materi khutbah jumat singkat nasihat ramadhan dakwah.id

Khutbah Jumat Singkat: Nasihat Ramadhan

Terakhir diperbarui pada · 3,789 views

Khutbah Jumat Singkat
Nasihat Ramadhan

Pemateri: Dr. (C) Mubin Amrulloh, Lc., M.S.I.

*) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan

  • Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
  • Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ نَوَّرَ قُلُوْبَ أَوْلِيَائِهِ بِأَنْوَارِ الْوِفَاقِ، وَرَفَعَ قَدْرَ أَصْفِيَائِهِ فِيْ الْأَفَاقِ، وَطَيَّبَ أَسْرَارَ الْقَاصِدِيْنَ بِطِيْبِ ثَنَائِهِ فِيْ الدِّيْنِ وَفَاقَ، وَسَقَى أَرْبَابَ مُعَامَلَاتِهِ مِنْ لَذِيْذِ مُنَاجَاتِهِ شَرَابًا عَذْبَ الْمَذَاقِ، فَأَقْبَلُوْا لِطَلَبِ مَرَاضِيْهِ عَلَى أَقْدَامِ السَّبَاقِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْبَرَرَةِ السَّبَاقِ، صَلَاةً وَسَلَامًا اِلَى يَوْمِ التَّلَاقِ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً صَفَا مَوْرِدُهَا وَرَاقَ، نَرْجُوْ بِهَا النَّجَاةَ مِنْ نَارٍ شَدِيْدَةِ الْاَحْرَاقِ، وَأَنْ يَهُوْنَ بِهَا عَلَيْنَا كُرْبُ السِّيَاقِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَشْرَفَ الْخَلْقِ عَلَى الْاِطْلَاقِ، اَلَّذِيْ أُسْرِيَ بِهِ عَلَى الْبَرَاقِ، حَتَّى جَاوَزَ السَّبْعَ الطِّبَاقِ. أَمَّا بَعْدُ،

أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ.

Maasyiral muslimIn aazzakumullah

Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wataala. Dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.

Maasyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Hal paling mulia yang Allah anjurkan bagi segenap hamba-Nya adalah sikap saling berwasiat dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kebaikan.

Oleh karena itu, pada kesempatan yang mulia ini, di bulan yang dipenuhi dengan kebaikan ini, izinkan kami menyampaikan nasihat Ramadhan untuk diri kami sendiri dan saudara-saudara semua dengan satu nasihat yang diajarkan al-Quran dan sunnah baginda nabi besar Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Pertama: Mohon Pertolongan Allah

Pertama, sesuatu yang dapat menolong kita semua hingga dapat memastikan diri bahwa setiap ibadah kita diterima oleh Allah subhanahu wataala serta berada dalam posisi yang diharapkan adalah menghadirkan sikap al-istiaanah billaahi taala (memohon pertolongan Allah subhanahu wataala).

Selanjutnya, menghadirkan pengetahuan kita yang disertai dengan keyakinan bahwa ibadah kita, rehat kita, dan rasa tenangnya kita dalam menjalani hari-hari ini, semua itu dapatlah kita wujudkan hanya dengan mengembalikan semuanya kepada Allah dengan disertai permohonan akan pertolongan-Nya.

Paling tidak dengan mengembalikan semua urusan kita kepada Allah dengan disertai memohon pertolongan-Nya, kita akan mendapatkan dua pelajaran sekaligus.

Pelajaran pertama, kita mengakui bahwa diri kita lemah di hadapan Rabb Allah subhanahu wataala. Bahkan kita pun lemah untuk dapat berdiri sendiri dalam melakukan ketaatan.

Pelajaran kedua, hadirnya keyakinan dalam diri, bahwa tidak ada Dzat yang dapat menolong kita untuk memperoleh kebaikan dalam urusan agama dan dunia, kecuali Allah ‘azza wajalla.

Jadi, siapa yang Allah tolong, dialah yang betul-betul tertolong, dan siapa yang Allah hinakan, dialah makhluk yang hina. Wal iyadzu billah.

Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah berkata, dalam kitabnya Ilam al Muwaqqiin an rabbil alamin (2/123),

أَسْعَدُ الخَلْقِ أَهْلُ الْعِبَادَةِ وَالْاِسْتِعَانَةِ وَالْهِدَايَةِ إِلَى الْمَطْلُوْبِ، وَأَشْقَاهُمْ مَنْ عَدَمَ الْأُمُوْرُ الثَّلَاثَةُ.

Makhluk yang paling bahagia adalah (1) hamba ahli ibadah,(2) hamba yang senantiasa memohon pertolongan Allah, dan (3) hamba yang senantiasa memohon hidayah agar ditunjukkan pada yang diharapkan. Sementara makhluk yang paling celaka adalah ia yang tidak memenuhi ketiga hal tersebut dalam dirinya.”

Maasyiral muslimin rahimakumullah

Kedua: Ikhlas Karena Allah

Nasihat Ramadhan yang kedua adalah agar kita memastikan diri bahwa ibadah kita betul-betul bernilai kualitas tinggi, maka hal yang perlu untuk selalu diikhtiarkan adalah Ikhlaashu ddiin lillaahi azza wajalla.

Yaitu agar bagaimana ibadah kita ini murni karena dan untuk Allah semata, tidak untuk yang lainnya.

Terlebih saat kita berada di bulan yang mulia, bulan suci Ramadhan. Setiap aktivitas yang dilakukan untuk dan karena Allah atau ikhlas, maka akan menjadikan diri kita semakin dekat dengan Allah subhanahu wataala.

Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengutus sahabat Mu’adz bin Jabal ke negeri Yaman, beliau menasihatinya dengan keikhlasan, sebagaimana informasi ini termaktub dalam sebuah hadits.

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ ، أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ حِينَ بَعَثَهُ إِلَى الْيَمَنِ: أَخْلِصْ دِيْنَكَ يَكْفِكَ الْقَلِيْلُ مِنَ الْعَمَلِ.

Diriwayatkan dari sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallaahu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda kepadanya ketika beliau mengutusnya ke negeri Yaman, “Murnikanlah (ikhlaslah) dalam perkara agamamu, maka cukuplah bagimu amal perbuatan yang sedikit (mengantarkanmu ke dalam surga).” (Hilyatul auliya wa thabaqaat al-ashfiya, hadits no. 857).

Khutbah Jumat: Ramadhan Adalah Madrasah Ikhlas

Maasyiral muslimin, lalu bagaimana seseorang itu bisa dikategorikan ikhlas?

Setidaknya dua hal ini yang menjadi ciri seseorang betul-betul ikhlas dalam beramal.

Pertama, baginya pujian dan cacian adalah dua hal yang setara dan sama, karena ia beramal untuk Allah taala tanpa menunggu pujian dan celaan makhluk.

Hal ini sejalan dengan suatu kisah dalam satu riwayat. Suatu ketika seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan berkata,

يَا حَبِيْبِ اللهِ، إِنِّي أَتَصَدَّقُ بِالصَّدَقَةِ وَأَلْتَمِسُ بِهَا مَا عِنْدَ اللّٰهِ، وَأُحِبُّ أَنْ يُقَالَ لِي خَيْرٌ.

Wahai kekasih Allah, sesungguhnya aku hendak bersedekah dan dengannya aku berharap sesuatu dari Allah, sementara aku senang jika dikatakan kepadaku sebagai orang baik.”

Jamaah sidang shalat Jumat yang dimuliakan Allah Swt.

Sebelum Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menanggapi pernyataan laki-laki tersebut, malaikat Jibril ‘alaihissalam turun menyampaikan firman Allah subhanahu wataala, QS. Al-Kahf: 110,

 فَمَن كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا.

Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Rabbnya, maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Rabbnya.”

Ciri yang kedua, seseorang dikategorikan ikhlas manakala ia sanggup menyembunyikan amalan-amalan sahihnya, sebagaimana ia berusaha untuk menutup-nutupi aib dan kesalahan yang ada dalam dirinya.

Bagian yang kedua ini kiranya termasuk bagian yang paling penting dan menjadi bahan renungan seorang muslim. Apalagi saat berada di bulan suci Ramadhan, banyak di antara kita bermudah-mudah untuk bercerita tentang amal saleh di bulan Ramadhan, mulai dari banyaknya mengkhatamkan al-Quran, banyaknya zikir, sedekah, shalat, dll.

Inilah yang dapat menjadi pemicu rusaknya amal saleh kita di bulan suci Ramadhan. Sehingga ia berdampak pada suatu kondisi di mana setiap kali beralihnya kita dari satu Ramadhan ke Ramadhan berikutnya tidak membawa arti apa-apa untuk kualitas ibadah kita.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, HR. An-Nasai,

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْعُ وَالْعَطْشُ.

Betapa banyak orang yang berpuasa, namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga.”

Maasyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Ketiga: Muhasabah

Nasihat yang ketiga yang tak kalah pentingnya adalah agar bagaimana kita ini bersibuk-sibuk diri dalam mengevaluasi amal-amal saleh yang kita lakukan di bulan yang mulia ini.

Adakah ia betul-betul selaras dengan apa yang dicontohkan oleh baginda nabi besar Muhammad shallallahu alaihi wasallam, para sahabat, dan generasi salafus shalih, ataukah yang kita dapati hanya lelahnya saja dalam beribadah sementara tuntunannya kosong belaka.

Ibadallah, di dalam al-Quran Allah subhanahu wataala berfirman, Surat Ali Imran: 31,

قُلْ إِنْ كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ.

Katakanlah (Muhammad),‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Imam Ibnu Katsir rahimahullah (wafat th. 774 H) berkata, ”Ayat ini sebagai pemutus hukum bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah, namun tidak mau menempuh jalan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Maka orang tersebut dusta dalam pengakuannya, sampai dia mengikuti syariat dan agama yang dibawa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam semua ucapan dan perbuatannya.”

Ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan tentang wajibnya kita beritibak, mengikuti dan meneladani baginda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, sangatlah banyak.

Menurut Imam Ahmad, ada 33 ayat. Sedangkan menurut Ibnu Taimiyah dalam Majmu Fatawa (XIX/83), bahwa Allah telah mewajibkan taat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pada sekitar 40 ayat dalam al-Quran.

Oleh sebab itu, maasyiral muslimin, di penghujung khutbah pertama ini, khatib berwasiat dan mengajak jamaah sekalian untuk selalu merenungi nasihat-nasihat tersebut.

Demikian materi khutbah Jumat tentang nasihat Ramadhan. Semoga Allah bimbing kita semua menjadi hamba-hamba-Nya yang ikhlas, senantiasa mengembalikan segala urusannya kepada Allah subhanahu wataala,dan hamba-Nya yang selalu hadir memohon pertolongan-Nya di setiap amal ibadah yang dilakukan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمٍ، وتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَلِيُّ الصَّالِحِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ إِمَامُ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَأَفْضَلُ خَلْقِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ:

يَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ}، قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَّهُ مَخْرَجًا}، وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}،

ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ الله، اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَائِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ.

Download PDF Materi Khotbah Jumat dakwah.id
Nasihat Ramadhan di sini:

Semoga bermanfaat!

Topik Terkait

Mubin Amrullah

Direktur Markaz Tahfidz Daarut Tanziil Bogor Jawa Barat, Alumni LIPIA Jakarta dan Magister Dirasah Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Konsentrasi Syariah Islam (Ilmu Studi Islam).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *