Gambar Materi Kultum Ramadhan Tiga Sebab Keagungan Lailatul Qadar dakwah.id

Materi Kultum Ramadhan: Tiga Sebab Keagungan Lailatul Qadar

Terakhir diperbarui pada · 588 views

Tulisan yang berjudul “Tiga Sebab Keagungan Lailatul Qadar” ini adalah seri ke-23 dari serial Materi Kultum Ramadhan 1446 H yang ditulis oleh Ustadz Yasir Abdull Barr.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِلَهُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ.

أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَإِنَّهُ خَيْرُ زَادِ الرَّاحِلِينَ. أَمَّا بَعْدُ.

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Pada malam hari ini, atas karunia dan izin Allah semata, kita memasuki malam ke-23 bulan Ramadhan tahun ini.

Malam ini merupakan malam ganjil kedua dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan tahun ini. Kita diperintahkan untuk beribadah dengan sungguh-sungguh di dalamnya, demi menggapai kemuliaan Lailatul Qadar.

Dalam beberapa ayat al-Quran, Allah Ta’ala menjelaskan keutamaan Lailatul Qadar. Mari kita sejenak merenungkannya, agar semangat kita semakin bertambah kuat untuk menggapai Lailatul Qadar.

Tiga Sebab Keagungan Lailatul Qadar

Sebab Keagungan Lailatul Qadar Pertama:

Keutamaan pertama, Lailatul Qadar adalah malam pertama kali diturunkan al-Quran. Tentang hal ini Allah Ta’ala berfirman, dalam Surat al-Qadr ayat 1,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada Lailatul Qadar.”

Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma menjelaskan bahwa pada malam Lailatul Qadar, malaikat Jibril ‘alaihis salam membawa turun wahyu al-Quran secara lengkap, 30 juz, 114 surat, dari Al-Lauh Al-Mahfuzh di atas langit yang ketujuh, menuju Baitul Izzah di atas langit dunia.

Malaikat Jibril membacakan dan mendiktekan al-Quran secara sempurna kepada para malaikat safarah, yaitu para malaikat agung lagi mulia yang bertugas mencatat wahyu Allah.

Setelah itu malaikat Jibril membawa turun wahyu al-Quran dari Baitul Izzah kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam secara bertahap, sedikit demi sedikit, sesuai perintah Allah Ta’ala, dalam kurun waktu sekitar 23 tahun. Yaitu 13 tahun masa dakwah Rasul di Mekkah dan 10 tahun masa dakwah beliau di Madinah.

Penjelasan Ibnu Abbas radhiyallahu anhu ini diperkuat oleh pernyataan ulama tafsir generasi tabi’in, Qatadah bin Di’amah as-Sadusi al-Bashri, dan ulama tafsir generasi tabi’ut tabi’in, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam.

Penafsiran ini dikutip oleh Imam ath-Thabari dalam Jâmi al-Bayân fî Tawîl Ayyi al-Qur-ân, Imam Ibnu Athiyah al-Andalusi dalam al-Muharrar al-Wajîz, Imam al-Baghawi dalam Maâlim at-Tanzîl, dan para ulama tafsir lainnya.

Imam al-Qurthubi dalam al-Jâmi li-Ahkâm al-Qurân menegaskan bahwa hal ini sudah menjadi ijmak ulama.

Sebab Keagungan Lailatul Qadar Kedua:

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Keutamaan kedua, Lailatul Qadar adalah malam yang diberkahi. Tentang hal ini, Allah Ta’ala berfirman, dalam Surat ad-Dukhan ayat 3,

إِنَّا أَنْزَلْناهُ فِي لَيْلَةٍ مُبارَكَةٍ

Sesungguhnya Kami (mulai) menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatul Qadar).”

Malam yang diberkahi dalam ayat ini adalah Lailatul Qadar, menurut penafsiran Ibnu Abbas, Mujahid bin Jabr, al-Hasan al-Bashri, Qatadah bin Di’amah, dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam. Penafsiran ini disetujui oleh mayoritas ulama tafsir.

Insyaallâh, penafsiran ini adalah pendapat yang benar, karena dikuatkan oleh Surat al-Qadr dan Surat al-Baqarah.

Kenapa Lailatul Qadar disebut malam yang diberkahi?

Imam al-Qurthubi dalam al-Jâmi li-Ahkâm al-Qurân, juz 19, hlm. 99, menyatakan, “Malam tersebut disebut malam yang diberkahi, karena pada malam tersebut Allah banyak sekali menurunkan keberkahan, kebaikan, dan pahala untuk hamba-hamba-Nya.”

Sebab Keagungan Lailatul Qadar Ketiga:

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Keutamaan ketiga, Lailatul Qadar itu lebih utama daripada seribu bulan biasa.

Tentang hal ini, Allah Ta’ala berfirman, dalam Surat al-Qadr ayat 2—3,

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3)

Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan.”

Di kalangan ulama tafsir terdapat dua cara dalam menafsirkan makna lafal 1000 bulan dalam ayat ini.

Penafsiran pertama, lafal 1000 bulan dipahami apa adanya sesuai bunyi lahiriah lafalnya. Yaitu durasi 1000 bulan itu sama dengan 83 tahun lebih 4 bulan.

Mayoritas ulama menjelaskan bahwa makna ayat tersebut adalah satu malam Lailatul Qadar itu lebih utama, lebih baik, lebih berkah, dan lebih bernilai daripada durasi waktu selama 83 tahun 4 bulan yang tidak ada malam Lailatul Qadarnya.

Umur rata-rata umat Islam berkisar antara 50—70 tahun. Maka, dengan kata lain, satu malam Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seumur hidup kita yang tidak ada malam Lailatul Qadarnya.

Imam al-Qurthubi dalam al-Jami’, juz 22, hlm. 393, menyatakan, “Mayoritas ulama tafsir mengatakan bahwa makna ayat tersebut adalah amal kebajikan pada malam Lailatul Qadar itu lebih utama daripada amal kebajikan yang sama, yang dilakukan selama 1000 bulan yang tidak ada malam Lailatul Qadarnya.”

Penafsiran kedua, 1000 bulan dipahami sebagai bilangan yang jumlah maksimalnya tidak terbatas, hanya Allah Ta’ala Yang mengetahui batas maksimalnya secara pasti. Sedangkan angka 1000 bulan itu hanyalah batas minimal keutamaannya.

Imam al-Qurthubi dalam al-Jami’ (juz 22, hal. 393) dan Imam Jamaluddin al-Qasimi dalam Mahâsin at-Tawîl (juz 9, hal. 449) mengutip dari sebagian ulama tafsir bahwa makna 1000 bulan dalam ayat tersebut adalah sepanjang masa, atau selama-lamanya. Bukan sekedar 83 tahun 4 bulan.

Hal itu karena bangsa Arab biasa mempergunakan angka 1000 untuk menyebut sesuatu yang tidak ada akhirnya. Gaya bahasa seperti ini antara lain dipergunakan dalam firman Allah, dalam Surat al-Baqarah ayat 96,

يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ

Salah seorang di antara mereka (yaitu kaum Yahudi dan musyrik) berangan-angan andai kata diberi umur 1000 tahun.”

Maksudnya adalah ia ingin diberi umur yang kekal, panjang, dan lama, tanpa pernah mengalami kematian.

Jamaah shalat Tarawih yang dimuliakan Allah…

Inilah sedikitnya tiga sebab Lailatul Qadar memiliki bobot dan keutamaan yang tidak terhingga. Semoga hal itu semakin memompa semangat kita untuk beribadah secara lebih maksimal pada sepuluh hari dan malam terakhir bulan Ramadhan tahun ini. Amiin. (Yasir Abdull Barr/dakwah.id)

Topik Terkait

Discover more from Dakwah.ID

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading