6 hikmah puasa ramadhan-dakwah.id

6 Hikmah Puasa Ramadhan — Hadits Puasa #1

Terakhir diperbarui pada · 6,570 views

6 Hikmah Puasa Ramadhan — Hadits Puasa #1

 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ، شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ الْبَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

Islam dibangun di atas lima perkara; syahadat ‘laa ilaaha illallah wa anna muhammadan abduhu wa rasuluhu’, mendirikan shalat, menunaikan zakat, Haji ke rumah Allah, dan puasa Ramadhan.” (Muttafaq ‘Alaih)

 

Hadits ini adalah dalil atas wajibnya puasa Ramadhan. Ramadhan merupakan bagian dari rukun dan pilar yang membangun Islam. Di balik hukum wajibnya puasa Ramadhan, terkandung banyak hikmah yang sangat agung. Hikmah ini hanya diketahui oleh mereka yang mau mencari tahu, dan tidak akan pernah diketahui oleh mereka yang enggan mencari tahu.

 

Hikmah Puasa Ramadhan #1

Puasa Ramadhan adalah sebentuk peribadatan kepada Allah ‘azza wajalla. Para hamba mendekat kepada-Nya dengan meninggalkan berbagai hal yang ia sukai pada hari-hari biasanya. Ini sebagai bentuk ketaatan kepada-Nya. Juga kepatuhan terhadap perintah-Nya.

Dari sini tampaklah keimanan dirinya. Kesempurnaan penghambaan kepada-Nya. Kekuatan cinta untuk-Nya. Tingkat pengharapan terhadap apa yang ada di sisi-Nya.

Sebab, melalui pengorbanan ini, ia sadar bahwa ridha Allah ‘azza wajalla terletak pada langkah dia dalam meninggalkan syahwat. Ia memprioritaskan ridha Rabbnya daripada menuruti hawa nafsunya.

Oleh sebab itu, banyak orang beriman yang meski ia disiksa atau dipenjara sebagai paksaan agar mau membatalkan puasa Ramadhan tanpa uzur sehari saja, mereka tidak akan mau melakukannya.

Baca juga: Azimah: Hukum yang Boleh Ditinggalkan Karena Adanya Uzur

 

Hikmah Puasa Ramadhan #2

Puasa Ramadhan adalah sebab tumbuhnya ketakwaan. Ia juga berfungsi sebagai tazkiyyatun nafsi (pembersihan jiwa) dengan menaati segala perintah Allah ‘azza wajalla dan menjauhi segala larangan-Nya.

Sebagaimana firman Allah ‘azza wajalla,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Takwa adalah himpunan segala kebaikan dunia-akhirat. Setiap buah kebaikan dari puasa Ramadhan tumbuh dari pohon takwa.

 

Hikmah Puasa Ramadhan #3

Puasa Ramadhan adalah cara untuk mengekang jiwa dari berbagai bentuk syahwat. Kemudian membanjirinya dengan sifat kepatuhan.

Puasa Ramadhan itu upaya untuk menyempitkan lorong jalur masuknya setan ke dalam tubuh manusia. Dilakukan dengan menyempitkan pintu masuknya makanan dan minuman. Sehingga pengaruh setan melemah. Dan kemaksiatan terminimalisir.

Baca juga: 12 Keutamaan Shalat Malam dalam Al-Quran dan Hadits Shahih

 

Hikmah Puasa Ramadhan #4

Puasa Ramadhan adalah upaya untuk menjernihkan hati. Menyibukkannya dengan tafakur dan zikir. Setelah sekian waktu hati manusia menyantap berbagai bentuk syahwat yang mengeraskan hati. Juga membutakannya dari kebenaran. Puasa Ramadhan yang akan menjaga dan mengukuhkan hati dan panca indera pelakunya.

 

Hikmah Puasa Ramadhan #5

Lapar dan dahaga yang dirasakan saat menjalani puasa Ramadhan akan menyadarkan diri betapa besar nikmat Allah ‘azza wajalla yang dianugerahkan kepada dirinya dibanding para fakir miskin yang lebih menderita. Dengan begitu ia akan segera bersyukur. Ia dapat ikut merasakan dan mengerti derita lapar dan dahaganya saudaranya yang fakir miskin. Karena,

اَلنِّعَمُ لَا يُعْرَفُ قَدْرُهَا إِلَّا بِفَقْدِهَا

Kenikmatan itu tak akan dapat diketahui ukurannya kecuali dengan kehilangannya.

 

Hikmah Puasa Ramadhan #6

Puasa Ramadhan memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan tubuh dengan jalan mempersedikit makan, keteraturan aktivitas wajib, memberi peluang istirahat lebih banyak pada organ sistem pencernaan, dan sebagainya. [Sodiq Fajar/dakwah.id]

 

اَللَّهُمَّ وَفِّقْنَا لِاِتْبَاعِ الْهُدَى، وَجَنِّبْنَا أَسْبَابَ الْهَلَاكِ وَالشَّقَاءِ، وَارْزُقْنَا الْفِقْهَ فِي الدِّيْنِ، وَالْوَفَاةَ عَلَى سُنَّةِ خَاتِمِ النَّبِيِّيْنَ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ.

Ya Allah, teguhkan kami untuk mengikuti jalan hidayah, jauhkan kami dari sebab-sebab kehancuran dan kesengsaraan, karuniai kami penguasaan terhadap ilmu agama, wafatkan kami di atas sunnah penutup para Nabi, ampuni kami, kedua orang tua kami, dan seluruh kaum muslimin.

 

Diadaptasi dari kitab: Mukhtashar Ahadits ash-Shiyam
Penulis: Syaikh Abdullah bin Shalih al-Fauzan
Penerjemah: Sodiq Fajar

Topik Terkait

Sodiq Fajar

Bibliofil. Pemred dakwah.id

0 Tanggapan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *