Gambar Materi Kultum Ramadhan Tiga Wasiat Nabi untuk Muadz dakwah.id

Materi Kultum Ramadhan: Tiga Wasiat Nabi untuk Muadz

Terakhir diperbarui pada · 274 views

Tulisan yang berjudul Tiga Wasiat Nabi untuk Muadz ini adalah seri ke-14 dari serial Materi Kultum Ramadhan 1446 H yang ditulis oleh Ustadz Yasir Abdull Barr.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ إِلٰهُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللّٰهِ خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ. أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ فَإِنَّهُ خَيْرُ زَادِ الرَّاحِلِينَ. أَمَّا بَعْدُ.

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Ta’ala atas segala limpahan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya. Dengan izin dan kekuatan dari-Nya semata, kita masih mampu mengisi bulan Ramadhan ini sesuai tuntunan syariat-Nya.

Shalawat dan salam senantiasa kita panjatkan teruntuk suri tauladan kita, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beserta segenap keluarga dan sahabatnya. Semoga kelak di akhirat kita mendapatkan syafaatnya. Amiin.

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Muadz bin Jabal radhiyallahu anhu adalah seorang sahabat Anshar, dari suku Khazraj. Ia termasuk generasi as-sâbiqûn al-awwalûn, yaitu orang-orang yang pertama kali masuk Islam dari golongan Anshar. Ia ikut Perang Badar dan seluruh peperangan Nabi lainnya. Ia masuk Islam dalam usia 18 tahun, dan ikut Perang Badar dalam usia 21 tahun.

Muadz bin Jabal radhiyallahu anhu adalah seorang ulama yang sangat ahli dalam bidang fikih, paling mengerti hukum-hukum halal dan haram. Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah mengirimnya pada tahun 10 Hijriyah sebagai juru dakwah ke negeri Yaman. Ia wafat di negeri Syam akibat wabah tha’un (pes) pada tahun 18 H.

Wasiat Nabi untuk Muadz

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mencintai Muadz bin Jabal karena keislaman, keimanan, amal shalih, dan ilmunya. Beliau mengungkapkan rasa cinta tersebut kepada Muadz.

Imam Ahmad, Abu Daud, dan an-Nasa’i meriwayatkan hadits shahih dari Muadz bin Jabal radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam pada suatu hari menggandeng tangannya, kemudian beliau bersabda,

يَا مُعَاذُ، إِنِّي لَأُحِبُّكَ.

 “Wahai Muadz, sesungguhnya aku benar-benar mencintaimu karena Allah (yaitu karena keislaman dan ketaatanmu kepada-Nya Taala).”

Muadz menjawab,

بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي، يَا رَسُولَ اللهِ، وَأَنَا أُحِبُّكَ.

Ayah dan ibuku sebagai tebusan Anda, wahai Rasulullah, saya pun mencintai Anda.”

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ، لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ أَنْ تَقُولَ: اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.

Wahai Muadz, aku wasiatkan kepadamu janganlah engkau sekali-kali meninggalkan doa berikut ini setiap kali selesai shalat, yaitu hendaklah engkau membaca,‘Ya Allah, bantulah aku untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.’” (HR. Ahmad no. 22119, Abu Daud no. 1522, dan An-Nasa’i no. 1304)

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Orang yang dicintai oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentu bukan sembarang orang. Ia tentu adalah orang yang hebat, terpilih, dan mulia. Keislaman, keimanan, dan ketakwaannya tidak perlu diragukan lagi.

Ilmu dan amalnya dijamin berada dalam tingkatan yang hebat. Semua hal itu terkumpul pada diri Muadz bin Jabal.

Materi Khutbah Jumat: Sahabat Muadz bin Jabal, Pemimpin para Ulama

Didorong oleh rasa cinta tersebut, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengajarkan sebuah doa khusus kepada Muadz. Beliau mewasiatkan Muadz untuk tidak pernah lupa membaca doa tersebut setiap kali selesai shalat.

Adapun doa tersebut adalah sebagai berikut,

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.

Ya Allah, bantulah aku untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.”

Konsekuensi Iman Kepada Allah

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Doa tersebut bukan terkhusus untuk Muadz bin Jabal semata. Doa tersebut juga berlaku untuk segenap kaum muslimin. Seyogyanya doa tersebut dibaca oleh setiap muslim dan muslimah, secara rutin dan disiplin setelah melaksanakan shalat.

Doa tersebut ringkas, namun mengandung makna yang luas nan dalam. Doa tersebut mengajarkan kepada umat Islam bahwa di antara konsekuensi beriman kepada Allah Ta’ala adalah:

Berdzikir

Yaitu menyebut nama-nama Allah, mengingat-ingat sifat-sifat keagungan dan kebesaran-Nya, baik di dalam hati, dalam ucapan lisan, maupun perbuatan anggota badan.

Apabila manusia lalai dari dzikir, niscaya hatinya akan dikuasai oleh setan dan hawa nafsunya.

Bersyukur kepada Allah Ta’ala semata

Setiap manusia wajib bersyukur kepada Allah Ta’ala atas segala limpahan karunia dan nikmat-Nya, baik nikmat jasmaniah maupun ruhaniah, nikmat yang tampak maupun tidak tampak.

Segala hal yang dinikmati manusia dalam kehidupan ini adalah karunia, pemberian, dan nikmat dari Allah semata. Oleh karenanya, hanya kepada Allah semata manusia wajib bersyukur atas segala limpahan nikmat tersebut.

Beribadah dengan sebaik-baiknya kepada Allah Ta’ala

Beribadah kepada Allah Ta’ala adalah tujuan pokok diciptakannya bangsa jin dan manusia.

Maka setiap manusia memiliki kewajiban utama untuk beribadah kepada Allah semata, dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Bukan sekadar beribadah demi menggugurkan kewajiban semata. Tetapi, beribadah dengan kualitas terbaik dan kuantitas terbaik. Beribadah secara batas kemampuan maksimal.

Melazimi Doa Wasiat Nabi untuk Muadz

Jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah…

Di manakah gerangan letak kehebatan doa yang pendek ini?

Imam Syaraful Haq Muhammad Asyraf bin Amir bin Ali bin Haidar ash-Shiddiqi al-‘Azhim Abadi (w. 1322 H) dalam ‘Aun Al-Mabûd Syarh Sunan Abî Dâwûd (Juz IV hal. 305) menjelaskan bahwa,

“Dzikir adalah ketaatan dengan lisan, syukur adalah ketaatan dengan hati, dan beribadah adalah ketaatan dengan anggota badan. Maka doa tersebut telah menyatukan amalan seluruh unsur manusia, yaitu hatinya, lisannya, dan anggota badannya.”

Dengan membaca doa tersebut minimal lima kali dalam sehari semalam, setelah menunaikan shalat wajib lima waktu, niscaya setiap muslim dan muslimah akan mendapatkan pertolongan Allah Ta’ala untuk mampu menunaikan konsekuensi-konsekuensi iman kepada Allah, yaitu dzikir, syukur, dan beribadah dengan sebaik-baiknya.

Demikian materi kultum dengan judul “Tiga Wasiat Nabi untuk Muadz” yang dapat kami sampaikan. Mari kita amalkan doa tersebut setiap selepas shalat, semoga Allah membantu kita unutk senantiasa mengingat-Nya, bersyukur pada-Nya, dan beribadah dengan sungguh-sungguh hanya pada-Nya. Amin. Wallahu a’lam bish-shawab. (Yasir Abdull Barr/dakwah.id)

Topik Terkait

Discover more from Dakwah.ID

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading