Materi Kultum Ramadhan 15
Bahaya Sifat Hasad
Tulisan yang berjudul Bahaya Sifat Hasad ini adalah seri ke-15 dari serial Materi Kultum Ramadhan 1445 H yang ditulis oleh Ustadz Nofriyanto Abu Kayyisa Al-Minangkabawy.
اَلْحَمْدُ لِلهِ الْأَحَدِ الصَّمَدِ الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَنَعُوْذُ بِهِ مِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْعِبَادِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ وَكُلِّ مَنِ اهْتَدَى بِهَدْيِهِ إِلَى يَوْمِ الْمَعَادِ.
Hadirin jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah subhanahu wata‘ala!
Penyakit hati paling bahaya salah satunya adalah sifat hasad atau iri hati. Hasad dalam bahasa Indonesia disebut dengan dengki. Penyebab utama sifat hasad karena seseorang tidak puas terhadap rezeki dan nikmat yang Allah berikan.
Dampak buruk atau bahaya sifat hasad adalah bisa merusak kehidupan dunia dan akhirat penderitanya. Di dunia hatinya akan diselimuti kebencian, kekhawatiran, dan ketidaknyamanan. Di akhirat nilai dan pahala ibadahnya akan hilang dan binasa.
Sebagaimana sabda baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang termaktub dalam hadits riwayat Abu Dawud nomor 4903,
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
“Jauhkanlah dirimu dari sifat hasad karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.”
Barang siapa yang mendapati dalam dirinya ada sifat iri dan dengki terhadap orang lain, hendaklah ia segera bertobat. Memperbaiki pola pikir yang salah sebelumnya, menuju keyakinan bahwa Dialah satu-satunya Dzat Yang Maha Pemberi dan Mahakuasa.
Hal itu bisa ia lakukan dengan merenungi dan menanamkan dalam hati dan sanubari ayat dalam surat Ali Imran ayat 26,
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Katakanlah (Muhammad),‘Wahai Illah pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Siapa saja yang ingin terhindar dari sifat hasad hendaklah ia sadar bahwa hasad tidak akan membahayakan orang yang ia dengki. Tidak akan mengurangi rezekinya. Juga tidak akan mengubah ketentuan yang telah ditetapkan Allah.
Hasad juga merupakan satu dosa besar yang pertama kali dilakukan oleh makhluk-Nya di langit dan di bumi. Di langit aktor utamanya adalah Iblis terhadap Nabi Adam. Sedangkan di bumi Qabil terhadap Habil anak Adam.
Hasad diharamkan dalam Islam karena beberapa sebab.
Pertama, merupakan tindakan berpaling dari kebenaran.
Kedua, wujud protes dan permusuhan terhadap ketentuan Tuhan.
Ketiga, usaha menghilangkan keutamaan Allah atas hamba-hamba pilihan.
Keempat, keinginan buruk agar nikmat itu hilang dari orang lain.
Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah, dalam al-Fawa’id, halaman 157,
“Sesungguhnya hakikat sifat hasad adalah bagian dari sikap menentang Allah karena ia (membuat si penderita) benci kepada nikmat Allah atas hamba-Nya; padahal Allah menginginkan nikmat tersebut untuknya. Hasad juga membuatnya senang dengan hilangnya nikmat tersebut dari saudaranya, padahal Allah benci jika nikmat itu hilang dari saudaranya. Jadi, hasad itu hakikatnya menentang qadha’ dan qadar Allah.”
Apakah ada orang yang bisa selamat dari rasa hasad? Ada, namun tidak banyak. Antara lain adalah para nabi dan rasul-Nya yang mulia.
Lalu bagaimana dengan kita manusia biasa? Bisa, asalkan tidak ditampilkan, tidak diekspresikan alias tidak diwujudkan dalam perkataan dan perbuatan.
Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, dalam Majmu’ al-Fatawa, jilid 10 halaman 123—125,
مَا خَلَا جَسَدٌ مِنْ حَسَدٍ لَكِنَّ اللَّئِيمَ يُبْدِيهِ وَالْكَرِيمَ يُخْفِيهِ
“Setiap jasad tidaklah bisa lepas dari yang namanya hasad (iri). Namun, orang yang berpenyakit (hati) akan menampakkannya sedangkan orang yang mulia (hatinya) akan menyembunyikannya.”
Di samping adanya dampak buruk bagi pelaku hasad, Allah juga memberi balasan kebaikan bagi siapa saja yang mampu menjaga hati dan dirinya.
Bukankah ada salah satu sahabat yang dijamin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masuk surga karena menghindari penyakit yang satu ini?
Khutbah Jumat Singkat: Lima Tanda Penyakit Hati
Masih ingatlah kita dengan perkataan sahabat tersebut kepada sahabat Abdullah bin Amru bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhu yang penasaran dengan amal yang ia lakukan sehingga Rasul menjamin surga baginya?
فَلَمَّا وَلَّيْتُ دَعَانِي، فَقَالَ: مَا هُوَ إِلَّا مَا رَأَيْتَ، غَيْرَ أَنِّي لَا أَجِدُ فِي نَفْسِي لِأَحَدٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ غِشًّا، وَلَا أَحْسُدُ أَحَدًا عَلَى خَيْرٍ أَعْطَاهُ اللهُ إِيَّاهُ . فَقَالَ عَبْدُ اللهِ هَذِهِ الَّتِي بَلَغَتْ بِكَ، وَهِيَ الَّتِي لَا نُطِيقُ
Abdullah bin Amru menceritakannya, “Tatkala aku berpaling pergi, ia pun memanggilku dan berkata bahwa amalannya hanyalah seperti yang terlihat. Hanya saja, ia tidak memiliki perasaan dendam dalam hati kepada seorang muslim pun dan ia tidak pernah hasad kepada seorang pun atas kebaikan yang Allah berikan kepada yang lain.”
Abdullah bin Amru pun berkata kepadanya,“Inilah amalan yang mengantarkan engkau (menjadi penduduk surga) dan inilah yang tidak kami mampui.”(HR. Ahmad no. 12286)
Demikianlah sedikit ulasan terkait bahaya dengki bagi dunia dan akhirat kita. Semoga Allah jernih dan sucikan hati kita dari penyakit hati tersebut. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. (Nofriyanto/dakwah.id)
Baca juga artikel Materi Kultum Ramadhan atau artikel menarik lainnya karya Nofriyanto Abu Kayyisa Al-Minangkabawy.
Materi Kultum Ramadhan Terbaru: