Materi Khutbah Jumat:
4 Cara Meraih Ridha Allah ‘azza wajalla
Oleh: Sodiq Fajar
Link download materi khutbah Jumat versi PDF ada di bawah tulisan ini.
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
- Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
- Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
وَقَالَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْدُ:
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Kami wasiatkan kepada diri kami, juga kepada jamaah sekalian dengan wasiat yang sangat mulia. Mari tingkatkan iman dan takwa kita kepada Allah ‘azza wajalla. Mari pegang teguh syariat-syariat-Nya.
Mari tegakkan syariat shalat wajib lima waktu. Mari tunaikan hak-hak dan kewajiban-kewajiban kita sebagai hamba Allah ‘azza wajalla dengan sebaik-baiknya.
Tidak ada bekal yang dapat menyelamatkan kita dari siksa api neraka kecuali dengan bekal iman dan takwa kepada Allah ‘azza wajalla.
Mari tingkatkan ketakwaan dan ketaatan kita kepada syariat Allah ‘azza wajalla. Ketahuilah, seburuk-buruk umat adalah umat yang suka melanggar syariat-syariat Allah ‘azza wajalla. Seburuk-buruk umat adalah umat yang tidak mau taat kepada Allah ‘azza wajalla.
Khutbah Jumat: Al-Quran dan as-Sunnah: Pedoman dan Ruh Kehidupan
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Keberadaan kita di dunia ini hanyalah sementara. Umur dunia ini terbatas. Kehidupan di dunia ini hanyalah fana.
Waktu terus berjalan tanpa dapat dihentikan, dan umur kita hanyalah terbatas. Umur kita lebih pendek dari umur dunia ini.
Kita diam, waktu tidak diam. Ia akan terus berjalan. Kita bergerak, waktu pun juga akan bergerak.
Lantas, apa yang harus kita lakukan? Diam saja, atau melakukan sesuatu?
Lalu, jika harus melakukan sesuatu, apa dampak dari aktivitas yang kita lakukan? Dampak buruk, atau dampak baik bagi diri sendiri dan lingkungan?
Maka, inilah yang harus selalu kita jadikan bahan renungan. Apa yang harus kita lakukan di dunia ini? Aktivitas yang bagaimana yang semestinya kita lakukan untuk mengisi waktu di dunia ini?
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Apa jawaban untuk pertanyaan tersebut? Jawabannya adalah ridha Allah ‘azza wajalla.
Kita hanya butuh ridha Allah ‘azza wajalla. Visi kita selama di dunia ini adalah meraih ridha Allah ‘azza wajalla.
Jika Allah ‘azza wajalla telah ridha dengan setiap detik waktu yang kita lalui di dunia ini, insyaallah kebahagiaan akan menyelimuti diri kita. Selamanya.
Jika visi hidup kita di dunia ini bukan untuk meraih ridha Allah ‘azza wajalla, maka yang akan kita dapat adalah neraka Jahanam. Na’udzubillahi min dzalik.
Allah ‘azza wajalla berfirman,
اَفَمَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَ اللّٰهِ كَمَنْۢ بَاۤءَ بِسَخَطٍ مِّنَ اللّٰهِ وَمَأْوٰىهُ جَهَنَّمُ ۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ
“Maka adakah orang yang mengikuti keridaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan dari Allah dan tempatnya di neraka Jahanam? Itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Ali ‘Imran: 162)
Materi Khutbah Jumat: 10 Tanda Lemahnya Iman
Masalah selanjutnya adalah, bagaimana cara meraih ridha Allah ‘azza wajalla tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu mengkaji al-Quran dan as-Sunnah sebagai sumber segala ilmu.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Banyak ulama yang telah menjelaskan bagaimana cara meraih ridha Allah ‘azza wajalla.
Kami ringkaskan menjadi empat cara. Semoga kita dapat memahaminya dengan baik untuk selanjutnya diterapkan dalam kehidupan nyata semampunya.
Pertama: Meraih Ridha Allah ‘azza wajalla dalam Ranah Akidah
Cara meraih ridha Allah ‘azza wajalla dalam ranah akidah adalah dengan beriman kepada-Nya, beribadah hanya kepada-Nya, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.
Selain itu, berpegang teguh dengan agama Allah ‘azza wajalla dan menjauhi sebab-sebab perpecahan umat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلَاثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةِ الْمَالِ
“Sesungguhnya Allah menyukai bagimu tiga perkara dan membenci tiga perkara; Dia menyukai kalian supaya beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, kalian berpegang teguh dengan agama-Nya dan tidak berpecah belah. Dan Allah membenci kalian dari mengatakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta.” (HR. Muslim)
Iman, tauhid, dan ikhlas, ketiga hal ini akan mengantar kita untuk meraih ridha Allah ‘azza wajalla.
Materi Khutbah Jumat: 9 Pengaruh Maksiat Terhadap Kehidupan Seseorang
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Kedua: Meraih Ridha Allah ‘azza wajalla dalam Ranah Ibadah Amaliah
Cara meraih ridha Allah ‘azza wajalla dalam ranah ibadah amaliah adalah dengan memperbanyak amal yang bernilai ketaatan dan ibadah. Dalam hal ini, lurusnya niat menjadi syarat penting dalam beramal.
Sebagai contoh, puasa. Secara umum, puasa merupakan amal ibadah untuk mendapatkan ridha Allah ‘azza wajalla.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
“Dan demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang sedang shaum lebih harum di sisi Allah Ta’ala dari pada harumnya minyak misk, karena dia meninggalkan makanannya, minuman dan nafsu syahwatnya karena Aku. Shaum itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan membalasnya dan setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa.” (HR. Al-Bukhari)
Contoh lain, zikir.
Zikir adalah amalan lisan yang sangat ringan. Namun, di balik ringannya amalan zikir, tersimpan keutamaan yang begitu besar. Zikir termasuk amal ibadah yang mendatangkan ridha Allah ‘azza wajalla.
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ وَأَرْضَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِعْطَاءِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ، وَمِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ، وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ؟
“Maukah kalian saya beritahukan tentang sebaik-baik amalan kalian dan yang lebih diridhai oleh Rabb kalian, lebih mulia bagi kalian dari bersedekah dengan emas dan perak serta dari berperang dengan musuh-musuh kalian kemudian kalian tebas batang leher mereka dan (atau) mereka menebas batang leher kalian?”
قَالُوا: وَمَا ذَاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟
Para sahabat bertanya, “Apakah amalan itu wahai Rasulullah?”
قَالَ: ذِكْرُ اللَّهِ
Beliau menjawab, “Berdzikir kepada Allah.”
وَقَالَ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ: مَا عَمِلَ امْرُؤٌ بِعَمَلٍ أَنْجَى لَهُ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ
Muadz bin Jabal berkata, “Tidaklah suatu amalan yang di kerjakan oleh seseorang lebih dapat melindungi dirinya dari azab Allah ‘azza wajalla selain berzikir kepada Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 3790. Hadits shahih)
Contoh ibadah amaliah yang lain, jihad fisabilillah.
Jihad adalah amalan yang sangat berat. Ya, jihad adalah amal ibadah. Namun, amal ibadah jihad tidak bisa dilakukan sembarangan. Pelaksanaannya harus benar-benar berdasar ilmu.
Beratnya amal ibadah jihad berbanding lurus dengan pahala dan berbagai keutamaan yang didapat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَيُّمَا عَبْدٍ مِنْ عِبَادِي خَرَجَ مُجَاهِدًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي، ضَمِنْتُ لَهُ أَنْ أَرْجِعَهُ، إِنْ أَرْجَعْتُهُ بِمَا أَصَابَ مِنْ أَجْرٍ أَوْ غَنِيمَةٍ، وَإِنْ قَبَضْتُهُ غَفَرْتُ لَهُ وَرَحِمْتُهُ
“Siapa pun hamba-Ku yang berangkat untuk berjihad di jalan Allah dengan mengharapkan keridhaan-Ku, Aku menjaminnya untuk mengembalikannya, apabila Aku mengembalikannya dengan mendapatkan pahala atau rampasan perang, dan apabila Aku mencabut nyawanya, Aku mengampuninya, dan merahmatinya.” (HR. An-Nasai No. 3126)
Contoh lain, membaca, menghafal, tadabbur, dan mengamalkan al-Quran.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
يَجِيءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ حَلِّهِ فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ زِدْهُ فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً
“Pada hari Kiamat, al-Quran akan datang kemudian berkata, ‘Wahai Rabb berilah dia pakaian.’
Maka dipakaikanlah kepadanya mahkota kemuliaan. Kemudian al-Quran berkata lagi, ‘Wahai Rabb, tambahkanlah kepadanya.’
Maka dipakaikan kepadanya pakaian kemuliaan. Kemudian berkata lagi, ‘Wahai Rabb ridhailah dia.’
Akhirnya dia pun diridhai. Kemudian dikatakan kepada ahli al-Quran, ‘Bacalah dan naiklah, niscaya akan ditambahkan kepadamu satu pahala kebaikan pada setiap ayat.’” (HR. At-Tirmizi No. 2915. Hadits ini derajatnya hasan)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Ketiga: Meraih Ridha Allah ‘azza wajalla dalam Ranah Ibadah Hati
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa ridha Allah ‘azza wajalla dapat diraih dengan memperbanyak amalan hati yang selanjutnya mengaktualisasikannya dalam amalan lisan dan anggota badan.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ اللهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا
“Sesungguhnya Allah sangat suka kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid (Alhamdulillah) sesudah makan dan minum.” (HR. Muslim No. 2734)
Contoh lain, bertasbih di malam hari, di siang hari, dan di waktu antara keduanya.
Allah ‘azza wajalla berfirman,
وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا ۚوَمِنْ اٰنَاۤئِ الَّيْلِ فَسَبِّحْ وَاَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضٰى
“Dan bertasbihlah dengan memuji Rabbmu, sebelum matahari terbit, dan sebelum terbenam; dan bertasbihlah (pula) pada waktu tengah malam dan di ujung siang hari, agar engkau merasa tenang.” (QS. Thaha: 130)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Keempat: Meraih Ridha Allah ‘azza wajalla dalam Ranah Muamalah
Di antara cara meraih ridha Allah ‘azza wajalla dalam ranah muamalah adalah dengan menjaga lisan agar hanya mengucapkan kalimat yang positif dan baik kepada orang lain.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,
إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
“Sungguh seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang diridhai Allah, suatu kalimat yang ia tidak memedulikannya, namun dengannya Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sungguh, seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang dibenci oleh Allah, suatu kalimat yang ia tidak memedulikannya, namun dengannya Allah melemparkannya ke dalam neraka.” (HR. Al-Bukhari No. 6478)
Selain dengan berkata yang baik, cara meraih ridha Allah ‘azza wajalla berikutnya adalah dengan berbuat baik kepada orang tua. Birrul walidain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menegaskan bahwa bagi anak, ridha Allah ‘azza wajalla tergantung kepada ridha orang tua.
Dari sahabat Abdullah bin Amru radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, murka Allah tergantung pada murka orang tua.” (HR. At-Tirmizi No. 1899. hadits ini derajatnya hasan)
Materi Khutbah Jumat: Muslim Uighur adalah Saudara Seiman Kita
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Apakah hanya itu cara meraih ridha Allah ‘azza wajalla? Tentu tidak.
Ada banyak sekali cara meraih ridha Allah ‘azza wajalla. Semakin dalam kita mengkaji al-Quran dan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, insyaallah kita akan menemukan semakin banyak cara untuk meraih ridha Allah ‘azza wajalla.
Semoga Allah ‘azza wajalla senantiasa memudahkan kita untuk mempelajari dan mengamalkan kitab sumber ilmu kita, yaitu al-Quran dan as-Sunnah.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَالمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ
اللَّهُمَّ خَالِفْ بَيْنَ كَلِمِهِمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَّذِي لَا تَرُدُّهُ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ
اللَّهُمَّ الْعَنِ الكَفَرَةَ الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ وَيُقَاتِلُوْنَ أَوْلِيَاءَكَ
اللَّهُمَّ إِياَّكَ نَعْبُدُ، وَلَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إِنَّ عَذَابَكَ بِالْكُفّارِ مُلْحِقٌ
اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْإِيْغُوْرَ الْمَظْلُوْمِيْنَ فِي الصِّيْنَ
اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُضْطَهَدِيْنَ الْمَظْلُوْمِيْنَ فِي سُوْرِياَ
اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُضْطَهَدِيْنَ الْمَظْلُوْمِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ
اللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ نَصْرًا مُؤَزَّرًا، اللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ نَصْرًا مُؤَزَّرًا، اللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ نَصْرًا مُؤَزَّرًا
اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِكَ، اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِكَ، اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِكَ
اللَّهُمَّ زِدْنَا وَلَا تَنْقُصْنَا، وَأَكْرِمْنَا وَلَا تُهِنَّا، وَأَعْطِنَا وَلَا تَحْرِمْنَا، وَآثِرْنَا وَلَا تُؤْثِرْ عَلَيْنَا، وَارْضِنَا وَارْضَ عَنَّا
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَبِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
وَصَلَّ اللَّهُمَّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصْحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Download materi khutbah Jumat 4 Cara Meeraih Ridha Allah di sini:
Semoga bermanfaat!
Matur nuwun naskah khutbah Jum’at izin mengunduh .
Sungguh menyentuh hati dan penuh pencerahan.
Terima kasih khutbahnya.
Alhamdulillah, sudah 3x materi ini kami sampaiakn,, jazakumullahu khairan, smoga para ustadz di dakwah id dipanjangkan umurnya dalam kebaikan dan senantiasa bermaamfaat banyak bagi kaum muslimin. aamiin
Masyaallah…. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Barakallah fikum
Mohon maaf ust,boleh minta referensinya g?,jazakalloh🙏
Kayak mana cara downlod nya kok gagal terus?
Silakan tekan tombol “Download PDF” yang terletak di akhir artikel ini.
Jika tidak ada notifikasi download selesai, silakan buka folder hadil download di browser yang Anda gunakan.
Terima kasih.
Jazakumullahu khoiron.
TERIMA KASIH DN IZIN UNDUH, MASUKAN KALAU BISA MATERI JIKA DIBACA DENGAN PELAN TIDAK EBIH DARI 15 MENIT
Alhamdulillah… semoga mencerahkan umat.
Baik, masukan Anda akan kami sampaikan di meja redaksi.
Jazakumullah atas dukungan dan masukannya. Semoga dakwah.id menjadi lebih baik.
Jazakumulloh khoir naskah khutbah buat refrensi pemula seperti saya
Terima kasih naskah khutbahnya