Pintu Surga Tertutup Gara-Gara Syirik
Ust. Abdullah Manaf Amin*
- Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
- Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright
اَلْحَمْدُ لِلّهِ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدَانَا صِرَاطَهُ الْمُسْتَقِيْمَ، صِرَاطَ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالصِّدِيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُوْلٓـئِكَ رَفِيْقاً. أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ
Saya wasiatkan kepada diri saya dan kepada saudara-saudara ikhwani fiddin arsyada kumullah. Marilah kita gunakan sisa-sisa usia kita untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah ‘azza wajalla, terlebih dalam persoalan syirik, karena jika iman sudah tercampur dengan yang satu ini, maka akan tertutup rapat-rapat pintu Jannah. Meskipun kita ketuk pintu tadi dengan shalat jamaah, dengan Qiyamullail, dengan shiyam Ramadhan, dengan Haji yang kita lakukan berkali-kali, dan amal shalih yang lain.
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ
“Jika kamu berbuat syirik maka pastilah seluruh amalmu akan lenyap terhapus.” (QS. Az-Zumar: 65)
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa’: 48)
Ikhwan fiddin arsyadakumullah
Kita usahakan yang satu ini betul-betul kita jaga, akhlis diinak (murnikan agama kamu dari syirik), cukup bagi kamu amal yang sedikit tapi tidak tercampur dengan syirik.
Salah satu contoh, para pembesar kerajaan Najasy. Ketika Jakfar bin Abi Thalib bersama dengan Muhajirin yang berjumlah 83 orang termasuk didalamnya menantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Utsman ibnu Affan dan muhajiraat yang berjumlah 19 orang termasuk didalamnya putri tercinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ruqoyah binti Muhammad. Dibacakan oleh Jakfar bin Abi thalib didepan para pembesar Raja Najasy surat Maryam tentang Nabi Isa ‘alaihissalam, tentang proses kelahirannya.
Ketika Surat Maryam itu dibacakan, meneteslah air mata mereka:
وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَىٰ أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ ۖ يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ
“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad).” (QS. Al-Maidah: 83)
Intinya, setelah mereka mendengarkan Surat maryam akhirnya masuk Islam. Apa janji Allah ‘azza wajalla:
فَأَثَابَهُمُ اللَّهُ بِمَا قَالُوا جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ
“Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya).” (QS. Al-Maidah: 85)
Maka Allah ‘azza wajalla memberikan balasan atas ucapan mereka, syurga-syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai atas ucapan mereka. Suatu ucapan yang lahir dari hati yang paling dalam.
Artinya apa, keimanan yang tulus akan menjadikan yang bersangkutan pasrah dan tunduk hanya kepada Allah ‘azza wajalla. Apabila yang bersangkutan nanti mendengar bagaimana Islam memerintahkan megerjakan shalat, dia akan kerjakan shalat dengan cara yang paling nyunnah dengan cara yang paling baik. Apabila Islam mengajarkan kepada mereka untuk melaksanakan shiam ia akan melaksanaknya dengan senang hati. Bahkan, sampai saatnya dia akan rela mengorbankan nyawanya dalam rangka membela agama yang dia yakini.
وَذَلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ
“Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya).” (QS. Al-Maidah: 85)
Dan syurga yang diberikan Allah ‘azza wajalla kepada Raja Najasy dan para pembesar-pembesarnya sebagai balasan terhadap orang yang berbuat baik. Apa kebaikan mereka?Shalat juga belum, shiam juga belum, zakat juga belum, haji juga belum, infak juga belum.
Kebaikan yang dicatat oleh Allah ‘azza wajalla dalam Surat Al Maidah ayat 85. Karena mereka telah mengikrarkan syahadat secara murni, bersih dari syirik, dan itulah kebaikan. Dan itulah kebaikan yang tertinggi, dan itulah Jannah balasannya.
Islam mengajarkan, orang yang baik di sisi Allah adalah orang yang tidak musyrik, meskipun suatu ketika dia tergoda oleh setan yang akhirnya ia berbuat zina, mencuri, korupsi, atau melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari syariat Islam, karena kekuatan setan menggoda dia.
Orang yang jelek adalah orang yang musyrik, meskipun tidak pernah korupsi, pernah berzina, terkena narkoba, minum minuman keras, tidak pernah melanggar aturan Allah.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim disebutkan,
أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام، فَبَشَّرَنِي أَنَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِكَ، لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا، دَخَلَ الْجَنَّةَ، قُلْتُ: وَإِنْ زَنَى، وَإِنْ سَرَقَ، قَالَ: وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ
Saya kedatangan tamu—begitu kalau saya terjemahkan bebas, yang bernama jibril, dia memberi kabar kepadaku, Ya Rasulallah siapa di antara ummatmu yang mati dalam keadaan tidak musyrik kepada Allah dia akan masuk Jannah. Rasulullah bertanya, “Meskipun orang yang tidak musyrik tadi pernah berbuat zina, pernah mencuri?” Dijawab oleh Jibril, “Meskipun dia pernah berbuat zina, meskipun pernah mencuri.”
Penyakit syirik inilah yang mestinya kita berusaha untuk mengusir jauh-jauh dari diri kita, dari keluarga kita. Memberantas perbuatan dosa besar tetapi tidak memberantas syirik sama dengan memotong daun benalu yang menempel pada pohon tapi tidak memotong sampai ke akar-akarnya.
Sebaliknya kalau syirik itu diberantas, seandainya pelakunya pernah melakukan perbuatan dosa karena godaan setan dia akan mudah untuk bertaubat, beristighfar, seperti Al-Maiz bin Malik al-Anshari, seorang laki-laki yang pernah beristri kemudian melakukan perbuatan zina datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah saya telah berbuat zina, hukum saya dengan hukum Allah agar Allah tidak menghukum saya di akhirat nanti.”
Ikhwan fiddin arsyadakumullah
Begitu mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allah ia siap menanggung risiko, seorang penguasa tertinggi yang menguasai sebuah negara yang masyarakatnya beragama Kristen, ia siap dilengserkan, bahkan diturunkan secara tidak hormat, bahkan dibunuh. Tetapi keyakinan dia kepada akidah yang benar, raja Najasyi siap menerima itu karena kerinduan dia kepada ridha dan ampunan Allah ‘azza wajalla.
Tukang sihir raja Fir’aun dia merasa bahwa yang ia lakukan menjadi sia-sia. Ketika tali-tali dan tongkat-tongkat yang mereka lemparkan berubah menjadi ular, dalam hitungan detik bisa ditelan oleh satu ular yang adalah mukjizat Nabi Musa ‘alaihissalam. Tukang sihir itu terperana dan menyatakan beriman dihadapan Nabi Musa.
Fir’aun merasa geram dengan apa yang dilihatnya, ia pun berseru, “Bagaimana kalian bisa beriman kepadanya sebelum aku mengizinkannya?”
Para ahli sihir menjawab, “Kami tidak memerlukan izin seseorang untuk beriman.”
Dengan amarah yang amat meluap-luap, Fir’aun mengancam para penyihir, “Ini adalah pemberontakan yang nyata! Tangan dan kaki kalian akan dipotong! Kalian juga akan disalib di batang pohon kurma! Ini adalah salah satu bentuk pemberontakan yang dilakukan secara terang-terangan!”
Para penyihir menjawab, “Lakukanlah apa yang engkau inginkan, Fir’aun. Kalaupun engkau menyiksa, membunuh, dan menyalib kami, engkau hanya bisa menyiksa kami di dunia ini. Dan hal itu tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan siksaan di akhirat kelak, kami hanya mengharapkan ampunan dari Allah dan bisa masuk Surga,” tegas para penyihir tersebut.
Ikhwani fiddin arsyadakumullah
Sudah berapa tahun syahadat itu kita ucapkan? Apa buah dari Laa Ilaaha Illa Allah?
Kalau tukah sihir Fir’aun dalam waktu lima menit siap mengorbankan nyawa, kalau raja Najasyi lima menit siap mengorbankan jabatan tertingginya. Apa buah Laa Ilaaha Illa Allah yang kita ucapkan?
Terkadang tidak ada sedikitpun perasaan menyesal ketika melaksanakan shalat dzuhur di rumah, padahal suasananya tidak hujan, masjid hanya beberapa meter, kita masih akrab dengan barang-barang haram, kita masih meyakini bahwa ekonomi kita tidak akan berkembang kalau tidak berhubungan dengan bank-bank konvesional.
Coba kita teliti bersama, adakah penyakit iman yang ada pada diri kita sehingga kita begitu mudah meninggalkan nilai Laa Ilaaha Illa Allah dan kita ikuti ajakan setan yang sifatnya kontradiktif dengan kalimat syahadat.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدَانَا صِرَاطَهُ الْمُسْتَقِيْمَ، صِرَاطَ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالصِّدِيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُوْلٓـئِكَ رَفِيْقاً. أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Orang Syi’ah disebut oang kafir semata-mata karena mereka menolak kebenaran mushaf Ustmani. Orang Syi’ah dikatakan kafir karena mereka telah mengkafirkan para sahabat kecuali hanya beberapa orang.
Berkaitan dengan tema ini, orang Syi’ah dikatakan musrik karena mereka menganggap para imam mereka mempunyai suatu kelebihan mengetahui sesuatu yang ghaib yang pada hakekatnya hak mengetahui sesuatu yang ghaib hanyalah milik Allah.
Dalam kitab Syi’ah yang terkenal, Ushul al-Kafi, disebutkan, “Sesungguhnya kami para imam benar-benar mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi kami pun mengetahui apa yang di Surga dan Neraka…”
Demikian khutbah yang bisa kami sampaikan. Kita akhiri dengan doa:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمة، إِنّكَ أنتَ الوَّهابُ
رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِنَا مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
*) Ustadz Abdullah Manaf Amin adalah salah seorang tokoh dan Ulama di Solo, Jawa Tengah.
**) Naskah Khutbah ini pernah diterbitkan oleh Majalah Fikih Islam Hujjah.