Gambar Materi Kultum Ramadhan Antara Usaha, Doa, dan Tawakal dakwah.id

Materi Kultum Ramadhan: Antara Usaha, Doa, dan Tawakal

Terakhir diperbarui pada · 270 views

Tulisan yang berjudul Antara Usaha, Doa, dan Tawakal ini adalah seri ke-27 dari serial Materi Kultum Ramadhan 1446 H yang ditulis oleh Ustadz Yasir Abdull Barr.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِلَهُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ.

أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَإِنَّهُ خَيْرُ زَادِ الرَّاحِلِينَ. أَمَّا بَعْدُ.

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Ta’ala. Berkat limpahan karunia, kekuatan, dan taufik-Nya semata, kita masih mampu menjalankan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya, terlebih dalam bulan Ramadhan yang sangat mulia ini.

Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada suri teladan kita, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beserta segenap keluarga dan sahabatnya. Semoga kita termasuk umatnya yang konsisten menjalankan syariatnya, dan kelak di akhirat beruntung karena mendapatkan limpahan syafaatnya. Amiin.

Jamaah shalat Tarawih yang dimuliakan Allah…

Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu pernah menyampaikan nasihat berharga. Beliau berkata,

مَنْ ظَنَّ أَنَّهُ بِدُونِ الْجَهْدِ يَصِلُ فَهُوَ مُتَمَنٍّ، وَمَنْ ظَنَّ أَنَّهُ بِبَذْلِ الْجَهْدِ يَصِلُ فَهُوَ مُسْتَغْنٍ.

Barang siapa menyangka tanpa usaha serius dapat mencapai tujuan, niscaya ia adalah orang yang berangan-angan kosong. Dan barang siapa menyangka dengan curahan usahanya semata ia dapat mencapai tujuan, niscaya ia adalah orang yang menyombongkan usahanya.”

Perkataan Ali bin Abi Thalib di atas diriwayatkan oleh Imam Abu Thalib al-Makki (w. 386 H) dalam kitab Qût al-Qulûb fî Muâmalat al-Maḥbûb.

Mengapa dalam berusaha harus disertai doa dan tawakal? 

Jamaah shalat Tarawih yang dimuliakan Allah…

Mari kita renungkan nasihat emas di atas. Penggalan pertama nasihat Ali bin Abi Thalib berbunyi, “Barang siapa menyangka tanpa usaha serius dapat mencapai tujuan, niscaya ia adalah orang yang berangan-angan kosong.”

Maknanya adalah barang siapa menyangka tanpa kerja keras dan susah payah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, ia dapat menggapai ridha Allah dan surga-Nya, maka ia adalah orang yang mimpi di tengah siang bolong.

Ia bagaikan orang yang mengharap kenyang, tanpa mau makan dan minum. Ia bagaikan orang yang mengharap kekayaan, tanpa mau bekerja mencari nafkah. Ia bagaikan orang yang mau sembuh, tanpa mau berobat.

Ia bagaikan orang yang menginginkan anak, tanpa mau menikah. Ia berangan-angan kosong, karena ia tidak mau menempuh sebab yang mengantarkannya kepada cita-citanya.

Allah subhanahu wataala menetapkan hukum kausalitas, yakni sebab dan akibat di alam raya ini.

Tanpa mau menempuh sebab-sebab, niscaya manusia tidak akan mampu menggapai apa pun yang ia inginkan. Terlebih menginginkan ridha Allah dan surga-Nya, tanpa mau menempuh jalannya yaitu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, maka hal itu mustahil.

Sebab, ribuan ayat al-Quran dan hadits Nabawi mengingkari angan-angan kosong dan kemalasan seperti itu.

Jamaah shalat Tarawih yang dimuliakan Allah…

Penggalan kedua nasihat Ali bin Abi Thalib berbunyi, “Barang siapa menyangka dengan curahan usahanya semata ia dapat mencapai tujuan, niscaya ia adalah orang yang menyombongkan usahanya.”

Maknanya adalah manusia tidak cukup hanya mengandalkan amal perbuatannya sendiri, dalam mencari ridha Allah dan surga-Nya.

Secara kuantitas, amal kebajikan seorang hamba itu terbatas, kadarnya masih sangat sedikit dan rendah apabila dibandingkan dengan nikmat Allah yang tidak terhitung jumlahnya.

Secara kualitas, amal kebajikan seorang hamba sangat mungkin tidak ikhlas karena Allah semata, tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, atau tidak memenuhi tujuan-tujuan syariat (maqashid syariah).

Pelaksanaannya sangat mungkin dibumbui oleh kemalasan, keterlambatan, keengganan, dan faktor-faktor lain yang mengurangi bobot kualitasnya di sisi Allah subhanahu wataala.

Dengan kondisi demikian itu, sudah tentu amal kebajikan tidak boleh dibangga-banggakan dan dijadikan garansi meraih ridha Allah dan surga-Nya. Sebagai hamba, manusia harus beramal kebajikan sebanyak mungkin dan sebaik mungkin.

Di samping itu, ia harus senantiasa beristigfar, bertobat, berdoa, dan berserah diri kepada Allah subhanahu wataala.

Jamaah shalat Tarawih yang dimuliakan Allah…

Nasihat Ali bin Abi Thalib di atas sesuai dengan wasiat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Imam al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

لَنْ يُنَجِّيَ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ.

Sekali-kali amal salah seorang di antara kalian tidak akan dapat menyelamatkan dirinya (kelak di akhirat).”

Para sahabat bertanya,

وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟

Bahkan amal Anda pun juga, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab,

وَلَا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِرَحْمَةٍ. سَدِّدُوا وَقَارِبُوا، وَاغْدُوا وَرُوحُوا وَشَيْءٌ مِنَ الدُّلْجَةِ، وَالْقَصْدَ الْقَصْدَ تَبْلُغُوا.

Bahkan aku juga mengalami hal yang sama, kecuali jika Allah menyelimuti diriku dengan kasih sayang-Nya. Oleh karena itu, hendaklah kalian senantiasa berusaha tepat dalam beramal. Jika tidak bisa meraih ketepatan, maka berusahalah untuk mendekati ketepatan.”

Berangkatlah kalian (bersegeralah dalam beramal) pada waktu pagi dan petang serta sebagian waktu malam. Berlaku pertengahanlah kalian! Berlaku pertengahanlah kalian! Niscaya kalian akan sampai kepada tujuan dengan selamat.”

Khutbah Jumat Singkat: Hakikat Rezeki yang Sesungguhnya

Imam al-Bukhari dan Imam Muslim juga meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا فَإِنَّهُ لَنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ أَحَدًا عَمَلُهُ.

Hendaklah kalian senantiasa berusaha tepat dalam beramal. Jika tidak bisa meraih ketepatan, maka berusahalah untuk mendekati ketepatan. Dan berilah kabar gembira, karena sesungguhnya tiada seorang pun yang masuk surga karena amal perbuatannya semata.”

Para sahabat bertanya,

وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟

Bahkan amal Anda pun juga, wahai Rasulullah?”

Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab,

وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ، وَاعْلَمُوا أَنَّ أَحَبَّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ.

Bahkan aku juga mengalami hal yang sama, kecuali jika Allah menyelimuti diriku dengan ampunan dan kasih sayang-Nya. Ketahuilah, sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang dikerjakan secara kontinu, meskipun sedikit.”

Demikian materi kultum Ramadhan dengan tema “antara usaha, doa, dan tawakal”. Semoga kita diberi kemampuan untuk memadukan antara usaha, doa, dan tawakal sehingga kita sukses meraih ampunan Allah, kasih sayang-Nya, ridha-Nya, serta surga-Nya. Amiin. (Yasir Abdull Barr/dakwah.id)

Topik Terkait

Discover more from Dakwah.ID

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading