Materi khutbah Jumat Muhammad bin maslamah menyikapi orang menghina nabi-dakwah.id

Khutbah Jumat: Muhammad bin Maslamah Teladan Menyikapi Orang yang Menghina Nabi

Terakhir diperbarui pada · 1,796 views

Materi Khutbah Jumat
Muhammad bin Maslamah
Teladan Menyikapi Orang yang Menghina Nabi

Oleh: Abdul Halim Tri Hantoro S.Pd.I

  • Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan.
  • Jika ingin copy paste materi khutbah Jumat ini untuk keperluan repost di media lain, silakan baca dan patuhi ketentuannya di sini: copyright

 

 

 

*) Link download PDF materi khutbah Jumat ini ada di akhir tulisan

إنَّ الحمدَ لله نَحمدُهُ وَنَستَعِينُهُ ونَستَغفِرُه، وَنعوذُ بِالله مِن شُرُورِ أنفسِنا وَسَيِّئاتِ أعمالِنا مَن يَهدِ اللهُ فَلا مضلَّ لَه ومن يُضلِل فَلَن تَجِدَ لهُ وَلِيَّا مُرشِدًا

أشهَد أن لا إلهَ إلا اللهُ وَحدَهُ لا شَريكَ لهُ وَأشهَدُ أنَّ مُحَمّدًا عَبدُهُ ورَسُولُه بَلَّغَ الرِّسالةَ، وَأدّى الأمانَةَ، وَنَصَحَ الأمَّةَ، وَجاهَدَ فِى اللهِ حَقَّ جِهادِهِ حَتَّى أتاهُ اليَقِينُ.

اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم وَبارِك عَلَى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِه وَصَحبِهِ وَمَن تَبِعَهُم بِإِحسانٍ إلى يِومِ الدِّينِ، أمَّا بَعد

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Marilah kita senantiasa bersyukur dan banyak memuji Allah atas karunianya berupa hidayah iman dan Islam. Kalau bukan atas kehendak-Nya niscaya kita tidak akan mendapatkan hidayah tersebut.

وَقَالُواْ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي هَدَىٰنَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا ‌لِنَهۡتَدِيَ لَوۡلَآ أَنۡ هَدَىٰنَا ٱللَّهُۖ

Mereka berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami.” (QS. Al-A’raf: 43)

Kita bershalawat kepada baginda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Mencintai beliau adalah wujud cinta kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Dan ini adalah bentuk keimanan.

Demikian pula sebaliknya, menghina atau membenci beliau adalah wujud dari menghina dan membenci Allah. Dan ini adalah bentuk kekafiran.

قُلۡ ‌إِن ‌كُنتُمۡ ‌تُحِبُّونَ ‌ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)

Marilah kita tingkatkan iman dan takwa kepada Allah subhanahu wata’ala dan senantiasa takut akan datangnya hari di mana setiap amalan akan dibalas dan tiada seorang pun yang akan bisa lari darinya.

وَٱتَّقُواْ ‌يَوۡمٗا تُرۡجَعُونَ فِيهِ إِلَى ٱللَّهِۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفۡسٖ مَّا كَسَبَتۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ

Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan).” (QS. Al-Baqarah: 281)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Menghina atau mengolok-olok orang lain dalam Islam termasuk perbuatan tercela dan terlarang. Ia bahkan disejajarkan dengan dosa pembunuhan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dari hadits Abdullah bin Mas’ud:

سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

Mencela seorang muslim adalah kefasikan (dosa) sedangkan membunuhnya adalah kekafiran.” (HR. Muslim)

Dalam sabdanya yang lain dari hadits Tsabit bin Dhahak:

وَمَنْ لَعَنَ مُؤْمِنًا فَهُوَ كَقَتْلِهِ، وَمَنْ قَذَفَ مُؤْمِنًا بِكُفْرٍ فَهُوَ كَقَتْلِهِ

“Barang siapa melaknat (menghina) seorang mukmin maka sama seperti membunuhnya, dan barang siapa menuduh seorang mukmin maka sama seperti membunuhnya.” (HR. Al-Bukhari)

Jika mencela orang lain secara umum dosanya sedemikian berat, maka bagaimana dengan orang yang menghina Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, manusia terbaik, kekasih Allah, panutan utama kaum muslimin di seluruh dunia? Tentu lebih besar dosa dan hukuman yang akan diterima oleh pelakunya.

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ لَيَقُوْلُنَّ اِنَّمَا كُنَّا نَخُوْضُ وَنَلْعَبُۗ قُلْ اَبِاللّٰهِ وَاٰيٰتِهٖ وَرَسُوْلِهٖ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِءُوْنَ

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab, ‘Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’” (QS. At-Taubah: 65)

لَا تَعۡتَذِرُواْ قَدۡ كَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡۚ

Tidak perlu kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman.” (QS. At-Taubah: 66)

Diriwayatkan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib,

أنَّ يَهوديَّةً كانَت تَشتُمُ النَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – وتَقَعُ فِيْهِ، فخَنَقَهَا رَجُلٌ حَتَّى مَاتَتْ، فَأَبْطَلَ رَسُوْلُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – دَمَّهَا

Seorang wanita Yahudi mencela Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan mencaci maki beliau, kemudian seorang laki-laki mencekiknya sampai mati, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membatalkan (hukuman) atas pembunuhan terhadap wanita itu.” (HR. Al-Baihaqi)

 

Atas dasar keimanan, Muhammad bin Maslamah menghukum orang kafir yang menghina Nabi

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Dalam sejarah Islam banyak sekali kisah yang membanggakan. Kisah yang kami angkat kali ini tentang tindakan kesatria seorang sahabat dalam rangka membela kehormatan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Berangkat dari keimanan dan rasa cintanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dengan gagah berani ia memberikan balasan yang setimpal kepada orang yang mencela dan menghina Allah dan Rasul-Nya.

Inilah yang dilakukan oleh sahabat mulia Muhammad bin Maslamah terhadap gembong kafir musyrik Yahudi penghina Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Muhammad bin Maslamah adalah sahabat Anshar dari suku Aus. Ia termasuk orang-orang yang masuk Islam di awal waktu melalui dakwah sahabat Mush’ab bin Umair di Madinah.

Dialah satu-satunya sahabat Nabi yang memiliki nama Muhammad sebelum ia masuk Islam.

Ia terlibat di banyak jihad pertempuran melawan orang kafir Quraisy pada saat itu.

Artikel Adab: Menghina dengan Sebutan Binatang itu Dosa Besar

Meski demikian, Muhammad bin Maslamah termasuk sahabat yang enggan terlibat peperangan dalam konflik fitnah antar sahabat nabi dalam perang Jamal dan Siffin, karena takut akan fitnah.

Ia adalah sahabat yang dikenal memiliki perawakan tinggi dan besar. Termasuk dalam jajaran sahabat yang memiliki karakter utama, antara lain pendiam, pemikir, amanah, dan orang yang taat dalam menjalankan perintah agama.

Ia juga dikenal sebagai seorang pemberani di medan peperangan dan selalu berada di baris terdepan. Semoga Allah melimpahkan keridhaan kepada beliau.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Ketika kaum musyrikin harus menelan kekalahannya dalam perang Badar, maka Ka’ab bin Al-Asyraf membuat syair-syair ratapan yang mengandung celaan dan hujatan kepada Nabi Muhammad dan kaum muslimin. Ia datang ke Mekkah menyenandungkan syair tersebut di hadapan penduduknya, bahkan ia juga mencela para muslimah pada waktu itu.

Mendengar hal itu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ لِيَ بِكَعْبِ بْنِ الْأَشْرَفِ فَإِنَّهُ قَدْ أَذَي اللهَ وَرَسُوْلَهُ

Siapakah yang mau menyelesaikan urusanku dengan Ka’ab bin Al-Asyraf? Karena sesungguh dia telah menghina Allah dan Rasul-Nya.

Tanpa basa-basi Muhammad bin Maslamah langsung menyahut, “Saya yang akan melakukannya wahai Rasulullah, apakah Anda ingin aku membunuhnya?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Ya!”

Maka Muhammad bin Maslamah berjanji di hadapan Rasulullah untuk membunuh Ka’ab. Dan Allah pun menolongnya menunaikan janji tersebut.

Demikianlah pembelaan sahabat kepada Nabinya. Mereka tahu bahwa mencela Nabinya, sama saja dengan mencela Allah dan kaum muslimin secara keseluruhan. Oleh sebab itu, pelakunya berhak mendapatkan hukuman yang pantas.

 

Bentuk Perbuatan Menghina Nabi

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Manusia yang paling besar ujiannya di muka bumi ini adalah para Nabi, kemudian berikutnya adalah orang yang mengikuti jejak mereka; mendakwahkan apa yang mereka dakwahkan, memperjuangkan apa yang mereka perjuangkan.

Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dikisahkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya seseorang,

أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً؟ قَالَ: الأَنْبِيَاءُ، ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ

Siapakah manusia yang paling berat ujiannya? Beliau menjawab, ‘Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan yang semisalnya.” (HR. At-Tirmidzi)

Termasuk Nabi junjungan kita tercinta, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, juga mendapatkan ujian yang sangat berat dari umatnya, antara lain adalah hinaan dan cemoohan.

Penghinaan, olok-olok, dan cemoohan terhadap nabi dalam Islam disebut dengan istihzabir rasul atau sabbur rasul.

Di antara perbuatan yang termasuk dalam menghina dan mencela Nabi Muhammad adalah sebagai berikut,

 

Pertama: Menghina Nabi dengan lisan

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Perbuatan menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan lisan telah terjadi sejak Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup.

Pada waktu itu, orang kafir Quraisy menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan sebutan orang gila, tukang sihir, dan pendusta.

Bukti penghinaan mereka terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam diabadikan dalam al-Quran. Allah subhanahu wata’ala berfirman,

وَقَالُواْ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِي نُزِّلَ عَلَيۡهِ ٱلذِّكۡرُ إِنَّكَ لَمَجۡنُونٞ

“Dan mereka berkata, ‘Wahai orang yang kepadanya diturunkan al-Quran, sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar orang gila.’” (QS. Al-Hijr: 6)

Dalam firman-Nya yang lain,

وَعَجِبُوٓاْ أَن جَآءَهُم مُّنذِرٞ مِّنۡهُمۡۖ وَقَالَ ٱلۡكَٰفِرُونَ هَٰذَا سَٰحِرٞ كَذَّابٌ

Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata, ‘Orang ini adalah pesihir yang banyak berdusta.’” (QS. Shad: 4)

 

Kedua: Menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam bentuk intimidasi fisik

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Sebagaimana diceritakan dalam hadits dari Abdullah bin Amru bin Ash,

بَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي حِجْرِ الكَعْبَةِ، إِذْ أَقْبَلَ عُقْبَةُ بْنُ أَبِي مُعَيْطٍ، فَوَضَعَ ثَوْبَهُ فِي عُنُقِهِ، فَخَنَقَهُ خَنْقًا شَدِيدًا فَأَقْبَلَ أَبُو بَكْرٍ حَتَّى أَخَذَ بِمَنْكِبِهِ، وَدَفَعَهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: أَتَقْتُلُونَ رَجُلًا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ

Di saat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam shalat di Hijr Kakbah, tiba-tiba datang Uqbah bin Abi Mu’ith lalu dia melilitkan kain di leher Nabi dan mencekik beliau (dengan kain itu) dengan keras sekali. Kemudian datang Abu Bakar dan menarik bahu Uqbah lalu mendorongnya dan menjauhkannya dari Nabi. Lalu berkata: Apakah kalian hendak membunuh orang yang hanya mengatakan Rabbku adalah Allah.” (HR. Al-Bukhari)

Sebagaimana juga diceritakan dalam hadits dari Abdullah bin Mas’ud,

يْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَاجِدٌ وَحَوْلَهُ نَاسٌ مِنْ قُرَيْشٍ مِنَ المُشْرِكِينَ، إِذْ جَاءَ عُقْبَةُ بْنُ أَبِي مُعَيْطٍ بِسَلَى جَزُورٍ، فَقَذَفَهُ عَلَى ظَهْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمْ يَرْفَعْ رَأْسَهُ حَتَّى جَاءَتْ فَاطِمَةُ عَلَيْهَا السَّلَامُ، فَأَخَذَتْ مِنْ ظَهْرِهِ، وَدَعَتْ عَلَى مَنْ صَنَعَ ذَلِكَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اللَّهُمَّ عَلَيْكَ المَلَا مِنْ قُرَيْشٍ، اللَّهُمَّ عَلَيْكَ أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ، وَعُتْبَةَ بْنَ رَبِيعَةَ، وَشَيْبَةَ بْنَ رَبِيعَةَ، وَعُقْبَةَ بْنَ أَبِي مُعَيْطٍ، وَأُمَيَّةَ بْنَ خَلَفٍ، أَوْ أُبَيَّ بْنَ خَلَفٍ، فَلَقَدْ رَأَيْتُهُمْ قُتِلُوا يَوْمَ بَدْرٍ

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sedang sujud dan di sekeliling beliau ada orang-orang musyrik. Lalu datanglah Uqbah bin Abi Mu’ith membawa jeroan (isi perut) hewan sembelihan lalu meletakkannya di atas punggung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau tidak mengangkat kepalanya hingga datanglah fatimah membuangnya dari beliau seraya memanggil orang yang telah melakukannya kepada Beliau. Kemudian beliau berdoa: Ya Allah aku serahkan urusan para pembesar Quraisy kepada-Mu. Ya Allah aku serahkan urusan Abu Jahal, Utbah, Syaibah, Uqbah, Umayyah, dan Ubay bin khalaf. Dan sungguh aku melihat mereka semua terbunuh dalam perang badar.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

 

Ketiga: Menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melalui gambar karikatur

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Bentuk perbuatan menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang sering dilakukan oleh orang-orang kafir pada zaman ini adalah dengan menggambar karikatur bentuk beliau.

Perbuatan menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melalui gambar karikatur pernah terjadi pada 20 September 2005. Dilakukan oleh Jyllands Posten, media surat kabar terbesar di Denmark.

Pada Rabu 19 September 2012, Majalah mingguan Prancis, Charlie Hebdo, juga memuat karikatur yang menghina Nabi Muhammad.

Tak cukup sampai di situ, pada 6 Oktober 2020 lalu, Seorang guru sekolah di pinggiran kota Perancis menunjukkan karikatur yang menghina Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di hadapan murid dalam kelas.

Dan akhirnya kasus penghinaan kepada Nabi tersebut menyulut kemarahan umat Islam di seluruh dunia hingga saat ini.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Dalam Islam hukum menggambar makhluk bernyawa secara umum adalah dilarang. Sebagaimana dalam hadits Abdullah bin Mas’ud, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ

Manusia yang paling keras siksanya nanti di hari kiamat adalah para pelukis.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Sementara para ulama sepakat, menggambar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hukumnya haram.

Menggambar fisik atau wajah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam termasuk dalam kedustaan atas nama beliau.

Materi Khutbah Jumat: 5 Sebab Kehancuran Umat

Dalam hadits Abu Hurairah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

“Barang siapa berdusta mengatasnamakan diriku maka bersiaplah menempati tempat duduk di neraka.” (HR. Muslim)

Dalam hadits Mughirah bin Syu’bah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ، مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

“Sesungguhnya berdusta kepadaku tidaklah sama dengan berdusta kepada salah seorang di antara kalian. Barang siapa berdusta mengatasnamakan diriku maka bersiaplah menempati tempat duduk di neraka.” (HR. Al-Bukhari)

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Perkara menghina Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bukanlah perkara ringan dalam pandangan Islam.

Menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah masalah besar, karena menyangkut kesempurnaan penunaian tuntutan dua kalimat syahadat; laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah. Oleh karena itu, Islam memberikan vonis hukuman yang berat terhadap pelakunya.

Dalam tinjauan syariat Islam, mayoritas ulama berpendapat bahwa penghina Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hukumannya adalah dihukum mati baik pelakunya muslim atau pun kafir.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata dalam kitabnya Ash-Sharimul Maslul Ala Syatimir Rasul (2/13-16),

“Orang yang mencela Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam baik ia muslim atau kafir wajib dihukum mati. Ini adalah pendapat mayoritas ulama. Ibnu Mundzir mengatakan, ‘Mayoritas ulama sepakat bahwa hukuman para pencela Nabi adalah dihukum mati. Di antara yang berpendapat demikian adalah Malik, Al-Laits, Ahmad, Ishaq, dan ini juga merupakan madzhab Syafi’i.’”

Kenapa syariat Islam tampak begitu tegas dalam persoalan penghinaan terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam?

Karena mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah bentuk keimanan seorang muslim. Sehingga, perbuatan menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sebentuk permusuhan terhadap iman kaum muslimin.

Jika kita jujur dalam beriman kepada Nabi, seharusnya kita juga jujur dalam mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ketika seorang muslim telah benar-benar cinta kepada Nabi, cinta atas dasar iman, maka tentu akan muncul rasa benci dan penolakan terhadap setiap hinaan yang ditujukan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam bentuk apa pun.

Oleh sebab itu, rasa marah kita terhadap para penghina Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah marah karena iman. Pembelaan kita terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dari setiap hinaan, adalah pembelaan atas dasar iman. Bukan hawa nafsu.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Demikian materi khutbah Jumat yang dapat kami sampaikan pada siang hari ini, semoga Allah Ta’ala membimbing kita untuk senantiasa mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan membenci serta bersikap tegas terhadap segala bentuk penistaan dan penghinaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

 

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُوْلِ لله وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاة

 

 

 

Download PDF Materi Khutbah Jumat dakwah.id Muhammad bin Maslamah Teladan Menyikapi Orang yang Menghina Nabi di sini:

DOWNLOAD PDF

Semoga bermanfaat!

 

Topik Terkait

Abdul Halim Tri Hantoro, S.Pd.I

Mahasiswa pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam di IAIN Surakarta. Konsentrasi di bidang Tafsir, Hadits dan Tazkiyah. Penikmat kitab Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, Kitab hadits Shahih Fadhailul A'mal karya Syaikh Ali Bin Nayif Asy-Syahud, kitab Madarijus Salikin Manazil Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Aktif mengajar di beberapa kajian tafsir, hadits, dan kajian umum.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Discover more from Dakwah.ID

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading