Materi Khutbah Jumat
Akhlak Mulia Jalan Terdekat Menuju Surga
Pemateri: Ustadz Hafizh Nizham
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ الْأَخْلَاقَ مِنَ الدِّينِ، وَأَعْلَى بِهَا شَأْنَ الْمُؤْمِنِينَ، فَرَفَعَ بِمَكَارِمِهَا أَقْوَامًا فَكَانُوا مِنَ الْمُتَّقِينَ،
- Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
- Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَاحِبُ الْخُلُقِ الْقَوِيمِ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Segala puji bagi Allah kita panjatkan tanpa henti, yang karena taufiq-Nya kita berada di atas jalan Nabi-Nya. Yang karena jutaan nikmat-Nya yang tak berbilang, kita masih diberikan kesempatan waktu untuk menikmati anugerah hidup yang diberikan dan memperbanyak bekal sebelum tiba waktu berpulang menuju surga-Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada sebaik-baik manusia di kolong langit, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang senantiasa berusaha untuk terus istiqamah di atas risalahnya.
Selanjutnya, khatib mewasiatkan kepada diri sendiri khususnya dan kepada para jamaah umumnya, untuk semakin meningkatkan komitmen takwa kepada Allah dalam setiap kata yang kita ucapkan dan dalam setiap tindakan yang kita lakukan.
Karena salah satu wasiat teragung Nabi teruntuk umatnya adalah wasiat takwa,
اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ
“Bertakwalah kepada Allah, di mana pun engkau sedang berada.” (HR. At-Tirmidzi No. 1987)
Rasulullah Teladan Akhlak Mulia
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Tahukah kita tentang apa sanjungan yang Allah berikan kepada Rasulullah?
Ketika Allah memberikan pujian kepada Rasulullah, Allah tidak memuji beliau karena parasnya, padahal Rasulullah memiliki wajah yang tampan seperti cahaya matahari yang terang.
Sahabat Abu Hurairah sampai mengatakan, “Aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih indah daripada Rasulullah, seolah-olah matahari beredar di wajahnya.”
Ketika Allah memberikan pujian kepada Rasulullah, Allah juga tak memuji beliau karena nasabnya, padahal Rasulullah berasal dari keluarga bangsawan yang sangat terhormat.
Sampai-sampai musuh-musuhnya Rasulullah pun mengakui hal tersebut, mereka mengatakan, “Garis nasab yang paling mulia di antara kaum kami adalah garis nasabnya Muhammad.”
Tetapi ketika Allah memberikan pujian kepada Rasulullah, Allah justru memberikan pujian dan sanjungan terhadap Rasulullah adalah karena akhlaknya. Allah berfirman, dalam al-Quran Surat al-Qalam ayat 4,
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
“Dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang agung.”
Mengapa Allah menyanjung Rasulullah perihal akhlaknya, bukan perihal parasnya yang rupawan, juga bukan nasabnya yang berada di puncak kemuliaan padahal Rasulullah merupakan manusia terbaik di muka bumi dalam hal nasab?
Karena pelajaran yang sangat penting dalam Islam adalah tentang akhlak. Perhiasan yang paling indah di muka bumi ini adalah akhlak.
Siapa pun yang memiliki ilmu dan status sosial yang tinggi, tetapi ketika perilakunya buruk, orang-orang sekitarnya merasa tak aman dari gangguannya, mulutnya tak terfilter dari kalimat yang kotor, kalimat-kalimatnya sering menyakiti hati saudaranya, maka seakan-akan neraka lebih dekat dengannya meskipun hidupnya bertabur dengan ibadah kepada Allah, meskipun keningnya banyak bersujud kepada Allah, bahkan meskipun perutnya sering berpuasa karena Allah.
Imam al-Bukhari, dalam Adab al-Mufrad nomor hadits 119, meriwayatkan, seorang sahabat pernah bertanya kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, ada seorang perempuan, ia suka shalat malam, senang berpuasa, banyak amalan ibadahnya, dan berhimpun-himpun sedekahnya, tetapi lisannya senang menyakiti tetangganya?”
Nabi menjawab,
لَا خَيْرَ فِيهَا، هِيَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ.
“Tidak ada kebaikan darinya, tempatnya adalah berada di neraka.”
Sahabat lainnya bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, ada pula seorang perempuan yang shalat (sebatas yang wajib), sedekahnya hanya beberapa potong keju, tetapi ia tidak pernah menyakiti siapa pun?”
Nabi pun menjawab,
هِيَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ.
“Dia seorang dari penduduk surga.”
Karena kemuliaan seorang anak Adam bukan hanya dilihat saat ibadah, tetapi komitmen akhlak pada kehidupannya. Mukmin yang paling baik imannya adalah yang paling baik akhlaknya.
Amalan yang Paling Banyak Memasukkan Orang ke Surga
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Akhlak yang baik itu bukan hal yang remeh. Kalau kita mempunyai akhlak yang baik, maka kita tidak hanya dicintai oleh sesama manusia, tetapi juga dicintai oleh Allah, Rabbnya manusia.
Akhlak yang baik itu sangat istimewa dan dihargai mahal oleh Allah. Saking cintanya Allah pada orang yang memiliki akhlak yang terpuji, Allah jadikan amalan yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga itu bukan amalan banyak berpuasa, tetapi adalah akhlak yang memesona.
Dalam Sunan ath-Tirmidzi, hadits nomor 2004 disebutkan, Rasulullah ditanya tentang amalan apa yang paling banyak memasukkan orang ke surga. Beliau menjawab,
أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ ، تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ
“Takwa kepada Allah dan akhlak yang indah.”
Pintu surga dengan segala pesona indahnya pun sampai terbuka, oleh akhlak yang baik.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Salah satu di antara akhlak terpuji Nabi menjadi suri tauladan teruntuk kita adalah Nabi memiliki karakter lembut dalam bertutur kata dan bertindak.
Ibunda Aisyah binti Abu Bakar menceritakan betapa lembutnya sifat Nabi dalam berinteraksi terhadap istrinya, bahwa saat itu Aisyah sedang cemburu sehingga ia menggibahi dan menyebut-nyebut kekurangan fisik ibunda Shafiyah, yaitu pendek.
Mendapati istrinya melakukan sebuah kesalahan, Nabi tidak diam. Nabi menasihati Asiyah dengan penuh kasih sayang tanpa memukul Aisyah, tanpa membentak kasar Asiyah, dan tanpa mencaci-maki Asiyah.
Nabi berkata lembut kepada Aisyah, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam sunannya, hadits nomor 4875,
لَقَدْ قُلْتِ كَلِمَةً لَوْ مُزِجَتْ بِمَاءِ الْبَحْرِ لَمَزَجَتْهُ
“Engkau telah mengucapkan satu perkataan, andai perkataan itu dicampur dengan air laut, niscaya ia akan mencemarinya.”
Karena sikap kelembutan Nabi itulah, Aisyah tersentuh hingga menyesali perbuatannya dan mengakui kesalahannya.
Kepribadian Nabi itu indah. Inilah mengapa kaum musyrik Quraisy Makkah tidak pernah membenci Rasulullah karena kepribadiannya, yang mereka benci adalah dakwahnya Nabi, bukan cara dakwahnya Nabi.
Akhlak mulia itu magnet terkuat sebuah hidayah. Karenanya, banyak orang yang memeluk hidayah disebabkan terpesona dengan akhlaknya Rasulullah, seperti sahabat Tsumamah bin Utsal al-Hanafi yang memeluk Islam setelah melihat betapa cantiknya attitude Rasulullah.
Tsumamah berkata, “Wahai Muhammad, demi Allah, dulu, di muka bumi ini tidak ada wajah yang paling aku benci melebihi wajahmu. Namun sekarang, di muka bumi ini, tidak ada wajah yang paling aku cintai melebihi wajahmu.”
Karena akhlak yang baik itu memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Orang yang dibenci karena kebenaran itu anugerah, tetapi orang yang dibenci karena akhlak itu musibah.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Allah itu tidak suka jika kita memiliki akhlak yang buruk, Allah membenci bila kita mengeluarkan perkataan yang kotor, menghina dengan sebutan binatang, Allah membenci sifat yang tidak adil, Allah tak menyukai karakter yang kasar dan arogan.
Allah tak mau dengan sosok yang hatinya angkuh lagi sombong, Allah tidak pernah ridha dengan yang namanya kedustaan, Allah tak menaruh cinta-Nya pada hamba-Nya yang suka mempersulit orang dan menghianati amanah yang diberikan.
Manusia sesaleh dan sebertakwa Rasulullah saja sampai berlindung diri kepada Allah dari kejelekan akhlak yang buruk. Beliau itu berdoa, hadits riwayat Abu Dawud, nomor hadits 1322,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الشِّقَاقِ وَالنِّفَاقِ وَسُوءِ الْأَخْلَاقِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perpecahan dan kemunafikan serta akhlak yang jelek.”
Jadilah manusia yang elegan dalam bertindak dan indah dalam berucap. Halus dalam tabiat, bermurah hati, berlapang dada, lembut dalam menjalin hubungan sesama, dan tidak marah pada hal-hal yang sifatnya recehan.
Sebagaimana Rasulullah yang memiliki vibes yang positif. Beliau membagi aura cerianya dan gembiranya yang terpancar dari seluruh sikap mulianya hingga orang lain pun merasa sangat senang jika berada di samping Rasulullah.
Ketika Nabi berinteraksi dengan para sahabatnya, beliau berinteraksi dengan rasa cinta dan penuh dengan kehangatan. Senantiasa tersenyum ketika bergaul dengan sahabat-sahabatnya.
Sahabat Abdullah bin Harits sampai berkata, “Aku tidak pernah melihat seorang pun yang paling banyak tersenyum melebihi Rasulullah.” (HR. At-Tirmidzi no. 3641)
Sahabat Jarir bin Abdullah al-Bajali juga mengatakan, “Rasulullah tidak melihatku, kecuali dia pasti tersenyum di depanku.” (Muttafaq ‘alaih)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Akhlak mulia tidak pernah dianak-tirikan oleh Allah. Saking pentingnya akhlak, hingga seluruh ibadah yang kita lakukan selalu terikat dengan akhlak yang baik di mana Allah selalu menyebutkan itu di dalam firman-Nya secara berulang-ulang,
Allah berfirman tentang ibadah sedekah, al-Quran Surat al-Baqarah ayat 263,
قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَآ اَذًى ۗ وَاللّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.”
Allah berfirman tentang ibadah shalat yang sempurna, al-Quran Surat al-Ankabut ayat 45,
اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar.”
Allah berfirman tentang sedekah, al-Quran Surat at-Taubah ayat 103,
خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan (hati) dan menyucikan (diri) mereka.”
Maka, Imam Ibnul Qayyim—dalam Madarijus Salikin,jilid 11, halaman 249—mengatakan, “Seluruh agama Allah ini adalah tentang akhlak. Siapa yang mengunggulimu dalam akhlak, sungguh ia telah mengunggulimu dalam agama.”
Berlatihlah sekuat tenaga untuk terus mempercantik perilaku kita, jadikan kehadiran kita membuat orang senang bukan membuat mereka merasa takut dari gangguan kita. Jadikan karena semakin indah perilaku kita, semakin dekat pula kita dengan Rasulullah di akhirat nanti.
Rasulullah bersabda, hadits riwayat at-Tirmidzi nomor 2018, hadits sahih,
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَىَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّى مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقًا
“Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan yang tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada hari kiamat ialah orang yang bagus akhlaknya.”
Demikian materi khutbah Jumat dengan tema “akhlak mulia jalan terdekat menuju surga” yang dapat khatib sampaikan. Semoga Allah subhanahu wata’ala mengaruniakan akhlak mulia kepada kita dan anak cucu kita semua.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.
اَللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيْمَانَ، وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ، اَللَّهُمَّ اهْدِنَا وَلَا تُضِلُّنَا، اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، وَتَوَفَّنَا عَلَى ذَلِكَ، اَللَّهُمَّ تَوَفَّنَا وَأَنْتَ رَاضٍ عَنَّا، اَللَّهُمَّ أَحْيِنَا عَلَى التَّوْحِيْدِ وَالسُّنَّةِ، وَأَمِتْنَا عَلَى التَّوْحِيْدِ وَالسُّنَّةِ، إِنَّكَ وَلِيُّ ذَلِكَ وَالْقَادِرُ عَلَيْهِ.
اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَاخْذُلْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ دِيْنَكَ، وَكِتَابِكَ، وَسُنَّةِ نَبِيِّكَ، وَعِبَادِكَ الْمُؤْمِنِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِي فِيْهِ مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِي فِيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ، اَللَّهُمَّ احْقِنْ دِمَاءَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَاجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الْحَقِّ الْمُبِيْنَ، وَافْرُجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيْهِ يَا رَبَّ الْعَاَلَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ.
Download PDF Materi Khutbah Jumat
Akhlak Mulia Jalan Terdekat Menuju Surga
di sini
Semoga bermanfaat!
Anda ingin mendapat kiriman update materi khutbah
& artikel dakwah.id melalui WhatsApp?