khutbah jumat singkat meraih ampunan di malam lailatulqadar dakwah.id

Khutbah Jumat Singkat: Meraih Ampunan di Malam Lailatulqadar

Terakhir diperbarui pada · 1,866 views

Khutbah Jumat Singkat
Meraih Ampunan di Malam Lailatulqadar

Pemateri: Ahmad Robith

*) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ،

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيْدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Marilah pada kesempatan hari Jumat yang penuh berkah ini, kita panjatkan puji syukur kita ke hadirat Allah subhanahu wata’ala. Zat yang telah memberikan kita beribu kenikmatan yang dengannya kita mampu menjalankan ibadah puasa dan shalat Jumat ini dengan penuh nikmat.

Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Juga kepada keluarga, para sahabat, dan umat beliau hingga akhir zaman.

Khatib mewasiatkan kepada diri khatib dan juga kepada jamaah sekalian, agar meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan berusaha istikamah menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi seluruh larangan-Nya.

Sidang jamaah shalat Jumat yang berbahagia

Dua per tiga lebih bulan suci Ramadhan tahun 1444 H telah berlalu. Menyisakan beberapa hari yang dengan segera akan meninggalkan kita. Banyak kaum muslimin yang telah memaksimalkan setiap detik bulan Ramadhan yang berlalu ini, namun tidak sedikit yang membiarkannya lewat begitu saja penuh kesia-siaan.

Padahal Ramadhan adalah bulan magfirah. Allah banyak memberikan ampunan kepada hamba-hamba-Nya pada bulan mulia ini.

Jangan sampai kita termasuk golongan yang membiarkan Ramadhan lewat begitu saja, terlebih di penghujung Ramadhan yang di dalamnya terdapat Lailatulqadar, sehingga kita terhalang dari mendapatkan ampunan Allah.

Mari kita tengok kembali, 14 abad yang silam. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada Aisyah radhiyallahu ‘anhuma sebuah doa yang semestinya dibaca setiap hamba beriman di penghujung bulan Ramadhan.

Ibunda Aisyah meriwayatkan,

قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا؟ قَالَ: قُولِي اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي.

Aku bertanya kepada Rasulullah, ‘Ya Rasulullah, sekiranya aku mengetahui kapan terjadinya Lailatulqadar, maka apa yang semestinya aku minta kepada Allah pada malam itu?’ Rasulullah menjawab, ‘Katakanlah: Allâhumma innaka ‘afuwwun karîm tuḥibbu al-‘afwa fa’fu ‘annî.(Artinya: Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf lagi Mahamulia, Engkau suka memaafkan maka maafkanlah aku).’” (HR. At-Tirmidzi no. 3513, ia berkata: Hadits ini hasan sahih).

Ibnu Hajar al-Asqalani menyebutkan ada banyak sekali perbedaan pendapat ulama terkait kapan waktu terjadinya Lailatulqadar. Beliau dalam Fathu al-Bari (4/262) menyebutkan ada 46 perbedaan pendapat.

Kemudian Ibnu Hajar (4/266) menyebutkan dari pendapat-pendapat tersebut, yang paling rajih adalah pendapat yang mengatakan bahwa Lailatulqadar terjadi di antara malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Lebih tepatnya di malam ke-21 atau malam ke-23, sebagaimana kata Imam Asy-Syafii. Dan malam ke-27 menurut pendapat Jumhur. Malam terjadinya setiap tahun berbeda-beda.

Jamaah sekalian, Lailatulqadar potensial terjadi di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Dan Rasulullah tidak mengajarkan Asiyah, jika seandainya Aisyah tahu kapan waktu terjadinya Lailatulqadar untuk meminta hal-hal bersifat duniawi yang kenikmatannya fana. Tetapi Rasulullah mengajarkan Aisyah untuk meminta ampunan Allah, kunci dari kebaikan dunia dan akhirat.

Konsep Penghapusan Dosa dalam Islam

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Kita sebagai manusia biasa tidaklah maksum, artinya kita tidak bebas dari dosa dan kesalahan. Karena, maksum adalah sifat yang hanya Allah lekatkan kepada para nabi dan rasul-Nya.

Sejatinya klasifikasi dosa menjadi dosa kecil dan dosa besar tidak dikenal oleh para sahabat. Sebab mereka memandang perbuatan dosa apa pun itu sebagai suatu perkara yang besar.

Klasifikasi ini muncul sebagai pembelajaran bagi umat Islam di kemudian hari. Ada tiga macam dosa: dosa syirik, dosa besar, dan dosa kecil. Masing-masing memiliki konsekuensi yang berbeda.

Dosa syirik

Ada satu perbuatan dosa yang pelakunya tidak diampuni oleh Allah. Yaitu syirik. Lawan dari syirik adalah tauhid, yang merupakan inti dari dakwah para nabi dan rasul.

Syirik artinya menjadikan sekutu bagi Allah. Orang yang mati dalam keadaan musyrik, maka ia kekal di neraka. Wal iyyadzu billah. Kita berlindung kepada Allah dari dosa syirik ini.

Dosa besar

Dosa besar adalah segala perbuatan dosa yang berkonsekuensi pelakunya mendapatkan had (hukuman), baik di dunia maupun di akhirat.

Dosa besar hanya bisa diampuni dengan tobat nasuhah dan istigfar, ditambah dengan mengembalikan hak atau meminta kerelaan jika perbuatan tersebut berkaitan dengan hak manusia.

Ahlusunah meyakini bahwa pelaku dosa besar tidak kekal di neraka. Dia berada di bawah kehendak Allah, maknanya adalah Allah bisa mengampuninya dan bisa juga mengazabnya di neraka terlebih dahulu.

Keyakinan Ahlusunah ini berbeda dengan khawarij. Kelompok Khawarij mengatakan bahwa dosa besar menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Allah tidak mengampuninya. Pelakunya kekal di neraka selama-lamanya.

Ada juga kelompok Murjiah. Mereka mengatakan bahwa perbuatan dosa besar tidak mempengaruhi keimanan seseorang. Pendapat ini juga bertentangan dengan keyakinan Ahlusunah.

Dosa kecil

Dosa kecil adalah perbuatan dosa yang tidak berkonsekuensi pelakunya mendapatkan had di dunia.

Dosa-dosa kecil ini bisa diampuni dengan perbuatan-perbuatan amal saleh yang seorang hamba lakukan. Banyak ayat dan hadits yang menerangkan ragam perbuatan yang mampu menghapus dosa-dosa kecil ini.

Syarat Mendapatkan Ampunan Allah

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Terdapat sebuah hadits yang menjelaskan akan begitu luasnya samudera ampunan Allah. Imam an-Nawawi rahimahullah dalam hadits Arba’in an-Nawawiyyah yang ke-42 menyebutkan sebuah hadits qudsi akan hal ini.

Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آَدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوتَنِيْ وَرَجَوتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلا أُبَالِيْ، يَا ابْنَ آَدَمَ لَو بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ استَغْفَرْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آَدَمَ إِنَّكَ لَو أَتَيْتَنِيْ بِقِرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِك بِيْ شَيْئَاً لأَتَيْتُكَ بِقِرَابِهَا مَغفِرَةً.

Allah ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam, jika kalian berdoa kepada-Ku dan mengharap ampunan-Ku, maka Aku pasti mengampuni dosa-dosamu dan Aku tidak menghiraukannya. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu menjulang setinggi langit (banyak sekali), kemudian kamu beristigfar kepada-Ku, maka Aku pasti akan mengampuni kamu. Wahai anak Adam, sungguh seandainya kamu menghadap-Ku dengan membawa tumpukan dosa sepenuh bumi, kemudian kamu menemui-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun, maka Aku pasti menemuimu dengan ampunan sepenuh bumi juga.’”

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia

Ada tiga poin kandungan dari hadits qudsi di atas. Pertama, doa dan berhadap kepada Allah. Kedua, memperbanyak istigfar. Ketiga, larangan berbuat syirik. Ketiga poin tersebut adalah syarat Allah memberikan ampunan-Nya.

Mahasuci Allah. Hadits tersebut membuka lebar pintu harapan bagi setiap hamba yang berlumur dosa, bahwa ampunan Allah begitu luas. Janganlah kita berputus asa dari mengharap dan memohon ampunan Allah sebesar apa pun dosa kita. Sebab Allah Rabb kita Maha Pengampun.

Tidak ada doa yang sia-sia. Ada beberapa cara, Allah menjawab doa seorang hamba. Doa yang terlantun bisa terkabul seperti yang diminta, bisa juga diganti dengan yang lebih baik, terhindarkan dari kejelekan, menjadi simpanan di akhirat, maupun dijawab dengan diberi ampunan oleh Allah atas dosa.

Marilah kita memperbanyak doa terlebih di penghujung bulan Ramadhan ini, sebab banyak riwayat yang menekankannya. Dengan memperbanyak doa meminta ampunan yang Rasulullah ajarkan kepada Aisyah.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam tafsirnya (8/472),

وَالْمُسْتَحَبُّ الْإِكْثَارُ مِنَ الدُّعَاءِ فِي جَمِيعِ الْأَوْقَاتِ وَفِي شَهْرِ رَمَضَانَ أَكْثَرُ، وَفِي الْعَشْرِ الْأَخِيرِ مِنْهُ ثُمَّ فِي أَوْتَارِهِ أَكْثَرُ

Dianjurkan untuk memperbanyak doa di seluruh waktu di bulan Ramadhan, dan lebih memperbanyak lagi di sepuluh hari terakhir Ramadhan, kemudian di malam ganjil dari sepuluh hari terakhir Ramadhan.”

وَالْمُسْتَحَبُّ أَنَّ يُكْثِرَ مِنْ هَذَا الدُّعَاءِ: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي.

“Dan dianjurkan pula untuk memperbanyak doa ini, ‘Allâhumma innaka ‘afuwwun karîm tuḥibbu al-‘afwa fa’fu ‘annî (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan mencintai ampunan, maka ampunilah aku).’

Poin kedua dari hadits arbain ke-42 adalah memperbanyak istigfar. Selain membaca al-Quran di bulan Ramadhan, istigfar merupakan ibadah lisan utama yang dengan memperbanyaknya maka Allah akan mengampuni dosa-dosa kita.

Tentu saja, istigfar tersebut harus dibarengi dengan tobat nasuhah. Sebab apalah arti istigfar yang terucap dari lisan jika jiwa masih gemar berbuat dosa.

Poin ketiga, syarat terpenting agar kita mendapatkan ampunan Allah adalah tauhid, menjauhi perbuatan syirik.

Maka, marilah kita di sepuluh hari bulan Ramadhan ini kita memperbanyak doa Allâhumma innaka ‘afuwwun karîm tuḥibbu al-‘afwa fa’fu ‘annî. Semoga doa yang kita lantunkan ini bertepatan dengan waktu terjadinya Lailatulqadar sehingga dengan izin Allah kita mendapatkan ampunan-Nya.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ،

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.

اَللَّهُمَّ اَعِنَّا فِيْ رَمَضَانِ عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ يَصُوْمُهُ، وَيَقُوْمُهُ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ رَمَضَانَ شَهْرَ عِزٍّ، لِلْإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ شَهْرًا لِلنَّصْرِ وَالتَّمْكِيْنِ، لِلْإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، فِيْ كُلِّ مَكَانٍ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

أَللَّـهُمَّ أَعْتِقْ رِقَابَنَا وَرِقَابَ آبَائِنَا وَأُمَّهَاتِنَا مِنَ النَّارِ. اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.

Download PDF Materi Khutbah Jumat Meraih Ampunan di Malam Lailatulqadar
di sini:

Semoga bermanfaat!

Topik Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *