Daftar Isi
Materi Kultum Ramadhan
Amalan yang Paling Dicintai Allah
Tulisan yang berjudul “Amalan yang Paling Dicintai Allah” ini adalah seri ke-10 dari serial Materi Kultum Ramadhan 1445 H yang ditulis oleh Ustadz Nofriyanto Abu Kayyisa Al-Minangkabawy.
اَلْحَمْدُ لِلهِ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ السَّلَامِ الْمُؤْمِنِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى حَبِيْبِنَا وَمَوْلَانَا صَادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَكُلِّ مَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ إِلَى يَوْمِ لِقَاءِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Hadirin jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah subhanahu wata‘ala!
Tema kultum kita pada malam hari ini adalah hadits yang riwayat Imam ath-Thabrani tentang lima amalan yang paling dicintai Allah.
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ، وَأَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللّٰهِ تَعَالَى سُرُوْرٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكْشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا، أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوْعًا، وَلَأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِي فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ – يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِيْنَةِ – شَهْرًا.
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beriktikaf di masjid ini—Masjid Nabawi—selama sebulan penuh.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir nomor hadits 13280, jilid 12, halaman 453.
Pesan pertama dari anjuran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari hadits tersebut bahwa orang yang paling Allah cintai yaitu mereka yang paling banyak memberikan manfaat bagi orang lain. Setelahnya dilanjutkan lima amalan yang paling banyak manfaatnya dan paling dicintai oleh-Nya.
Lima Amalan yang Paling Dicintai Allah
Pertama: Membahagiakan Orang Lain
Membahagiakan orang lain adalah amalan yang paling dicintai Allah subhanahu wata’ala. Banyak cara untuk membahagiakan orang lain.
Bisa dengan sekadar bermuka riang saat bersua. Bisa dengan sopan dan santun dalam bergaul. Bisa dengan bertutur kata yang lembut. Bahkan saat sekarang ini kita berusaha bahagia dengan kajian. Senang dengan apa-apa yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya.
Ya, betul. Senang dan bahagia mempelajari agama berarti kita senang dan bahagia dengan ketaatan. Senang dengan ketaatan. Bukan senang kemaksiatan.
Bukankah tidak ada hal yang paling membuat setan terusik melebihi dari senangnya seorang mukmin dengan sesuatu yang halal? Senangnya mereka dengan kebajikan?
Kedua: Menghilangkan Kesusahan Saudara Lain
Betapa mulianya amalan menghilangkan kesusahan orang lain sampai-sampai Allah balas tidak hanya di dunia, bahkan di akhirat.
Ini yang boleh kita sebut dengan matematika ukhrawi. Bertolak belakang dengan hitung-hitungan manusiawi.
Jika dalam hitungan matematika dunia satu tambah satu adalah dua, maka berbeda halnya dengan balasan kasih sayang Ilahi. Ia bisa menjadi sepuluh. Bisa menjadi seratus, bahkan lebih. Dan yang paling utama, kelipatan itu pasti.
Sebagaimana yang disampaikan baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, hadits riwayat Imam Muslim no. 2699,
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعَسِّرٍ يَسَّرَ الله عَلَيْهِ فِيْ الدُّنْيَا وَالآَخِرَةِ.
Artinya, “Barang siapa yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin yang lain dari kesulitannya di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan pada hari kiamat. Barang siapa yang meringankan orang yang kesusahan (dalam utangnya), niscaya Allah akan meringankan baginya (urusannya) di dunia dan akhirat.”
Ketiga: Menanggung Utang Saudara Lainnya
Orang yang berutang sejatinya ia sedang terkekang. Ia akan sering merasa dihantui perasaan tidak mengenakkan.
Selalu merasa bersalah. Menanggung malu, bahkan untuk sekadar bertemu dengan pemberi utang. Bahkan bisa jadi terbawa dalam tidur dan istirahatnya. Lebih-lebih kondisinya yang belum memungkinkan untuk sekadar mencicil.
Bayangkan! Betapa bahagianya jika saat-saat terjepit seperti itu ada saudaranya yang lain mau mengulurkan tangan. Mau meringankan bahkan menghilangkan beban perasaan tadi.
Maka tak heran, jika Allah akan membalasnya dengan balasan tidak ternilai karena telah meringankan beban utang saudaranya yang kesusahan.
Keempat: Memberi Makan Orang Kelaparan
Memberi makan orang kelaparan sama sekali tidak akan merugikan. Tidak akan membuat stok beras kita terkuras. Tidak akan menyedot semua saldo dari rekening kita. Tidak pula akan menjadikan kita miskin dan melarat. Inilah amalan yang paling dicintai Allah subhanahu wata’ala.
Materi Khutbah Jumat: Lima Dasar Akhlak Mulia
Saat seorang menghilangkan rasa lapar saudara lainnya, pada hakikatnya ia sedang bertransaksi dengan Rabbul Izzati. Transaksi yang tidak akan pernah rugi. Sebab, sejatinya ia sedang menukar harta duniawi sementara yang ia miliki dengan kenikmatan surgawi yang abadi.
Kelima: Melayani Kebutuhan Orang Lain
Membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya terutama saat kesusahan termasuk amalan yang paling dicintai Allah subhanahu wata’ala. Ini adalah perbuatan sangat mulia. Mulia di dunia, juga mulia di akhirat.
Sebagaimana yang dianjurkan baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits riwayat al-Bukhari nomor 2442 dan Muslim nomor 2580,
مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barang siapa yang menutupi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barang siapa yang melapangkan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan mengangkat darinya dengan sebab amalan tadi kesusahannya kelak pada hari kiamat. Dan barang siapa menutupi cela saudaranya muslim, maka Allah akan menutupi aibnya kelak pada hari kiamat.”
Demikianlah uraian lima amalan yang paling dicintai Allah subhanahu wata’ala. Semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan kita daya dan upaya untuk melaksanakan amalan terbaik ini. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. (Nofriyanto/dakwah.id)
Baca juga artikel Materi Kultum Ramadhan atau artikel menarik lainnya karya Nofriyanto Abu Kayyisa Al-Minangkabawy.
Materi Kultum Ramadhan terbaru: