Daftar Isi
Materi Kutbah Jumat
Mewujudkan Hayatan Thayyibah
Oleh: Azzam ad-Dasuqi, S.Pd.I
- Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
- Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright
*) Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْوَاسِعِ الْعَظِيْمِ الْبِرِّ الرَّحِيْمِ خَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ وَأَنْزَلَ الشَّرْعَ فَيَسَّرَهُ وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، بَدَأَ الْخَلْقَ وَأَنْهَاهُ وَيَسَّرَ الْفُلْكَ وَأَجْرَاهُ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
أَحْمَدُهُ عَلَى جَلاَلِ نُعُوْتِهِ وَكَمَالِ صِفَاتِهِ وَأَشْكُرُهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَسَوَابِغِ نِعْمَتِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ فِي أُلُوْهِيَّتِهِ وَرُبُوْبِيَّتِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الْمَبْعُوْثُ إِلَى جَمِيْعِ بَرِيَّتِهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ فِيْ سُنَتِهِ.
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ اِتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ.
قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Alhamdulillah, segala puja dan puji kita sanjungkan kepada Allah subhanahu wata’ala Rabb semesta alam, sebagai Al-Khaliq, Al-Malik, Al-Mudabbir. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang kita harapkan syafaatnya di yaumil qiyamah kelak.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Tak bosan khatib mengajak kepada Jamaah semua khususnya khatib pribadi untuk selalu bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala. Sungguh orang yang bertakwa pasti dia mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.
Bahwa setiap manusia, khususnya kalangan muslim, tentu menginginkan kebahagiaan. Namun karena berbeda persepsi dan pandangan, maka manusia berlainan usaha dalam meraih kebahagiaan tersebut.
Ada yang berkeyakinan bahwa kebahagiaan dapat diraih dengan kekayaan, kekuasaan, dan hubungan badan serta kesenangan dunia lainnya. Maka dia akan berusaha semaksimal mungkin meraih apa yang diinginkannya tersebut.
Apakah setelah meraih itu semua akan bahagia seperti anggapannya selama ini?
Belum tentu. Allah telah mengabadikan narasi mereka yang tidak berbahagia ini, seperti Firaun, Hamam, Qarun, dan umatnya Nabi Luth dengan azab yang pedih. Sebagai akhir hidup yang tidak berbahagia sama sekali.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Islam adalah agama yang sempurna, tentu saja telah menunjukkan apa, di mana, dan bagaimana meraih kebahagiaan itu? Allah subhanahu wata’ala telah menegaskan,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ
“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (QS. An-Nahl: 97)
Ini adalah balasan bagi orang mukmin yang beramal saleh di dunia, yaitu akan mendapatkan kehidupan yang baik.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Abdullah bin Abbas radiyallahu anhuma, telah menafsirkan makna حَيَاةً طَيِّبَةً (kehidupan yang baik) dengan as-sa’adah (kebahagiaan). Kenapa amal saleh membuahkan kebahagiaan? Rupanya para sahabat radhiyallahu ‘anhum dan para ahli tafsir setelah mereka telah menerangkannya secara rinci.
Pertama: Hayatan Thayyibah adalah Kehidupan yang Baik di Dunia
Sebagian ulama mengatakan makna hayyatan thayyibah adalah kehidupan yang baik di dunia. Namun di antara mereka berbeda pendapat tentang rincian arti kebahagiaan yang dimaksud.
Kebahagiaan Bermakna Rezeki yang Halal
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma, Sa’id bin Jubair, adh-dhahak, Atha’ bin Abi Rabah rahimahumullah, bahwa kehidupan yang baik dalam ayat ini adalah, “rezeki yang baik dan halal di dunia.”
Memperoleh rezeki yang halal merupakan ciri kehidupan yang baik, maka Allah subhanahu wata’ala mencintai orang yang demikian sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إنَّ اللهَ تَعَالَى يُحِبُّ أَنْ يَرَى عَبْدَهُ تَعِبًا فِيْ طَلَبِ الْحَلاَلِ
“Sesungguhnya Allah cinta (senang) melihat hamba-Nya lelah dalam mencari yang halal.” (Al-Maqashidu al-Hasanah, as-Sakhawi, 155. Syaikh al-Bani menilai hadits tersebut maudhu’, lihat: as-Silsilah adh-Dhaifah, 10)
Kebahagiaan Bermakna Qanaah
Ali Bin Abi Thalib radiyallahu anhu, Ibnu Abbas dalam sebuah riwayat, al-Hasan al-Basri dalam sebuah riwayat, dan Wahhab bin Munabbih rahimahumullah menafsirkannya dengan al-Qana’ah (kecukupan). (Zaadu al-Musayyar, Ibnu al-Jauzi, 5/8–9)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Rasulullah telah bersabda akan pentingnya qanaah yang menghasilkan kebahagiaan tersendiri.
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Yang namanya kaya (ghina’) bukanlah dengan banyaknya harta (atau banyaknya kemewahan dunia). Namun yang namanya ghina’ adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari No. 5965, Muslim No. 1741)
Kebahagiaan Bermakna Lezatnya Ketaatan
Abu Bakar al-Waraq rahimahullah menafsirkannya (hayyatan thayyibatan) dengan “lezatnya ketaatan.” (Al-Jami’ li ahkami al-Quran, al-Qurtubi, 10/174. Zaadu al-Musayyar, Ibnu al-Jauzi, 5/9)
Kebahagiaan adalah bagi mereka yang telah mencapai maqam manisnya taat kepada Allah dan lezatnya ibadah kepada-Nya. Inilah yang dirasakan Ibnu Taimiyah, di mana beliau pernah mengatakan,
أَنَّ فِيْ الدُنْيَا جَنَّةٌ، مَنْ لَمْ يَدْخُلْهَا لَا يَدْخُلُ جَنَّةُ الآخِرَةِ
“Sesungguhnya di dunia ini terdapat surga, barang siapa yang tidak memasukinya maka ia tidak akan memasuki surga akhirat.” (Al-Wabilu ash-Shayyib, Ibnu Qayyim, 1/67)
Makna surga dunia tersebut adalah beriman kepada Allah, beramal saleh dan rida dengan takdir yang telah Allah shubhanahu wata’ala tetapkan.
Kebahagiaan Bermakna Ketenangan jiwa
Abdurrahman bin Nashr as-Sa’di rahimahullah, menafsirkan kalimat hayatan thayyibah dengan makna,
وَذَلِكَ بِطُمَأْنِيْنَةِ قَلْبِهِ وَسُكُوْنِ نَفْسِهِ وَعَدَمِ الْتِفَاتِهِ لِمَا يُشَوِّشُ عَلَيْهِ قَلْبَهُ وَيَرْزُقُهُ اللهُ رِزْقًا حَلَالَا طَيِّبًا مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“ketenangan jiwa dan hati serta tidak terpengaruh dengan adanya yang mengganggu ketenangan hatinya, karena menjauhi kemaksiatan.” (Taisir al-Karim ar-Rahman, Abdurrahman as-Sa‘di, 1/448)
Materi Khutbah Jumat: Al-Quran Dan As-Sunnah Pedoman Dan Ruh Kehidupan
Kehidupan yang kita jalani insyaallah jika terhindar dari dosa maka ini yang membuat kita menjadi tenang. Ini merupakan salah satu esensi hayatan thayyibah yang amat penting untuk kita miliki. Karena, dosa menjadi faktor kegelisahan dan ketidaktenangan jiwa.
Disebutkan dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَعْلَمَهُ النَّاسُ
“Sedangkan keburukan (dosa) itu adalah sesuatu yang mengganjal dalam dirimu dan kamu benci jika manusia mengetahuinya.” (HR. Ahmad No. 16974)
Kedua: Hayatan Thayyibah adalah Kehidupan yang Baik di Alam Kubur
Dan itu semua merupakan balasan dari Allah bagi mereka yang telah beriman dan melakukan amal saleh,
وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)
Sedangkan dalam ayat ini adalah balasan di akhirat, yakni alam barzakh.
Sebagaimana penafsiran Abu Ghassan, dari Syarik ketika menafsirkan hayyatan thayyibah dengan “Kehidupan yang baik di alam kubur.” (Tafsir Zaad al-Musayyar, Ibnul Jauzi, 5/9)
Ketiga: Hayatan Thayyibah adalah Kehidupan yang Baik di Akhirat Yaitu Surga
Ulama yang menafsirkan hayyatan thayyibatan sebagai “kehidupan yang baik di akhirat berupa surga“. Adalah al-Hasan al-Basri, Mujahid, Said bin Jubair, Qatadah, dan Ibnu Zaid rahimahumullah. (Tafsir Zaad al-Musayyar, Ibnul Jauzi, 5/9)
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Itulah makna tafsir dari kalimat Hayatan Thayyibah sebagaimana yang dipaparkan para mufassir.
Maka Abul Fida’ Ibnu Katsir rahimahullah menyimpulkan kebahagiaan adalah,
“Kehidupan yang baik mencakup seluruh bentuk kelapangan, ketenangan, dari segala sisi.” (Tafsir al-Quran al-’Adhim, Ibnu Katsir, 2/712)
Siapa pun orangnya, jika ia tetap mampu survive dengan imannya di kala sempit atau lapang, mereka inilah yang berhak menyandang kebahagiaan.
Jadi, seorang muslim yang melakukan amal saleh, dia mendapatkan kebahagiaan. Karena dia dengan mudah mengejawantahkan sifat syukur dan sabar. Inilah puncak as-sa’adah. Sebagaimana sabda Nabi,
“Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Dan hal itu tidak akan diperoleh kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan, maka dia bersyukur. Maka hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa kesusahan maka dia bersabar. Maka itu juga merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim No. 5318)
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: 4 Cara Nggayuh Kebahagiaan
Tidak heran jika Umar bin Khathab pernah mengatakan,
لو أن الصبر والشكر بعيران، ما باليت أيهما أركب
“Jika sabar dan syukur itu semisal dua kendaraan yang akan mengantar ke surga, aku tak peduli akan menaiki yang mana.”
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Inilah hakikat kebahagiaan yang sebenarnya.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْا اللهَ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ قَالَ اللهُ تَعَالَى: اَلْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلاَ تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Pada khotbah yang kedua ini, khatib kembali mengingatkan akan firman-Nya,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ
“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (QS. An-Nahl: 97)
Ini adalah balasan bagi orang mukmin yang beramal saleh di dunia, yaitu akan mendapatkan kehidupan yang baik.
Jamaah shalat Jumat rahmakumullah
Bahwa yang dimaksud dengan amalan saleh dalam Tafsir Adhwa’u al-Bayan adalah amalan yang sempurna di dalamnya tiga perkara, yaitu
Pertama, sesuai dengan petunjuk Nabi shallallahu alaihi wasallam;
Kedua, hendaknya ikhlas, semata-mata karena Allah subhanahu wata’ala; dan
Ketiga, amalan tersebut dibangun di atas fondasi akidah yang benar.
Sedangkan Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir al-Quran al-Adzim berkata, “amal saleh” adalah amalan yang sesuai dengan al-Quran dan Sunah Nabi-Nya.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ.
اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى طَاعَتِكَ وَاهْدِهِمْ سَوَاءَ السَّبِيْلِ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْهُمْ الْفِتَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِيْ أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْ مَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِيْ رِضَاكَ، وَارْزُقْهُ الْبِطَانَةَ الصَّالِحَةَ النَاصِحَةَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِيْ أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِنَا مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. والحمدلله ربالعلمين
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Download PDF Materi Khutbah Jumat Singkat dakwah.id
Mewujudkan Hayatan Thayyibah di sini:
Semoga bermanfaat!
Zaadul Masir yg tepatnya tafsir Ibnul Jauzi