Materi Kultum Ramadhan 12
Tiga Sifat Orang Beriman
Tulisan yang berjudul Tiga Sifat Orang Beriman ini adalah seri ke-12 dari serial Materi Kultum Ramadhan 1445 H yang ditulis oleh Ustadz Nofriyanto Abu Kayyisa Al-Minangkabawy.
اَلْحَمْدُ لِلهِ وَكَفَى وَالصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّهِ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ وَكُلُّ مَنِ اهْتَدَى بِهَدْيِهِ وَاسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ وَسَارَ عَلَى دَرْبِهِ إِلَى يَوْمِ الْوَفَاءِ
Hadirin jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah subhanahu wata‘ala
Pada kesempatan berbahagia kali ini, marilah kita kaji bersama ayat kedua dalam al-Quran surat al-Anfal yang menyebutkan tiga sifat orang beriman.
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”
Pertama: Takut Saat Disebut Nama Allah
Sifat orang beriman yang pertama adalah takut saat disebut nama Allah subhanahu wata’ala. Keadaan seorang mukmin berbeda jauh dengan munafiq saat mendengar nama Rabbnya.
Mukmin sejati akan timbul rasa takut dalam hatinya. Muncul getaran perasaan betapa Agung dan Maha Kuasanya Rabb Yang ia sembah. Betapa kecil dirinya.
Getaran yamg mampu membuatnya membayangkan betapa Maha Mulia Rabb Yang ia ibadahi. Rasa takut bercampur harap. Khawatir akan siksa-Nya.
Berharap akan ridha dan ampunan-Nya. Sehingga memotivasi diri dan jiwanya untuk senantiasa melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Sedangkan orang-orang munafik, sebutan nama Allah tidak akan berpengaruh apa pun terhadap diri dan hati mereka. Ibarat angin lalu, hanya masuk telinga kanan, lalu keluar telinga kiri. Bahkan bisa jadi tidak pernah tersentuh sama sekali.
Semua itu karena iman mereka adalah iman penuh kedustaan dan kepura-puraan.
Sehingga wajar apabila hati, jiwa, dan tubuh mereka tidak akan merespon baik segala kebaikan. Tidak akan pernah muncul rasa takut di hati mereka saat melakukan kemaksiatan dan keburukan.
Rasa takut yang muncul di dalam hati seorang mukmin saat mendengar nama Rabb-Nya akan mewariskan sifat takwa. Taqwa yang salah satu maknanya takut kepada Allah subhanahu wata’ala.
Rasa takut itulah yang membuatnya enggan bermaksiat, enggan membenci dan mendengki, tidak mau mengkonsumsi atau melakukan perbuatan yang haram.
Adapun saat berbuat kebaikan hati mereka senang dan nyaman. Dan rasa takut yang ada pada hati mereka ini pula yang membuat mereka senang dengan ketaatan, dan benci serta khawatir terhadap kemaksiatan.
Sebagaimana perkataan Hasan al-Bashri rahimahullah yang dikutip oleh Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan surat al-Mukminun ayat 57, beliau menjelaskan,
إِنَّ المُؤْمِنَ جَمَعَ إِحْسَانًا وَشَفَقَةً، وَإِنَّ المُنَافِقَ جَمَعَ إِسَاءَةً وَأَمْنًا
“Sungguh orang yang beriman itu menghimpun pada diri mereka berbuat kebajikan dan perasaan khawatir. Sementara orang-orang munafik itu menghimpun pada diri mereka berbuat maksiat tapi merasa aman (dari hukuman).”
Kedua: Bertambah Iman Saat Mendengar Ayat al-Quran
Sifat orang beriman yang kedua ialah senantiasa bertambah imannya saat ayat-ayat al-Quran dibacakan. Bertambah harapan saat mendengar ayat-ayat kasih sayang dan ampunan.
Bertambah takut saat mendengar ayat-ayat azab dan balasan kemaksiatan dan kedurhakaan. Bertambah kesungguhan untuk menghamba kepada Tuhan. Bertambah keinginan untuk menjadi pribadi yang diharapkan.
Saat ia mendengar ayat al-Quran dibacakan saat itu juga ia merasa sedang diajak bicara oleh Tuhan.
Apakah pantas seorang hamba berpaling dari seruan Rabb yang Maha Menciptakan?
Apakah pantas seorang hamba acuh tak acuh dengan panggilan Dzat yang memberinya makanan dan minuman?
Apakah pantas seorang hamba berbalik badan dari perintah Tuhan yang telah memberikannya banyak kebaikan?
Di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, marilah kita jaga dan tambah kualitas iman dengan banyak membaca al-Quran. Marilah bersama-sama kita khatamkan firman-firman-Nya di setiap lembaran penuh keberkahan.
Marilah kita ulang-ulang dan ingat-ingat kembali pesan-pesan sarat kebaikan. Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengingatkan dalam sabdanya, sebagaimana diriwayatkan oleh imam at-Tirmidzi dalam kitab Sunan at-Tirmidzi, hadits nomor 2872,
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan, ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟
“Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?”
Beliau menjawab,
اَلْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ
“Al-Hal wa al-Murtahal.”
Orang ini bertanya lagi,
وَمَا الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ؟
“Apa itu al-Hal wa al-Murtahal, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab,
الَّذِي يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ الْقُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ
“Yaitu yang membaca al-Quran dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.”
Ketiga: Bertawakal Hanya kepada Allah
Sifat ketiga orang beriman yaitu bersandar sepenuhnya kepada Rabbnya dalam setiap urusan.
Ia tidak akan mengandalkan daya dan upayanya semata. Sebab ia tahu dan sadar diri akan kelemahan diri. Ia sadar bahwa ia hanya seorang hamba yang lemah.
Sehingga hanya dengan menyerahkan semua kepada Allah subhanahu wata’ala lah ia akan meraih apa yang ia harap-harapkan.
Demikianlah sedikit ulasan terkait tiga sifat orang yang beriman. Semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan taufiq dan inayahnya kepada kita untuk bisa mewujudkan sifat-sifat tersebut dalam kehidupan. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. (Nofriyanto/dakwah.id)
Baca juga artikel Materi Kultum Ramadhan atau artikel menarik lainnya karya Nofriyanto Abu Kayyisa Al-Minangkabawy.
Materi Kultum Ramadhan Terbaru: