Daftar Isi
Materi Khutbah Jumat
Tips Menangkal Informasi Hoaks
Oleh: Abdul Halim Tri Hantoro, S.Pd.I
- Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
- Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright
*) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
فَإنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد
Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah melahirkan kita dari perut para Ibunda dalam kondisi tidak mengetahui apa-apa. Lalu Allah Ta’ala memberikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagi kita agar mau bersyukur.
Shalawat dan salam semoga tercurah untuk baginda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga kepada keluarga dan para sahabatnya. Semoga keselamatan juga Allah curahkan untuk umatnya yang selalu berpegang teguh kepada ajarannya.
Kami wasiatkan kepada diri kami juga kepada jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan kualitas takwa kepada Allah subhanahu wata’ala dengan sebenar-benar ketakwaan, dalam arti selalu tunduk dan patuh terhadap segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Ali Imran: 102)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Jauh sebelum teknologi informasi mengalami kemajuan yang begitu pesatnya, agama Islam telah memberikan rambu-rambu dalam menyikapi datangnya sebuah informasi atau berita. Baik informasi yang bersinggungan dengan masalah akidah, masalah muamalah, masalah akhlak, terlebih informasi yang menyangkut kehormatan seorang muslim dan lain sebagainya.
Boleh dikata, syariat Islam memiliki instrumen yang cukup kuat dalam menangkal informasi hoaks yang muncul di setiap waktu dan zaman.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6)
Dalam ayat ini, Allah melarang hamba-hamba-Nya yang beriman berjalan mengikuti informasi yang tidak jelas, desas-desus, isu, rumor, maupun istilah lainnya. Sebab, tidak semua informasi yang tersaji itu pasti benar, dan tidak semua yang diucapkan itu sesuai dengan faktanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga memberi peringatan kepada umatnya yang tidak mau memfilter setiap informasi yang sampai kepadanya. Sebagaimana sabdanya yang diberitakan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukuplah seseorang dikatakan sebagai pendusta apabila dia mengatakan semua yang ia dengar.” (HR. Muslim no. 7)
Dalam sabdanya yang lain,
كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukuplah seseorang dianggap berdosa tatkala membicarakan semua yang ia dengar.” (HR. Abu Dawud no. 4992)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga memberikan bimbingan bagaimana sikap yang benar dalam merespon sebuah informasi. Sebagaimana diberitakan oleh sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
التَّأَنِّي مِنَ اللهِ، وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ
“Ketenangan (selektif) adalah datangnya dari Allah, sedangkan tergesa-gesa datangnya dari setan.” (HR. Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra, 10/104)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah teladan dalam segala hal. Beliau sangat hati-hati dalam menyikapi sebuah informasi.
Sikap beliau ini dapat kita kenali melalui dua kisah populer berikut ini.
Ada seorang sahabat bernama Ma’iz bin Malik yang datang menghadap beliau. Saat itu, Ma’iz meminta untuk disucikan karena telah melakukan perbuatan dosa besar, yakni berzina.
Artikel Adab: Teladan Salaf Menyikapi Berita Kematian Perusak Islam
Setelah mendengar semua informasi yang Ma’zi sampaikan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak langsung membuat kesimpulan dan putusan. Beliau masih berusaha menggali validitas informasi yang Ma’iz sampaikan. Beliau menyuruhnya kembali dan beristighfar sekaligus bertobat kepada Allah Ta’ala.
Rupanya, Ma’iz tidak bisa tenang dan ia kembali menghadap beliau hingga berkali-kali. Namun jawaban Nabi tetap sama. Di saat kedatangannya yang keempat kalinya beliau bertanya, “Kamu mau aku sucikan dari apa?”
Ma’iz menjawab, “Dari perbuatan zina.”
Maka dengan hati-hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengklarifikasi apakah dia gila atau sedang mabuk atau lainnya. Baru ketika semuanya sudah jelas, beliau menetapkan hukuman kepadanya. Kisah di atas tercatat di dalam Shahih Muslim yang diriwayatkan oleh Sulaiman bin Buraidah.
Dalam kisah yang lain, di bulan Sya’ban tahun 5 Hijriyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hampir saja termakan dengan informasi hoaks. Yakni isu tentang Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika ia mengambil kalungnya yang hilang, lalu tertinggal kafilah, dan pulang berdua bersama Safwan bin al-Mu’aththal as-Sulami.
Orang-orang munafik saat itu menyebarkan informasi hoaks terkait kepulangan Aisyah radhiyallahu ‘anha yang hanya berdua dengan salah seorang sahabat itu.
Menghadapi informasi-informasi miring yang beredar saat itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih memilih diam sampai Allah subhanahu wata’ala menunjukkan kebenaran di balik informasi hoaks yang beredar saat itu.
Kisah di atas menunjukkan sikap selektif beliau dan tidak tergesa-gesa dalam memutuskan suatu perkara, karena menyangkut kehormatan seseorang apalagi dia adalah muslim.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Jika di zaman di mana teknologi informasi masih sangat terbatas, syariat Islam sedemikian tegas memberikan peringatan, apalagi di zaman seperti sekarang yang mana informasi dapat menyebar dengan sangat cepat, ditambah lagi kita berada di akhir zaman yang disifati penuh dengan fitnah. Maka sikap waspada dan hati-hati menjadi tuntutan yang sangat prioritas saat ini.
Ingatlah akan ancaman dari Rasulullah bagi siapa saja yang suka asal dan tergesa-gesa dalam menyebarkan berita, hukuman di akhirat telah menantinya.
Materi Khutbah Jumat: Muhammad bin Maslamah Teladan Menyikapi Orang yang Menghina Nabi
Dari Samurah bin Jundub radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan mimpi beliau,
رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي، فَأَخَذَا بِيَدَيَّ، فَأَخْرَجَانِي إِلَى أَرْضٍ فَضَاءٍ، أَوْ أَرْضٍ مُسْتَوِيَةٍ، فَمَرَّا بِي عَلَى رَجُلٍ، وَرَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى رَأْسِهِ بِيَدِهِ كَلُّوبٌ مِنْ حَدِيدٍ، فَيُدْخِلُهُ فِي شِدْقِهِ، فَيَشُقُّهُ، حَتَّى يَبْلُغَ قَفَاهُ، ثُمَّ يُخْرِجُهُ فَيُدْخِلُهُ فِي شِدْقِهِ الْآخَرِ، وَيَلْتَئِمُ هَذَا الشِّدْقُ، فَهُوَ يَفْعَلُ ذَلِكَ بِهِ،
“Tadi malam aku bermimpi melihat ada dua orang yang mendatangiku, lalu mereka memegang tanganku, kemudian mengajakku keluar ke tanah lapang. Kemudian kami melewati dua orang, yang satu berdiri di dekat kepala temannya dengan membawa gancu dari besi. Gancu itu dimasukkan ke dalam mulutnya, kemudian ditarik hingga robek pipinya sampai ke tengkuk. Dia tarik kembali, lalu dia masukkan lagi ke dalam mulut dan dia tarik hingga robek pipi sisi satunya. Kemudian bekas pipi robek tadi kembali pulih dan dirobek lagi, dan begitu seterusnya.”
Di akhir hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendapatkan penjelasan Malaikat, apa maksud kejadian yang beliau lihat,
أَمَّا الرَّجُلُ الْأَوَّلُ الَّذِي رَأَيْتَ فَإِنَّهُ رَجُلٌ كَذَّابٌ، يَكْذِبُ الْكَذِبَةَ فَتُحْمَلُ عَنْهُ فِي الْآفَاقِ، فَهُوَ يُصْنَعُ بِهِ مَا رَأَيْتَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، ثُمَّ يَصْنَعُ اللهُ بِهِ مَا شَاءَ
“Orang pertama yang kamu lihat, dia adalah seorang pendusta. Dia membuat kedustaan dan dia sebarkan ke seluruh penjuru dunia. Dia dihukum seperti itu sampai hari kiamat, kemudian Allah memperlakukan orang tersebut sesuai yang Dia kehendaki.” (HR. Ahmad no. 20165)
Bagaimana Sikap Kita Jika Mendapat Informasi Miring yang Belum Jelas Kebenarannya?
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Berikut ini kami sampaikan beberapa tips yang terdapat dalam al-Quran dalam menanggapi informasi miring yang belum jelas kebenarannya, agar kita tidak mudah terjerumus dalam kebohongan dan kedustaan. Wal ‘Iyyadzu billah.
Pertama: Kendalikan Emosi dan Tetap Berpikir Positif
Allah subhanahu wata’ala menganjurkan umat Islam untuk berpikir positif saat menerima berita-berita yang sekiranya mengandung provokasi, belum jelas kebenarannya, ataupun berita yang tidak sesuai faktanya.
Allah berfirman,
لَوْلَآ اِذْ سَمِعْتُمُوْهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بِاَنْفُسِهِمْ خَيْرًاۙ وَّقَالُوْا هٰذَآ اِفْكٌ مُّبِيْنٌ
“Mengapa orang-orang mukmin dan mukminat tidak berbaik sangka terhadap diri mereka sendiri, ketika kamu mendengar berita bohong itu dan berkata, “Ini adalah (suatu berita) bohong yang nyata.” (QS. An-Nur: 12)
Ayat di atas berbicara tentang suatu fitnah yang menimpa keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, khususnya Ibunda Aisyah. Dalam menyikapi informasi yang tidak jelas tersebut, tidak diperbolehkan diam dan membenarkan, apalagi menyebarkan kepada orang lain. Sikap yang benar adalah tetap berprasangka baik karena ini menyangkut nama baik orang beriman, terlebih adalah keluarga Rasulullah.
Kedua: Tahan, Jangan Ikut Menyebarkan
Setelah dianjurkan untuk berpikir positif, maka langkah selanjutnya adalah Allah melarang kaum muslimin untuk ikut andil dalam menyebarkan informasi hoaks atau pun informasi yang belum jelas kebenarannya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra’: 36)
Ketiga: Tabayyun
Agar terhindar sekaligus sebagai langkah untuk menekan masifnya peredaran informasi hoaks atau yang belum jelas kebenarannya, dan supaya tidak mengakibatkan musibah kepada orang lain, maka hendaknya seorang muslim melakukan tabayun. Periksa dan teliti kembali informasi tersebut, apakah benar atau dusta.
Hal ini diperintahkan oleh Allah dalam al-Quran,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6)
Keempat: Baca Secara Lengkap
Membaca merupakan hal yang sangat penting guna menyerap informasi-informasi yang ada. ini merupa landasan utama dalam menangkal informasi hoaks.
Kita ambil contoh gambar yang hanya menampilkan judul berita sebuah media online. Banyak kaum muslimin yang terprovokasi emosionalnya karena judul berita dalam gambar seperti itu. Padahal, belum ada kepastian apakah itu judul berita sungguhan atau editan. Atau, belum ada kepastian seperti apa isi lengkap beritanya. Dan seterusnya.
Artikel Adab: 9 Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di Hari Jumat
Dengan kebiasaan membaca, seseorang dapat mengenali mana informasi hoaks dan mana informasi yang sesuai dengan fakta atau mengandung kebenaran.
Allah berfirman,
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang menciptakan.” (QS. Al-’Alaq: 1)
Kelima: Tanyakan Kepada Ahlinya
Di antara langkah dalam mengenali kebenaran sebuah informasi adalah dengan bertanya.
Jangan sungkan untuk bertanya kepada orang yang memiliki keahlian dalam mengenali kebenaran dan kebohongan suatu informasi.
Bertanya merupakan cara yang Allah subhanahu wata’ala tunjukkan kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau menjumpai keragu-raguan tentang apa yang Allah subhanahu wata’ala turunkan,
فَاِنْ كُنْتَ فِيْ شَكٍّ مِّمَّآ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ فَسْـَٔلِ الَّذِيْنَ يَقْرَءُوْنَ الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ لَقَدْ جَاۤءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَۙ
“Maka jika engkau (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang yang membaca kitab sebelummu. Sungguh, telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau termasuk orang yang ragu.” (QS. Yunus: 94)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Demikian materi khutbah Jumat tentang tips menangkal informasi hoaks yang dapat kami sampaikan, semoga Allah Ta’ala membimbing kita untuk selalu bersikap mawas diri terhadap segala macam bentuk informasi agar kita terhindar dari kecelakaan dan murka dari-Nya. Amin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Download PDF Materi Khutbah Jumat dakwah.id
Tips Menangkal Informasi Hoaks
di sini:
Semoga bermanfaat!
Baca artikel terkait:
Ramadhan Membangun Persatuan Mengikis Perbedaan