Gambar Materi Kultum Ramadhan 1446 H Nilai Umur di Bulan Ramadhan Dakwah.id

Materi Kultum Ramadhan: Nilai Umur di Bulan Ramadhan

Terakhir diperbarui pada · 580 views

Tulisan yang berjudul Nilai Umur di Bulan Ramadhan ini adalah seri ke-02 dari serial Materi Kultum Ramadhan 1446 H yang ditulis oleh Ustadz Yasir Abdull Barr.

Contoh Pembuka Ceramah

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَسْبَغَ عَلَيْنَا نِعَمَهُ الظَّاهِرَةَ وَالْبَاطِنَةَ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ اَلْمَبْعُوثِ بِالْقُدْوَةِ الْحَسَنَةِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِاْلإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ.

Segala puji milik Allah Ta’ala semata. Atas izin dan karunia-Nya, kita masih dapat bersua kembali dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah pada tahun ini.

Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada suri teladan kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, sahabatnya, dan umatnya yang sabar mengamalkan petunjuknya. Amma ba’du.

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah

Imam Ahmad, Abu Ya’la, al-Bazzar, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban meriwayatkan sebuah hadits tentang nilai umur di bulan Ramadhan sebagai berikut.

عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ: أَنَّ رَجُلَيْنِ مِنْ بَلِيٍّ قَدِمَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَكَانَ إِسْلَامُهُمَا جَمِيعًا، وكَانَ أَحَدُهُمَا أَشَدَّ اجْتِهَادًا مِنَ الْآخَرِ، فَغَزَا الْمُجْتَهِدُ مِنْهُمَا فَاسْتُشْهِدَ، ثُمَّ مَكَثَ الْآخَرُ بَعْدَهُ سَنَةً، ثُمَّ تُوُفِّيَ.

Dari Thalhah bin Ubaidullah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ada dua orang dari bani Bulai datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Keduanya masuk Islam secara bersamaan.

Kemudian salah seorang di antara keduanya lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah, hingga ia terjun ke medan jihad, dan akhirnya meraih mati syahid. Kawannya masih hidup satu tahun setelahnya, kemudian ia menyusul wafat.

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah

Thalhah bin Ubaidullah adalah salah seorang sahabat as-sabiqun al-awwalun, orang yang masuk Islam pada awal masa dakwah.

Ia ikut hijrah ke Madinah, turut berperang dalam Perang Uhud dan perang-perang sesudahnya, dan akhirnya gugur sebagai syahid dalam Perang Jamal pada tahun 36 H. Ia adalah seorang sahabat yang dijamin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masuk surga.

Thalhah mengisahkan ada dua orang penduduk bani Bulai, yaitu salah satu marga dalam suku besar Khuza’ah. Mereka tinggal di wilayah padang pasir Jazirah Arab yang berbatasan dengan wilayah Irak.

Keduanya menempuh perjalanan jauh dari kampung halamannya menuju Madinah. Di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, keduanya bersama-sama menyatakan keislaman mereka. Namun, kesungguhan keduanya dalam beribadah ternyata berbeda.

Materi Khutbah Jumat: 4 Amalan Agar Panjang Umur

Lalu Thalhah bin Ubaidullah melanjutkan kisahnya,

قَالَ طَلْحَةُ: فَرَأَيْتُ فِي الْمَنَامِ: بَيْنَا أَنَا عِنْدَ بَابِ الْجَنَّةِ، إِذَا أَنَا بِهِمَا، فَخَرَجَ خَارِجٌ مِنَ الْجَنَّةِ فَأَذِنَ لِلَّذِي تُوُفِّيَ الْآخِرَ مِنْهُمَا، ثُمَّ خَرَجَ فَأَذِنَ لِلَّذِي اسْتُشْهِدَ، ثُمَّ رَجَعَ إِلَيَّ فَقَالَ: ارْجِعْ، فَإِنَّكَ لَمْ يَأْنِ لَكَ بَعْدُ.

Thalhah bercerita, “Di dalam tidurku, aku bermimpi, ketika aku sedang berdiri di hadapan pintu surga, ternyata aku bertemu dengan kedua orang sahabat dari bani Bulay itu.

Tiba-tiba seorang malaikat muncul dari dalam surga ke pintu surga, lalu ia memberi izin kepada sahabat yang meninggal lebih akhir tersebut untuk masuk surga terlebih dahulu.

Setelah itu, malaikat tersebut muncul dari dalam surga, ke pintu surga, dan memberi izin kepada sahabat yang mati syahid tersebut untuk masuk surga.

Terakhir, malaikat itu muncul kembali di pintu surga dan berkata kepada Thalhah, ‘Pulanglah engkau! Sebab, saat ini belum tiba waktumu untuk masuk surga.’”

Pada keesokan paginya, Thalhah menceritakan mimpinya kepada para sahabat. Maka mereka pun terheran-heran dengan mimpi itu. Cerita mimpi itu akhirnya terdengar sampai telinga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena para sahabat mengisahkannya kepada beliau.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada para sahabat,

مِنْ أَيِّ ذَلِكَ تَعْجَبُونَ؟

Bagian mana dari mimpi itu yang membuat kalian terheran-heran?”

Para sahabat menjawab,

قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا كَانَ أَشَدَّ الرَّجُلَيْنِ اجْتِهَادًا، ثُمَّ اسْتُشْهِدَ، وَدَخَلَ هَذَا الْآخِرُ الْجَنَّةَ قَبْلَهُ!

“Wahai Rasulullah, sahabat yang satu ini lebih tekun beribadah dibandingkan kawannya, dan ia berperang di jalan Allah, sampai akhirnya ia mati syahid. Anehnya, kawannya yang biasa-biasa saja ibadahnya justru masuk surga lebih dahulu dari kawannya yang mati syahid ini.”

Nilai Umur di Bulan Ramadhan

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah

Beribadah dengan sungguh-sungguh, berjihad di jalan Allah, bahkan gugur sebagai syahid, adalah prestasi amal yang sangat luar biasa. Tetapi, kenapa dalam mimpi Thalhah kedudukannya bisa dikalahkan oleh orang yang ibadahnya “biasa-biasa” saja?

Dalam lanjutan hadits tersebut, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan alasannya kepada kita semua,

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَلَيْسَ قَدْ مَكَثَ هَذَا بَعْدَهُ سَنَةً؟ قَالُوا: بَلَى. قَالَ: وَأَدْرَكَ رَمَضَانَ فَصَامَ، وَصَلَّى كَذَا وَكَذَا مِنْ سَجْدَةٍ فِي السَّنَةِ؟  قَالُوا: بَلَى. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَمَا بَيْنَهُمَا أَبْعَدُ مِمَّا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Bukankah ia hidup setahun lebih lama dibandingkan kawannya yang mati syahid?”

Para sahabat menjawab, “Benar.”

Beliau bertanya, “Jadi, ia mendapatkan bulan Ramadhan, menunaikan shaum Ramadhan, dan melakukan shalat sebanyak sekian kali sujud dalam satu tahun?”

Para sahabat menjawab “Benar.”

Beliau bersabda, “(Berkat shaum Ramadhan dan shalat tersebut), kedudukan dirinya dengan kawannya (yang mati syahid setahun sebelumnya) terpaut jarak yang lebih jauh dari jarak antara langit dan bumi.” (HR. Ahmad no. 1403, Ibnu Majah no. 3925, dan Ibnu Hibban no. 2466)

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah

Pelajaran penting yang bisa kita petik dari hadits ini, bahwasanya karunia umur adalah nikmat yang sangat berharga. Terlebih umur di bulan Ramadhan.

Maka, maksimalkanlah nikmat umur dan kesehatan di bulan Ramadhan ini untuk mengerjakan shalat wajib dan shalat sunah, menunaikan shaum Ramadhan, shalat Tarawih dan Witir, tadarus al-Quran, mengeluarkan sedekah dan zakat, dan amal-amal kebajikan lainnya.

Insyaallah, semua itu akan dapat memperbaiki masa lalu kita yang rusak, menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu, dan meninggikan derajat kita di sisi Allah Ta’ala.

Demikian materi kultum dengan tema “Nilai Umur di Bulan Ramadhan”. Semoga Allah Ta’ala memberkahi usia kita di bulan Ramadhan ini. Amin. (Yasir Abdull Barr/dakwah.id)

Topik Terkait

Discover more from Dakwah.ID

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading