Tulisan yang berjudul “Kriteria Minimal Calon Penghuni Surga” ini adalah seri ke-11 dari serial Materi Kultum Ramadhan 1446 H yang ditulis oleh Ustadz Yasir Abdull Barr.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَسْبَغَ عَلَيْنَا نِعَمَهُ الظَّاهِرَةَ وَالْبَاطِنَةَ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ اَلْمَبْعُوْثِ بِالْقُدْوَةِ الْحَسَنَةِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِالْإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ.
Segala puji milik Allah Ta’ala semata. Atas izin dan karunia-Nya, kita masih dapat bersua kembali dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah pada tahun ini.
Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada suri teladan kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, sahabatnya, serta umatnya yang sabar mengamalkan petunjuknya. Amma ba’du.
Hadits Arab Badui, Calon Penghuni Surga
Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…
Imam al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits shahih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya seorang Arab badui mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata,
دُلَّنِيْ عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ.
“Tunjukkanlah kepadaku amalan yang apabila aku mengerjakannya, niscaya aku dapat masuk surga.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
تَعْبُدُ اللّٰهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيْمُ الصَّلَاةَ الْمَكْتُوْبَةَ، وَتُؤَدِّي الزَّكَاةَ الْمَفْرُوْضَةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ.
“Engkau harus beribadah kepada Allah semata tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, engkau mendirikan shalat wajib, engkau mengeluarkan zakat wajib, dan engkau menunaikan shaum Ramadhan.”
Orang Arab badui itu berkata,
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَا أَزِيْدُ عَلَى هَذَا شَيْئًا أَبَدًا، وَلَا أَنْقُصُ مِنْهُ.
“Demi Allah yang nyawaku berada di tangan-Nya, selama-lamanya aku tidak akan menambah amalan apa pun melebihi hal-hal yang wajib ini, dan aku juga tidak akan menguranginya sedikit pun.”
Ketika orang Arab badui itu telah berlalu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا.
“Barang siapa senang melihat kepada seorang laki-laki calon penghuni surga, hendaklah ia melihat orang Arab badui ini!” (HR. Al-Bukhari no. 1397 dan Muslim no. 14)
Materi Khutbah Jumat: 5 Karakter Penghuni Surga
Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…
Imam al-Bukhari dan Imam Muslim juga meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata,
دُلَّنِيْ عَلَى عَمَلٍ أَعْمَلُهُ يُدْنِيْنِيْ مِنَ الْجَنَّةِ، وَيُبَاعِدُنِيْ مِنَ النَّارِ.
“Tunjukkanlah kepadaku amalan yang apabila aku mengerjakannya, niscaya ia akan mendekatkanku kepada surga dan menjauhkanku dari neraka!”
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
تَعْبُدُ اللّٰهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيْمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ ذَا رَحِمِكَ.
“Engkau harus beribadah kepada Allah semata tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, engkau mendirikan shalat wajib, engkau mengeluarkan zakat wajib, dan engkau menyambung tali kerabatmu.”
Ketika orang itu telah berlalu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنْ تَمَسَّكَ بِمَا أُمِرَ بِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ.
“Apabila ia memegang teguh kewajiban-kewajiban yang telah diperintahkan kepadanya tadi, niscaya ia akan masuk surga.” (HR. Al-Bukhari no. 1396 dan Muslim no. 13)
5 Kriteria Minimal Calon Penghuni Surga
Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…
Kita semua mengetahui bahwa nasib seseorang di akhirat kelak, apakah akan menjadi penghuni surga atau penghuni neraka, adalah perkara ghaib. Hanya Allah semata yang mengetahui hal itu. Manusia, bahkan para nabi dan rasul sekalipun, tidak mengetahui hal itu.
Meskipun demikian, nasib seseorang di akhirat kelak bukanlah perkara yang sama sekali gelap. Ada titik-titik terang yang bisa menjadi indikasi dan pertanda nasib seseorang di akhirat kelak.
Kedua hadits shahih di atas mengajarkan kepada kita bahwasanya tanda-tanda apakah seseorang kelak akan menjadi penghuni surga atau penghuni neraka bisa diketahui dari indikasi-indikasi tertentu.
Indikasi-indikasi tersebut disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya berdasarkan wahyu dari Allah Ta’ala.
Dalam kedua hadits shahih di atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa calon penghuni surga itu harus memenuhi kriteria minimal sebagai berikut.
- Seorang muslim, yaitu orang beriman, mengucapkan dua kalimat syahadat, beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.
- Mendirikan minimal shalat wajib lima waktu secara disiplin dan tertib.
- Menunaikan minimal shaum Ramadhan secara disiplin dan tertib.
- Mengeluarkan zakat hartanya maupun zakat fitrahnya secara disiplin dan tertib.
- Menjaga hubungan tali kekerabatan dengan keluarga besarnya.
Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…
Inilah lima kriteria minimal bagi seorang hamba agar kelak menjadi penduduk surga dan selamat dari neraka.
Empat kriteria pertama merupakan amal-amal kebajikan yang berkaitan dengan hubungan vertikal antara seorang hamba dengan Allah Sang Maha Pencipta. Yaitu tauhid, shalat wajib shaum wajib, dan zakat wajib.
Adapun kriteria kelima merupakan amal kebajikan yang berkaitan dengan hubungan horisontal antara seorang hamba dengan hamba lainnya. Yaitu menyambung tali kekerabatan.
Hadits Puasa #25: Sifat Ahli Surga
Hal ini mengajarkan kepada kita bahwasanya kehidupan di dunia merupakan ladang amalan untuk kehidupan akhirat kelak. Barang siapa di dunia menanam benih-benih keimanan dan amal shalih, niscaya ia akan memanen ridha Allah, pahala dari-Nya, dan surga-Nya di akhirat kelak.
Sebaliknya, barang siapa menanam benih-benih kekufuran, kesyirikan, dan kemaksiatan di dunia; niscaya ia akan memanen murka Allah, siksa-Nya, dan neraka-Nya di akhirat kelak.
Inilah kaidah umum dan hukum baku yang berlaku untuk siapa pun, kapan pun, dan di mana pun. Kaidah ini berlaku untuk bangsa jin maupun bangsa manusia.
Kaidah ini berlaku untuk umat nabi-nabi terdahulu maupun umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak ada yang bisa keluar dari kaidah umum dan hukum baku ini.
Maka bulan suci Ramadhan ini harus menjadi momentum kita untuk memperbaiki kualitas diri kita. Kita harus memantaskan diri kita untuk mengharap ridha Allah, ampunan-Nya, rahmat-Nya, dan surga-Nya dengan meningkatkan kualitas iman, tauhid, dan amal shalih kita.
Demikian materi kultum yang dapat saya sampaikan pada pertemuan kali ini, semoga Allah senantiasa menjaga keistiqamahan kita dalam berislam dan beriman. Wallahu a’lam bish-shawab. (Yasir Abdull Barr/dakwah.id)