Materi khtuabh diul fitri persatuan umat dari bilik keluarga dakwah.id

Khutbah Idul Fitri 1446H: Persatuan Umat dari Bilik Keluarga

Terakhir diperbarui pada · 1,015 views

Khutbah Idul Fitri 1446 H
Persatuan Umat dari Bilik Keluarga

Pemateri: Ustadz Naufal Masunika
(Ketua Yayasan Griya Keluarga Sakinah
& Konsultan Keluarga Sakinah)

اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ.

إنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ ونَستَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ ِفي اْلعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا`يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللّٰهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

اللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، لَااِلَهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

Pada hari yang fitri ini, kebahagiaan kita melimpah, dipenuhi rasa syukur kepada Allah Ta’ala atas segala nikmat-Nya yang tiada jeda. Betapa Allah begitu mencintai hamba-hamba-Nya dan selalu menginginkan kebaikan untuk mereka.

Hari-hari Allah adalah hari Jumat, yang disebut sayyidul ayyam. Dalam setahun, terdapat asyhurul ḥurum, empat bulan yang mulia. Puncaknya adalah Ramadhan, syahrul azhim al-mubarak.

Seolah Allah mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia ini sangatlah singkat sehingga dalam setiap hari, kita harus melakukan kebaikan setiap jam, menit, dan detiknya, sebagaimana dicontohkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Dimulai dari Silaturahmi Keluarga

اللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، لَااِلَهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

Jamaah shalat idul fitri yang dirahmati Allah

Keluarga adalah unsur penting masyarakat. Keutuhan keluarga berkontribusi besar terhadap terwujudnya masyarakat Islam yang kokoh dan bersatu. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengingatkan pentingnya menjaga hubungan keluarga dan mengingatkan bahaya memutuskan tali silaturahmi.

Persatuan Islam dimulai dari silaturahmi keluarga. Jika kita mampu membentuk keluarga yang sakinah, penuh keakraban dan kedamaian, maka akan terwujud masyarakat yang kuat di bawah naungan Islam dan mendapatkan rahmat Allah.

Allah Ta’ala berfirman dalam Surat al-Hujurat ayat 10,

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَࣖ

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.”

Allah subhanahu wataala memerintahkan kita untuk menjaga keluarga. Tanggung jawab menjaga ikatan keluarga ada pada kita semua, baik orang tua, anak, pria, maupun wanita. Apakah kita tidak khawatir jika pada hari Kiamat nanti ditanya tentang usaha menyatukan keluarga?

Sudahkah kita mengusahakannya, sekedar mengundang keluarga untuk sarapan atau makan malam bersama seperti yang dilakukan Nabi?

اللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، لَااِلَهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

Jamaah shalat idul fitri yang dirahmati Allah

Keluarga memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan mental, spiritual, dan materi.

Setiap individu membutuhkan afiliasi. Para ahli berpendapat bahwa remaja usia 13 hingga 14 tahun membutuhkan pengayoman dan komunitas yang mendukung. Jika mereka dijauhkan dari keluarga, berisiko mencari komunitas lain.

Celakanya, bisa saja mereka bergabung dengan geng, anak jalanan, atau kelompok kriminal yang dapat mempengaruhi perilaku mereka serta berisiko terjerumus dalam pergaulan bebas atau narkoba.

Oleh karena itu, pada fase ini, anak sangat membutuhkan keluarga sebagai tempat berafiliasi, sesuai dengan fitrahnya. Allah subhanahu wataala berfirman, dalam Surat al-Hujurat ayat 13,

وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا

Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.”

Keutuhan keluarga adalah kunci menjaga din dan akhlak. Selama keluarga utuh, mereka akan malu melakukan perbuatan buruk dan akan dijaga dari keburukan. Jika nekat berbuat jahat, mereka cenderung menjauh dari keluarga.

Ini menunjukkan bahwa institusi keluarga yang kuat lebih efektif daripada sekedar “perintah atau larangan”. Anak yang memandang adanya kepala keluarga dan aturannya akan menjaga reputasinya dan menjauh jika berbuat salah. Dengan demikian, keluarga sangat penting dalam menjaga akhlak anak. Ada korelasi antara dekadensi moral dan putusnya silaturahmi.

Kebobrokan dimulai dari rusaknya keluarga. Banyak anak yang kehilangan orang tuanya karena musibah, namun kesedihan itu bisa diminimalisir jika mereka masih memiliki keluarga lain, seperti bibi, paman, atau kakek yang melindungi mereka.

Materi Khutbah Jumat: Kiat Menjadi Guru Keluarga

Setelah ayah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam meninggal, sang ibunda mendekatkannya kepada kakek dan pamannya. Setelah ibunya meninggal, Nabi tinggal bersama kakeknya yang memberikan dukungan kasih sayang. Ketika kakeknya meninggal, Nabi bersama pamannya yang juga memberikan dukungan.

Saat kembali ke Madinah, pamannya dari bani An-Najar menyambutnya dengan hangat, dan rumahnya menjadi tempat pertama yang dikunjungi Nabi. Istri pamannya mendidik Nabi saat berusia 8 tahun.

Ketika Fathimah binti Asad meninggal, Nabi turun ke kuburnya, menanggalkan kain serbannya, dan mengafaninya sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang telah mendidiknya.

اللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، لَااِلَهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah

Di sinilah pentingnya mengenalkan anak-anak kepada keluarga besarnya. Perhatian keluarga dapat mengurangi kesedihan saat kehilangan orang tua dan saat menghadapi musibah, serta memberikan perlindungan bagi akhlak mereka. Perhatian keluarga akan memberikan kekuatan dan afiliasi positif.

Kita tidak perlu khawatir meninggalkan anak-anak menghadapi zamannya dengan adanya keluarga yang kuat: mengajaknya bicara, memberinya dukungan dan pengalaman. Sehingga ketika mereka memiliki cita-cita, akan mendapati orang yang berada di sisinya untuk mendukung dan mengarahkannya.

Keluarga adalah masyarakat kecil yang membawa ketenteraman. Ironisnya, kita sering mengumpulkan uang untuk orang lain yang bukan keluarga kita karena kesulitan mereka, mengapa kita tidak melakukan hal yang sama terhadap keluarga kita?

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, dalam hadits riwayat at-Tirmidzi,

إِنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ

Sesungguhnya sedekah yang diberikan kepada orang miskin hanyalah sedekah saja. Sedangkan jika diberikan kepada kerabat yang miskin akan mendapat dua pahala, sedekah dan menyambung tali silaturahmi.”

Secara hitungan, kita tentu akan memilih pahala yang besar dengan bersedekah kepada kerabat agar menjadi bagian dari golongan Nabi.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, dalam hadits muttafaq alaih, al-Bukhari nomor 2354 dan Muslim nomor 2500,

إِنَّ الْأَشْعَرِيِّينَ ‌إِذَا ‌أَرْمَلُوا فِي الْغَزْوِ، أَوْ قَلَّ طَعَامُ عِيَالِهِمْ بِالْمَدِينَةِ، جَمَعُوا مَا كَانَ عِنْدَهُمْ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ، ثُمَّ اقْتَسَمُوهُ بَيْنَهُمْ فِي إِنَاءٍ وَاحِدٍ بِالسَّوِيَّةِ، فَهُمْ مني وأنا منهم

Kaum Asyairah jika keluar berperang atau keluarga mereka kelaparan, mereka mengumpulkan segala sesuatu yang mereka miliki. Lalu meletakkannya di sebuah wadah dan dibagikan di antara mereka. Saya termasuk dari mereka dan mereka termasuk dariku.”

Ngaji Fikih #62: Perintah Mengajak Anak Mendirikan Shalat

Kapan kita akan memulai misi ini: menggelar pertemuan keluarga, mengumpulkan dana, dan bersepakat membantu kerabat-kerabat yang fakir? Ini adalah sebuah tanggung jawab yang akan dimintai pertanggungjawaban pada hari kiamat sebelum kita ditanya tentang kepedulian terhadap fakir miskin di luar rumah kita.

Allah Ta’ala berfirman dalam Surat al-Isra` ayat 26,

وَآتِ ذَا الْقُرْبَىٰ حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ

Berikanlah kepada kerabat dekat haknya,(juga kepada) orang miskin.”

Allah subhanahu wataala menamakannya dengan “hak”. Allah menyebutkan kerabat dahulu, baru kemudian orang miskin selainnya. Allah berfirman, dalam Surat an-Nur ayat 22,

وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَىٰ

Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan (rezeki) di antara kamu bersumpah (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(-nya).”

Bukankah ini al-Quran kita? Siapakah orang yang berhak menyandang predikat “agar saya termasuk mereka dan mereka termasuk dariku”?

Membangun Persatuan Umat dari Keluarga

اللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، لَااِلَهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah

Mungkin kita pernah menjumpai sebuah keluarga yang menggelar acara keluarga dengan mengumpulkan dana untuk mencukupi kebutuhan kerabat yang membutuhkan. Seluruh anak muda hadir dan tidak seorang pun yang absen.

Masing-masing merasa memperoleh manfaat dari pertemuan keluarga itu. Bahkan ada sebuah keluarga yang tidak puas dengan mengagendakan pertemuan secara rutin saja.

Mereka juga melakukan proyek bersama dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Di antaranya tradisi saling menyantuni. Mereka tidak akan membiarkan seorang pun di antara keluarganya yang fakir. Mereka menyusun buku yang berisi kenangan keluarga, mencantumkan foto-foto keluarga, juga ada kisah-kisah khusus keluarga.

Keluarga ini religius dan hubungan keluarga mereka sangat erat. Padahal mereka orang-orang yang sibuk. Mereka mengadakan pelatihan bagi kaum muda dan menyediakan lapangan pekerjaan.

Ngaji Fikih #63: Ajarkan Persoalan Ini Sebelum Anak Balig!

Dr. Amru Khalid memberikan gagasan luar biasa, bagaimana sekiranya ada sepuluh ribu keluarga yang seperti itu, meskipun hanya mampu menggelar pertemuan rutin dan membuat kotak santunan keluarga? Allah telah membuat sistem yang akan melindungi kita semua, namun sayangnya sebagian di antara kita menggantinya.

Beberapa keluarga bahkan ada yang hanya bertemu saat ada pernikahan dan kematian. Jika Anda bertanya mengapa terjadi kerusakan di sekitar kita, tanyalah pada diri sendiri karena kita sendiri yang telah memutus silaturahmi.

Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Muhammad ayat 22,

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ

Apakah seandainya berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaanmu?”

اللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، لَااِلَهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ اَكْبَرُ، اللّٰهُ اَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

Jamaah shalat idul fitri yang dirahmati Allah

Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Ali ‘Imran ayat 112,

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ ٱلذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوٓا۟ إِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ ٱلنَّاسِ

Kehinaan ditimpakan kepada mereka di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia.”

Sambunglah tali keluarga kita. Tidak hanya dengan memperbaiki hubungan antara dua pihak yang berseteru, karena itu sangatlah mendasar. Kita ingin meningkatkannya ke level ukhuwah yang lebih tinggi. Mari jadikan Idul Fitri sebagai titik awal, dan semoga apa yang kita impikan bersama, yakni persatuan umat Islam dapat terwujud dengan izin Allah, Amin.

Demikian khutbah pertama kami. Marilah di khutbah kedua nanti, kita akhiri materi khutbah Idul Fitri ini dengan sejenak menundukkan kepala, menghadirkan hati dengan penuh kerendahan, takut, tawadhu’ dan penuh harap memohon kepada Allah, Dzat yang kepada-Nya kita mengadu dan meminta pertolongan.

Kita berdoa untuk kebaikan dunia akhirat, untuk kepentingan diri kita sendiri, keluarga, dan kaum muslimin seluruhnya.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. نَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ.

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ ِفي اْلعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وْالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِى دِينِنَا وَدُنْيَانَا وَأَهْلِنَا وَمَالِنَا. اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا وَآمِنْ رَوْعَاتِنَا. اللَّهُمَّ احْفَظْنِا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيْنَا وَمِنْ خَلْفِنَا وَعَنْ يَمِينِنَا وَعَنْ شِمَالِنَا وَمِنْ فَوْقِنَا وَنعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ نُغْتَالَ مِنْ تَحْتِنَا.

رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ صَلَاتَنَا وَقِيَامَنَا وَصِيَامَنَا وَتِلَاوَتَنَا وَصَدَقَتَنَا وَزَكَاتَنَا وَنُسُكَنَا، وَجَمِيْعَ أَعْمَالِنَا، إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْم.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن.

Download PDF Materi Khutbah Idul Fitri
Persatuan Umat dari Bilik Keluarga di sini:

Semoga bermanfaat!

Topik Terkait

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Discover more from Dakwah.ID

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading