Gambar Materi Kultum Ramadhan Hakikat Lailatul Qadar dakwah.id

Materi Kultum Ramadhan: Hakikat Lailatul Qadar

Terakhir diperbarui pada · 808 views

Tulisan yang berjudul Hakikat Lailatul Qadar ini adalah seri ke-21 dari serial Materi Kultum Ramadhan 1446 H yang ditulis oleh Ustadz Yasir Abdull Barr.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِلَهُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ.

أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَإِنَّهُ خَيْرُ زَادِ الرَّاحِلِينَ. أَمَّا بَعْدُ.

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Pada malam hari ini, atas karunia dan izin Allah semata, kita memasuki malam ke-21 bulan Ramadhan tahun ini. Malam ini merupakan malam yang sangat istimewa. Sebab, malam ini adalah malam pertama dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan tahun ini.

Malam ini sekaligus merupakan malam ganjil pertama, dari lima kali malam ganjil dalam sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan tahun ini.

Itu artinya, mulai malam hari ini, kita segenap umat Islam di seluruh dunia sedang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mampu menggapai kemuliaan Lailatul Qadar.

Artikel Fikih: Malam Ganjil Bertepatan dengan Malam Jumat, Pertanda Lailatul Qadar?

Istilah Lailatul Qadar disebutkan tiga kali dalam al-Quran, yaitu di dalam Surat al-Qadr ayat 1—3,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3)

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan.”

Hakikat Lailatul Qadar

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Istilah Lailatul Qadar terdiri dari dua kata dalam bahasa Arab: Lailatun dan qadrun. Kata lailah secara harfiah bermakna malam.

Dalam pengertian syariat, yang disebut malam adalah waktu sejak terbenamnya matahari (sebagai tanda masuk waktu shalat Magrib) hingga terbitnya fajar (sebagai tanda masuk waktu shalat Subuh).

Adapun kata qadrun, dalam bahasa Arab memiliki beberapa makna. Di antaranya adalah kemuliaan dan kehormatan. Makna lainnya adalah keputusan dan takdir. Makna lainya adalah penyempitan dan pembatasan.

Kata lailatun disambungkan dengan kata qadrun, sehingga menjadi lailatul qadri, yang dalam bahasa Arab disebut tarkîb idhâfî. Dari penggabungan dua kata ini, para ulama Islam berbeda pendapat tentang pengertian lailatul qadri, sesuai keberagaman makna asal kata qadrun itu sendiri.

Pertama: Malam Kemuliaan dan Kehormatan

Pendapat pertama, sebagian ulama Islam menyatakan bahwa makna lailatul qadri adalah malam kemuliaan dan kehormatan. Jadi, makna lailatul qadri adalah malam yang memiliki kemuliaan, kehormatan, dan keagungan.

Kenapa malam tersebut disebut memiliki kemuliaan, kehormatan, dan keagungan? Para ulama Islam menjelaskan bahwa hal itu karena beberapa alasan:

  1. Al-Quran pertama kali diturunkan pada malam tersebut.
  2. Pada malam tersebut para malaikat, dipimpin oleh malaikat Jibril, turun ke bumi.
  3. Pada malam tersebut turun keberkahan, kasih sayang Allah, dan ampunan-Nya kepada kaum muslimin yang tekun beribadah.
  4. Atau karena orang-orang yang menghidupkan malam tersebut dengan shalat Magrib dan Isya, shalat Tarawih dan Witir, tadarus al-Quran, infak sedekah, mengajarkan ilmu, dan amal shalih lainnya akan mendapatkan kemuliaan dan penghormatan di sisi Allah Ta’ala.

Demikian dikutip oleh Imam Ibnu Athiyah al-Andalusi (w. 542 H) dalam tafsir al-Muharrar al-Wajîz, Imam Ibnu al-Jauzi (w. 597 H) dalam tafsir Zâd al-Masîr, dan Imam al-Qurthubi (w. 671 H) dalam tafsir al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân.

Kedua: Malam Penentuan Takdir Hamba Satu Tahun Mendatang

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Pendapat kedua, sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa disebut lailatul qadri karena pada malam tersebut Allah memberikan keputusan dan penentuan takdir hamba-hamba-Nya, sejak malam tersebut sampai satu tahun mendatang.

Yaitu, pada malam itu Allah menetapkan takdir untuk durasi satu tahun mendatang bagi setiap manusia, jin, dan hewan yang hidup di muka bumi.

Ulama tafsir dari generasi sahabat, yaitu Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, dan ulama tafsir generasi tabi’in yaitu Ikrimah Maula Ibnu Abbas serta Sa’id bin Jubair menyatakan bahwa pada malam itu Allah Ta’ala menurunkan ketentuan takdir seluruh makhluk-Nya dari catatan di lauhulmahfuz kepada para malaikat pencatat takdir di dunia.

Catatan takdir itu meliputi segala hal yang akan mereka terima atau alami dalam satu tahun mendatang, baik urusan rezeki, kesehatan, umur, amal perbuatan, penyakit, musibah, kematian, maupun hal-hal lainnya.

Ketiga ulama tafsir tersebut memberi contoh, bahwa nama dan biodata lengkap siapa saja yang akan naik haji pada tahun mendatang telah diturunkan catatan takdirnya pada malam itu.

Demikian dikutip oleh Imam Ath-Thabari (w. 310 H) dalam tafsir Jâmi al-Bayân fi Tawîl Ayyi al-Qur-an dan al-Qurthubi dalam tafsir al-Jâmi li Ahkâm al-Qur-ân.

Hakikat Lailatul Qadar Ketiga: Malam Penyempitan dan Pembatasan

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Pendapat ketiga, sebagian ulama lainnya berpendapat, disebut lailatul qadri karena pada malam itu terjadi penyempitan dan pembatasan. Bagaimana maksudnya?

Pembatasan dalam pengertian Allah menyimpan ilmu tentang kapan kepastian terjadinya Lailatul Qadar, apakah pada malam 21, 23, 25, 27, atau 29. Bahkan, mungkinkah ia jatuh pada malam 22, 24, 26, 28, atau 30 yang merupakan malam-malam genap? Manusia tidak mengetahui waktunya secara pasti.

Allah membuat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lupa tentang waktunya secara pasti. Tujuannya, agar umatnya bersungguh-sungguh beribadah pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, tanpa memilih-milih malam-malam tertentu saja.

Hadits Puasa #22: Keutamaan Malam Lailatul Qadar

Penyempitan dalam pengertian bumi dipenuhi oleh para malaikat dalam jumlah yang sangat banyak dan tidak mampu dihitung oleh manusia dan jin. Mungkin jutaan, mungkin milyaran, atau bahkan mungkin lebih. Hanya Allah semata yang mengetahui jumlah mereka.

Demikian pendapat Imam al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi, sebagaimana dikutip oleh Imam Ibnu al-Jauzi dalam tafsir Zâd al-Masîr dan Imam al-Qurthubi tafsir al-Jâmi li Ahkâm al-Qurân.

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Kita meyakini bahwa ketiga pendapat yang disebutkan para ulama Islam tersebut sama-sama benar. Kewajiban kita adalah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengisi sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan ini dengan amalan-amalan wajib dan sunah.

Demikian materi kultum Ramadhan dengan tema hakikat Lailatul Qadar. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang mendapatkan berkah Lailatul Qadar. Amiin. (Yasir Abdull Barr/dakwah.id)

Topik Terkait

Discover more from Dakwah.ID

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading