbah Jumat
Nikmat Hujan Menguatkan Iman
Pemateri: Ustadz Mubin Amrulloh, Lc., M.S.I.
اَلْحَمْدُ لِلهِ بَاعِثِ الرُّسُلِ والْأَنْبِيَاءِ رَحْمَةً لِلنَّاسِ بِالنُّوْرِ الْمُبِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لًا شَرِيْكَ لَهُ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ اَلْأَحَدُ الْمُنَزَّهُ عَنْ شَبَهِ الْـمَخْلُوْقِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رَسُوْلُ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَسَيِّدُ وَلَدِ ءَادَمَ أَجْمَعِيْنْ.
- Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
- Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنْ. أَمَّا بَعْدُ:
Jamaah sidang shalat Jumat yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala
Pada kesempatan yang mulia dan penuh berkah ini, izinkan khatib berwasiat untuk diri khatib dan mengajak para hadirin semua untuk sama-sama meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita dengan menjalankan setiap perintah Allah subhanahu wata’ala dan menjauhi setiap larangan-Nya
Karena berbekal ketakwaan, seseorang akan mendapatkan predikat manusia yang mulia di hadapan Allah subhanahu wata’ala.
Karena berbekal ketakwaan, seorang hamba akan lebih dekat dengan Rabbnya.
Dan karena berbekal ketakwaan, segala hajat dan persoalan yang tengah dihadapi, dengan seizin Allah, Allah akan bukakan jalan kemudahan untuk melaluinya.
Mensyukuri Nikmat Hujan
Ma’asyiral muslimin jamaah sidang shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Akhir-akhir ini kita semua merasakan begitu melimpahnya berkah dari Allah. Langit yang kita bernaung di bawahnya, Allah turunkan darinya hujan, pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan menjadi subur dan berbuah, serta tanah-tanah kita pun menghijau.
Tentu ini semua tiada lain merupakan berkah dan rahmat dari Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.
Jika bukan karena kemurahan dan kasih sayang Allah, kita tidak akan merasakan nikmatnya disirami hujan dan tidak akan menikmati apa yang telah diberikan Allah kepada kita dari nikmat-nikmat-Nya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, dalam al-Quran Surat al-Waqi’ah ayat 68—69,
أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاءَ الَّذِيْ تَشْرَبُوْنَ * أَأَنْتُمْ أَنْزَلْتُمُوْهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُوْنَ
“Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum? Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?”
Ma’asyiral muslimin, hujan adalah salah satu nikmat terbesar dan nikmat paling mulia yang Allah anugerahkan kepada para hamba-Nya, sehingga Allah memujinya di dalam al-Quran.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, dalam Surat al-Baqarah ayat 21—22,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ * الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
“Wahai manusia! Sembahlah Rabbmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.
(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”
Ma’asyiral muslimin jamaah sidang shalat Jumat yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala
Salah satu indikator keagungan nikmat hujan adalah adanya ungkapan yang disebutkan Allah Ta’ala di dalam al-Quran. Allah terkadang menggambarkan air sebagai berkah, terkadang menggambarkannya sebagai sesuatu yang suci, terkadang pula Ia menggambarkannya sebagai penyebab kehidupan, dan seterusnya.
Maka sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk selalu mensyukuri nikmat hujan ini, dan menisbatkan pujian hanya kepada-Nya, karena kita semua akhir-akhir ini dihujani dengan rahmat dan kasih sayang Allah.
Tidak hanya itu ma’asyiral muslimin, terdapat pelajaran dan tanda-tanda besar dalam peristiwa turunnya hujan yang bisa kita jadikan sebagai bahan perenungan, sebagaimana yang telah Allah sebutkan di dalam al-Quran yang mulia.
Di antara pelajaran dan tanda-tanda keagungan tersebut adalah
Pertama, apa yang difirmankan Allah subhanahu wata’ala di dalam al-Quran, Surat al-A’raf ayat 57,
وَهُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
“Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.”
Pelajaran kedua, sebagaimana firman Allah dalam al-Quran Surat ar-Ra’ad ayat 12—13,
هُوَ الَّذِيْ يُرِيْكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ
وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيْبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُوْنَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيْدُ الْمِحَالِ
“Dialah yang memperlihatkan kilat kepadamu, yang menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia menjadikan mendung.
Dan guruh bertasbih memuji-Nya,(demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, sementara mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia Mahakeras siksaan-Nya.”
Khutbah Jumat Singkat: Refleksi Musim Kemarau
Ma’asyiral muslimin, kemudian pelajaran yang ketiga, bahwa ketika Allah subhanahu wata’ala menghidupkan bumi setelah kematiannya, hal tersebut cukup menjadi pelajaran dan contoh akan maha qudrah dan iradah-Nya Allah untuk membangkitkan orang mati pada hari Kiamat kelak.
Karena itu, kita menemukan bahwa Allah sering mengaitkan kebangkitan bumi setelah kematiannya dengan kebangkitan orang mati dari kubur mereka.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, dalam Surat Fushshilat ayat_39,
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنَّكَ تَرَى الْأَرْضَ خَاشِعَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ ۚ إِنَّ الَّذِيْ أَحْيَاهَا لَمُحْيِي الْمَوْتَىٰ ۚ إِنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Dan sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya, engkau melihat bumi itu kering dan tandus, tetapi apabila Kami turunkan hujan di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya (Allah) yang menghidupkannya pasti dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Ma’asyiral muslimin jamaah sidang shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Lalu bagaimana Islam menuntun kita dalam menghadapi peristiwa turunnya hujan?
Salah satu tuntunan yang diajarkan baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam kaitannya dengan turun hujan adalah, jika hujan begitu banyak dan dikhawatirkan akan membahayakan orang, beliau berdoa dengan doa,
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا. اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ، وَالظِّرَابِ، وَبُطُوْنِ الْأَوْدِيَةِ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami—yakni memberkahi, bukan di atas kami—yakni memudaratkan. Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuh pohon.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Artikel Doa & Zikir: Doa Rasulullah ketika Hujan Deras – Teks Arab Latin dan Terjemah
Demikian materi khutbah Jumat dengan tema nikmat hujan menguatkan iman yang khatib sampaikan.
Semoga apa yang kita hadapi dari peristiwa alam, baik turunnya hujan, panasnya terik matahari di siang hari, atau dinginnya udara di musim penghujan, dan segala hal yang kita sadari hadir di sekitar kita, semua itu menjadikan diri kita semakin bersyukur dan semakin menguatkan keyakinan kita akan qudrah dan iradah-Nya Allah subhanahu wata’ala. Sehingga dengannya, iman dan takwa kita semakin meningkat.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَلِيُّ الصَّالِحِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ إِمَامُ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَأَفْضَلُ خَلْقِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ:
يَا أَيًّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ، قَالَ تَعَالَى: وَمَن يَتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا، وَقَالَ: وَمَن يَتَّقِ اللّٰهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا.
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللّٰه، اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللّٰهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ.
Download PDF Materi Khutbah Jumat dakwah.id
“Nikmat Hujan Menguatkan Iman”
di sini:
Anda ingin mendapat kiriman update materi khutbah
& artikel dakwah.id melalui WhatsApp?
Semoga bermanfaat!