materi khutbah jumat Ramadhan Berlalu dakwah.id

Materi Khutbah Jumat: Ramadhan Berlalu Ibadah Jangan layu

Terakhir diperbarui pada · 1,067 views

Materi Khutbah Jumat
Ramadhan Berlalu Ibadah Jangan Layu

Pemateri: Amir Sahidin, M.Ag.
(Mahasiswa Doktoral UNIDA Gontor)

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ اُوْصِيْنِي نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

وَقَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللّٰهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.

Jamaah sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah

Tidak ada ungkapan yang patut untuk kita ucapkan, kecuali rasa syukur kita atas kenikmatan yang telah Allah karuniakan. Di mana Allah subhanahu wataala telah memudahkan kita semua untuk menjalankan berbagai kewajiban dan menjauhi seluruh larangan di bulan penuh berkah ini.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, nabi besar, Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya pada hari kiamat, amin ya Rabb.

Di sini khatib mewasiatkan pada diri sendiri dan pada para jamaah sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita di hadapan Allah subhanahu wataala. Karena, sebaik-baik bekal kita menghadap Allah Ta’ala adalah dengan ketakwaan.

Tiga Tipe Hamba Setelah Ramadhan

Jamaah sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah

Bulan suci Ramadhan yang dulu kita nanti-nanti, bulan penuh berkah dan ampunan ini, nyatanya kini akan pergi.

Terkait kepergian bulan Ramadhan ini setidaknya akan menyisakan tiga tipe manusia yang perlu kita ketahui, yaitu

Pertama, mereka yang istiqamah dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah, baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan.

Tipe orang seperti inilah, mereka yang lulus dari ujian Ramadhan dan mendapatkan berkah di bulan suci tersebut.

Kedua, mereka yang bertambah rajin di kala datangnya Ramadhan, namun di luar Ramadhan, mereka mulai bermalas-malasan kembali.

Tipe orang seperti inilah, mereka yang mungkin saja lulus dari ujian Ramadhan, namun mereka harus senantiasa mengoreksi diri dan beramal agar tetap istiqamah dalam kebaikan yang telah dilakukan di bulan tersebut.

Ketiga, mereka yang datang dan perginya bulan Ramadhan tidak membuahkan hasil sama sekali, tidak bertambah amalnya dan justru cenderung menyia-nyiakan bulan mulia tersebut.

Tipe orang seperti inilah, mereka yang merugi dan harus senantiasa bertobat kepada Allah, agar mendapat ampunan serta ridha-Nya.

Jamaah sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah

Nasihat Bagi Ketiga Tipe Hamba Tersebut

Berdasarkan tiga tipe manusia tersebut, pada mimbar mulia ini izinkan khatib menasihati diri pribadi dan seluruh hadirin sekalian untuk senantiasa memperhatikan poin-poin berikut ini.

Pertama, bagi tipe pertama, tidak ada nasihat yang lebih agung selain tetaplah istiqamah dalam kebaikan tersebut hingga akhir hayat nanti.

Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Fushshilat ayat 30,

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang yang berkata,‘Rabb kami adalah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata),‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.’”

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, Tafsīr al-Qurān al-Azhīm, vol. 7, hlm. 175—177, menjelaskan maksud ayat tersebut, “Barang siapa yang senantiasa ikhlas beramal dan menaati apa yang diperintahkan, maka kelak para malaikat akan turun menjelang kematiannya.

Mereka lantas mengatakan, ‘Janganlah kamu takut akan kehidupan akhirat, dan janganlah bersedih atas apa yang kamu tinggalkan di dunia.’ Kemudian mereka memberi kabar gembira berupa lenyapnya keburukan dan diperolehnya suatu kebaikan.”

Jamaah sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah

Kedua, adapun bagi tipe kedua, hendaknya ia mengingat kembali petuah Abu Bakar ash-Shiddiq setelah kematian Rasulullah shallahu alaihi wasallam.

Ibnu Hisyam dalam kitab sejarahnya al-Sīrah al-Nabawiyyah li Ibni Hisyām, vol. 4, hlm. 306—307, menceritakan,

“Ketika Rasulullah wafat, Umar berdiri dan berkata, ‘Beberapa orang munafik mengira bahwa Rasulullah wafat. Demi Allah, Rasulullah tidak wafat, namun hanya pergi kepada Tuhannya seperti halnya Nabi Musa yang pergi dari kaumnya selama empat puluh hari, kemudian kembali kepada mereka setelah dikatakan beliau wafat.

Demi Allah, Rasulullah pasti kembali seperti Nabi Musa, kemudian beliau pasti memotong tangan dan kaki orang-orang yang berkata bahwa beliau telah wafat.’

Berbeda dari sikap Umar bin al-Khatthab, Abu Bakar ash-Shiddiq ketika mendapati Rasulullah telah wafat, beliau pun memerintahkan Umar untuk diam, dan berkata kepada orang-orang dengan ungkapan yang sangat penting untuk kita catat bersama, yaitu

‘Barang siapa menyembah Muhammad, sesungguhnya beliau telah wafat. Barang siapa menyembah Allah, maka Allah selalu hidup dan tidak mati.’

Setelah itu, Abu Bakar membacakan firman Allah Ta’ala dalam Surat Ali Imran ayat 144,

وَمَا مُحَمَّدٌ اِلَّا رَسُوْلٌۚ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُۗ اَفَا۟ىِٕنْ مَّاتَ اَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلٰٓى اَعْقَابِكُمْۗ وَمَنْ يَّنْقَلِبْ عَلٰى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَّضُرَّ اللّٰهَ شَيْـًٔاۗ وَسَيَجْزِى اللّٰهُ الشّٰكِرِيْنَ

Muhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur.’”

Baca juga: Rasa Futur dan Solusi Mengatasinya

Terkait petuah Abu Bakar ash-Shiddiq inilah, untuk tipe kedua ini dapat kita katakan kepadanya: Barang siapa menyembah karena Ramadhan, maka Ramadhan telah pergi. Barang siapa menyembah karena Allah, maka Allah maha kekal abadi dan tidak pernah pergi.

Jamaah sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah

Ketiga, sedangkan untuk tipe ketiga, marilah kita senantiasa bertobat kepada Allah Ta’ala sehingga kita termasuk orang yang kembali kepada-Nya dengan penuh harap dan ampunan.

Demikian itu karena Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, hadits riwayat al-Bukhari, dalam al-Adab al-Mufrad no. 646,

قَالَ لِي جِبْرِيلُ: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ: آمِينَ.

Jibril alaihissalam berkata kepadaku,‘Sungguh sangat merugi seseorang yang ia masuk ke dalam bulan Ramadhan, tapi tidak diampuni dosanya.’ Aku pun mengucapkan,‘Aamiin—Ya Allah, kabulkanlah.’”

Oleh karena itu, tobat merupakan jalan tepat untuk dapat kembali kepada rahmat dan hidayah Allah Ta’ala. Sehingga Allah mudahkan kita untuk menjalankan segala perintah dan menjauhi seluruh larangan-Nya.

Jamaah sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah

Demikianlah khutbah Jumat tentang “Ramadhan Berlalu Ibadah Jangan Layu”. Semoga Allah mudahkan kita semua untuk ikhlas beribadah, istiqamah dalam menjalankannya, dan senantiasa bertobat dari kesalahan serta kelalaian yang telah kita perbuat, aamin ya Rabb.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ.

فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ اُوْصِيْنِيْ نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.

اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ، وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ حُكَّامًا وَمَحْكُوْمِيْنَ، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَاهُمْ، وَفُكَّ أَسْرَانَا وَأَسْرَاهُمْ، وَاغْفِرْ لِمَوْتَانَا وَمَوْتَاهُمْ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.


Download PDF Materi Khutbah Jumat
Ramadhan Berlalu, Ibadah Jangan Layu
di sini

Semoga bermanfaat!

Anda ingin mendapat kiriman update materi khutbah
& artikel dakwah.id melalui WhatsApp?

Topik Terkait

Amir Sahidin, M.Ag

Pengajar PPTQ Ibnu Mas’ud, Purbalingga

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Discover more from Dakwah.ID

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading